bagian 3

47 6 2
                                    


Hari hari berikutnya Manggala mengajakku melakukan banyak hal yang belum pernah kulakukan.seperti menyelam dilaut sambil bermain dengan ikan yang berwarna warni.lalu sorenya kami duduk ditepi pantai menunggu malam.

Dia juga pernah mengajakku mancing didermaga dekat pondoknya.membuatku loncat kegirangan saat ikan memakan umpan.aku juga masih ingat pembicaraan terakhir kami waktu itu.

Saat itu aku duduk disampingnya menggandeng tangannya dan menyandarkan kepalaku dipundaknya.

"Al...apa kau senang saat bersamaku?kau bahagia?" dia bertanya padaku memecah keheningan.

" iya aku senang,kau berhasil mengembalikan senyumku lagi"

"Baguslah,emm...apa kau mau berjanji satu hal padaku?" aku takut saat Manggala memintaku untuk berjanji karena berjanji biasa dilakukan orang ketika dia akan pergi dari hidup seseorang.

"Kenapa?kenapa aku harus berjanji?kau akan pergi?" Manggala diam,dia hanya memandangku lalu membuang muka agar aku tidak melihat wajah sedihnya.

"Jawab aku! Kau akan pergi?" aku menahan air mataku yang sedikit lagi keluar.

"Al aku harus pergi"

" kemana?aku akan ikut bersamamu"

"Kau tidak bisa"

Air mataku menetes tanpa kusadari dan hatiku sekarang benar benar takut.kuraih tangannya memegangnya dengan erat.

" apa kau punya masalah?kau membutuhkan waktu sendiri?jika kau akan pergi aku akan menunggumu sampai kau kembali,setelah itu semuanya akan baik baik saja dan kembali seperti ini lagi" air mataku terus mengalir tidak mau berhenti.

Manggala tetap diam dia menarikku kedalam pelukannya hingga aku dapat mendengar kembali suara detak jantungnya.

"Jangan menungguku Al" katanya lirih hampir tidak terdengar.

                           ~∆∆∆~

Keesokan harinya dia benar benar menghilang,dia tidak datang kesekolah bahkan ketika aku mengunjungi pondoknya dia tidak ada.

Aku bertanya kebanyak orang,kekelasnya.namun tidak ada yang tahu dimana Manggala.mereka bilang tidak ada nama Manggala dikelas itu.bahkan guru bahasa perancis waktu itu berkata sama " nak,tidak pernah ada kejadian seperti itu dikelas saya"

Aku terus mencarinya selama 3 bulan namun tidak ada jejak sedikit pun dia seperti Menghilang terbawa ombak,mengelana keseluruh lautan sampai ia lupa kembali.sampai ia lupa ada separuh hati yang menunggunya ditepi dermaga bersama suara ombak,semilir angin dan juga suara burung yang berterbangan pergi.beserta swastamita yang datang sejenak lalu menghilang.

Aku sudah lelah bertanya pada semua orang,namun mereka tidak ada yang tahu nama Manggala.Manggala seakan akan benar benar hilang atau dia tidak pernah ada.dia menghilang dari ingatan semua orang kecuali diriku.

Bahkan aahir aahir ini aku mulai lupa akan dia,tetapi saat aku melihat pot pot bunga dari Manggala aku mengingatnya dan merindukannya.

                             ~∆∆∆~

Aku mengunjungi pondok Manggala setelah 4 bulan,tentu saja tidak dengan delman saat Manggala mengajakku pergi.aku sendirian sekarang,dan disitulah semuanya terjawab tentang siapa Manggala.

Aku masuk kedalam tidak ada yang berubah sedikitpun.tempat dimana aku jatuh cinta dengannya yang disaksikan oleh keramik dan tembikar yang dia buat.

Aku menghampiri rak buku yang penuh dengan novel horor yang terselip satu novel romansa disana yang dibelakang sampul tertulis 'untuk Alina'.

Dan disitulah seorang wanita masuk,dia terkejut melihatku ada didalam.aku menjelaskan segalanya pada wanita itu yang ternyata dia adalah kakak Manggala,Mentari.

Setelah aku selesai bercerita dia menangis lalu memelukku .mengatakan hal yang sampai sekarang tidak dapat aku percaya "sayang,Manggala sudah meninggal 3 tahun yang lalu"

Aku tidak percaya padanya walau dia sudah menjelaskannya berkali kali.bagaimana bisa Manggala sudah meninggal bahkan aku masih ingat matanya yang coklat dan hangat tangannya,pelukannya yang nyaman dan detak jantung yang berirama itu.

kak Mentari masuk kedalam kamar dan kembali membawa sebuah buku dan memberikannya padaku"Manggala tidak suka menulis namun suatu hari dia jadi suka sekali menulis.aku pernah bertanya apa yang dia tulis lalu dia berkata 'seorang gadis yang bernama Alina'

Air mataku jatuh ketika kakak mentari mengatakan hal tersebut,Manggala ternyata sudah mencintai sejak dulu walaupun aku tidak pernah menyadarinya sama sekali.
"Tapi tiga tahun yang lalu atau empat tahun yang lalu aku tidak mengenal nama Manggala"

"Mungkin kamu tidak mengenalnya atau menyadari cintanya,tapi Manggala mengenalmu bahkan dia jatuh cinta padamu.aku dulu penasaran sekali dengan mu siapa wanita yang disukai oleh adikku yang pemalu itu.tapi aku tidak bisa membuka bukunya aku takut dia marah padaku dimanapun dia berada. Tapi kamu bisa membacanya Alina kau wanita istimewa bagi Manggala".

Aku tersadar dari lamunanku tentang aku bertemu dengannya dan juga bagaimana aku jatuh cinta padanya.

Aku membaca buku 1 minggu yang lalu,saat pertama kali menerimanya aku takut membaca buku itu takut dengan apa yang Manggala tulis tentang diriku dan mungkin alasan kenapa dia pergi.

Aku memandang pot kecil di depan ku yang bertulis nama Manggala yang membuatku tambah merindukannya.ku tutup laptopku dan kuambil buku kosong di lemari meja belajarku.
Dan mulai menuliskan ceritaku bersamanya.dan sekarang aku menyadari bahwa Manggala datang agar aku bahagia dan tetap tersenyum seperti yang dia inginkan.

Mungkin lain kali akan ku ceritakan isi buku Manggala tapi tidak sekarang Terima kasih.







Terima kasih telah membaca cerpen saya.🙏😙😘😚💕
Maaf kalau ada banyak typo dan juga tanda baca yang tidak tepat🙏
Kalau banyak yang suka aku lanjutin nulis buku harian Manggala,tapi masih insyaallah😂
Dan jangan lupa vot dan komen💘👌

ManggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang