Karena perpisahan adalah awal pertemuan baru
~Hari ini tepat lima hari Abah di rawat di rumah sakit.Keadaannya sudah membaik.Aku dan Ummi selalu bergantian menjaganya.Aku pun sudah masuk kerja sejak tiga hari yang lalu.
Aku bekerja di sebuah kantor.Yaa aku bekerja sebagai seorang sekretaris.Aku bekerja di sebuah perusahaan besar yang bergelut di bidang property.
Bos ku sangat baik.Dia perempuan anggun berumur 40-an.Dia mengambil alih perusahaan itu sejak suaminya meninggal 2 tahun yang lalu.
Sekarang giliran ku menjaga Abah.Aku duduk di samping Abah yang sedang tertidur efek dari obatnya.
Ku ambil Alqur'an di atas nakas.Ku baca di samping Abah.Aku selalu menjadikan Alqur'an sebagai sandaran saat hati ku sedang gundah atau aku sedang menghadapi masalah.Karena aku yakin Alqur'an adalah obat segala penyakit.
Aku menghentikan bacaan saat ku dengar pintu kamar inap Abah di buka.
Seorang laki-laki berjas putih di ikuti satu perawat di belakangnya.Itu dokter Azam.Dokter yang merawat Abah.Aku tahu namanya dari Ummi.
Dia berdiri di tepi ranjang Abah.Aku reflek berdiri lalu membangun kan Abah.
"Maaf ya saya mengganggu tidur bapak.Sekarang waktunya saya memeriksa kondisi bapak"
Ucap Dokter itu ketika Abah sudah bangun.Abah tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa.
Dokter Azam sibuk memeriksa kondisi Abah dan perawat di sampingnya dengan lincah mencatat di atas kertas yang berisi perkembangan kesehatan Abah.
Sesekali Dokter Azam melirik kepadaku.Aku memilih acuh dan malah mengalihkan pandangan.Walau jujur aku sedikit salting.
Pemeriksaan Abah selesai.Perawat yang menemani dokter Azam pun sudah keluar.Tapi aku heran dokter Azam masih berdiri di samping ranjang Abah.
"Nona Balqis"
Aku mendongak untuk melihatnya yang baru saja memanggilku.Sstt tunggu,dari mana dia tahu nama ku?bahkan kami belum pernah berkenalan.
"Bisa keruangan saya sebentar?ada yang perlu saya bicarakan" ucapnya tegas.
"Ohh..i..iya dok"aku sedikit terbata.
Dokter Azam pamit pada Abah lalu di ikuti dengan ku.Sebelum itu aku membantu Abah tidur kembali dan menyelimutinya sebelum berjalan menuju ruangan dokter Azam.
TOK..TOK..TOK
"Masuk" suara mengintrupsi itu terdengar dari dalam.
Aku masuk kedalam ruangan yang sudah dua kali ku kunjungi ini.Aku duduk di tempat yang sama saat pertama kali aku kesini.
"Ada hal apa ya dok?apa ada masalah dengan kondisi kesehatan Abah saya?"tanya ku memulai pembicaraan.
Ia melipat lengan bajunya sampai ke siku,lalu menjawab "kondisi Abah Anda baik-baik saja bahkan lebih baik dari sebelumnya" aku bernapas legah dan mengucap hamdalah dalam hati.
"Tapi saya memanggil Anda kesini bukan untuk membicarakan itu"
Keningku berkerut tanda tak paham.
Lalu untuk apa ia memanggil ku?hal penting apa sampai tak ingin membicarakannya di kamar Abah tadi?"Lalu tentang apa ya dok?"
Ia tak langsung menjawab.Ku lirik ia memperbaiki posisi duduknya.Kenapa ia seperti orang yang sedang grogi?ada apa dengan dokter di depan ku ini?ku lihat juga ia berkeringat di ruang ber AC ini.
"Dok?"
Ia kembali fokus melihat ku.lalu berdehem.
"Saya ingin melamar nona Balqis dan menjadikan nona Balqis istri saya" ucapnya tanpa jeda,tanpa rasa ragu.
Aku hanya bengong.Apa pendengaran ku masih baik-baik saja?Aku tidak salah dengar kan?
MELAMAR
CALON ISTRI
Oh Tuhan,apa kah ini sebuah candaan?
MAAF YAA KLAU PART INI LEBIH SINGKAT,
PANTENGIN TERUS KISAN BALQIS DI PART SELANJUTNYA
SEE YOU..💕😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rasa Dari Allah
Romance"Mm ... tapi kamu jangan marah ya" "Iya." "Tapi jangan benci juga sama aku" "Iya Balqis." ia tersenyum lagi.Yaa Allah aku semakin gugup. "Mmm ... sebenarnya ... sebenarnya aku ... aku ... aku suka sama kamu dari kita masih SMA." Aku mengucapkannya t...