Bagian 2

46 5 0
                                    


Saat aku turun dari mobil,sepatuku langsung basah terkena genangan air gerimis pagi ini.tidak seperti yang lain,yang sibuk berlarian atau mengorbankan tasnya agar tidak basah.atau mereka yang berjalan santai sambil berbincang bincang pada temannya karena membawa payung.sedangkan aku berjalan dengan santai membiarkan rambut dan bajuku basah terkena tetesan air.

Dikoridor seorang pria menyapaku menanyakan banyak hal ."Sayang,kenapa bajumu basah?kau lupa membawa payung?"dia memperhatikan seluruh tubuhku dengan seksama.aku hanya diam tidak menjawab.aku terus berjalan kekelasku yang sudah tidak jauh lagi.

Pria yang menyapaku tadi adalah pacarku namanya Angga,kami sudah berpacaran selama satu tahun.namun aku tidak pernah nyaman dengannya dan merindukannya ketika jauh.aku tau Angga pria yang baik dia selalu mengerti tentang sikapku namun aku tidak pernah bisa memberikan hatiku padanya.

Setelah sampai dikelas aku merebahkan kepalaku dimeja dan menutupi wajahku dengan tangan.kudengar beberapa anak gadis membicarakanku,aku tahu mereka tidak akan membicarakan hal baik tentangku tapi aku sudah tidak peduli.

Tinggal beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi seseorang datang dan menyapaku
"Selamat pagi Alina"suaranya tidak asing bagiku.aku mendongak melihat siapa dia.dia adalah pria yang datang kerumahku tadi malam,Manggala.dia disini dikelasku.

"Kamu begitu dingin hingga mengalahkan dingin hujan diluar,tapi tidak masalah nanti juga reda bukan?"katanya sambil menoleh kearah jendela memandang hujan dan juga menyindirku.

Aku kembali merebahkan kepalaku dimeja malas meladeni pria tidak waras pagi pagi.
"Baiklah aku pergi,tapi bolehkah aku pergi kehatimu"ujarnya yang terdengar geli ditelinga,namun entah kenapa aku tersenyum ,hatiku tersenyum.

Selama pelajaran dikelas aku tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar didepan.aku sibuk memikirkan sesuatu seperti berandai dan bertanya pada tuhan.

Aku sudah mempunyai segalanya uang kecantikan dan cinta.tapi entah kenapa hari hariku kosong,mononton.seperti aku berlayar dilautan tanpa ombak.

Aku tidak pernah pergi ke mall atau pergi kesalon bersama teman teman.mereka tidak mau berteman denganku,mereka membenci dan iri .mereka pikir aku mempunyai segalanya kecantikan,uang dan pacar yang tampan.mereka bahkan sering membuat rumor buruk tentangku. Tapi aku tidak peduli dengan mereka terserah mereka mau bicara apa padaku.

Memang aku berkata tidak peduli namun pada waktu tertentu aku merasa benar benar sendiri.pulang sekolah waktuku aku habiskan untuk menonton film dan mendengarkan musik dikamar.dan malam hari nya aku sering menghitung bintang sebelum tidur agar aku tidak memikirkan banyak hal.

Aku menoleh kearah luar memandang bola basket ditengah lapangan yang kehujanan.aku lagi lagi berandai,pergi keluar kelas berlari kearah lapangan basket dan bermain hujan disana.menghentakan kakiku digenangan air atau menari nari seperti difilm film india yang biasa kutonton.bahkan hanya dengan membayangkan membuatku senang

Tok...tok...tok...
Seseorang mengetuk pintu kelasku,aku langsung menoleh penasaran dengan siapa yang datang.setelah guru memberi izin dia masuk kedalam kelas.orang itu adalah Manggala pria gila yang datang dengan permisi namun mengganggu hari.

"Selamat pagi pak"

"Iya ada apa?"

"Saya ingin bertemu Alina pak,ada sesuatu yang harus dibicarakan"katanya sambil memandangku dengan senyumannya yang sok polos itu

Pak guru bahasa perancis yang sedang mengajar itu memincingkan alisnya dan berfikir sejenak.kurasa guru bahasa perancis yang terkenal killer itu tidak mengizinkan aku keluar.sementara aku dibangku tersenyum menertawakan kebodohan Manggala.
"Masalah apa?bicarakan nanti saja saat jam istirahat"
"Tidak bisa pak ini sangat darurat,kalau ditunda nanti Alina terlalu banyak berandai"Manggala memandangku kembali dengan senyum licik.

ManggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang