t h r e e _ t o k n o w

5.4K 681 44
                                    

"𝕀𝕟 𝕞𝕪 𝕙𝕖𝕒𝕣𝕥 𝕠𝕟𝕖 𝕥𝕨𝕠, 𝕒𝕗𝕗𝕖𝕔𝕥𝕚𝕠𝕟𝕤 𝕨𝕙𝕚𝕔𝕙 𝕜𝕖𝕖𝕡 𝕚𝕟𝕔𝕣𝕖𝕒𝕤𝕚𝕟𝕘"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝕀𝕟 𝕞𝕪 𝕙𝕖𝕒𝕣𝕥 𝕠𝕟𝕖 𝕥𝕨𝕠, 𝕒𝕗𝕗𝕖𝕔𝕥𝕚𝕠𝕟𝕤 𝕨𝕙𝕚𝕔𝕙 𝕜𝕖𝕖𝕡 𝕚𝕟𝕔𝕣𝕖𝕒𝕤𝕚𝕟𝕘"

_NCT 127 - Once Again_


***


Sebuah keajaiban mungkin terjadi hari ini, gadis pemegang rekor datang terlambat kali ini menginjakan kaki di depan gerbang sekolahnya begitu ayam pelung peliharaan kepala sekolah bahkan baru berkokok. Bukankah itu terlalu pagi untuk menyapa mang jajang yang dengan rutinnya menyapu dedaunan kering?

"Loh neng ala? Neng biasanya ketemu saya pas lagi dapet hukuman karena telat neng?"

"Hehe iya pak, saya baru tau ada teknologi yang namanya alarm"

Jawaban ala sukses membuat mang jajang menggeleng tak habis fikir dengan siswi satu ini, selalu bersikap seenaknya bukan kepalang.

Ala kemudian melangkah menuju ruang kelasnya meskipun ia dengan yakin menebak kalau jeno dan haechan belum ada disana. Setidaknya renjun, tapi anak itu terkadang lebih pilih menjaga tempat fotokopi dan print di sanggar pramuka.

Benar tebakannya, isi kelasnya tak banyak. Sekitar 5 orang dari jajaran jadwal piket hari ini, tidak aneh.

"Kok ala dateng piket?"

Yap, ala sengaja memasang alarm dengan bunyi keras supaya setidaknya ibunya datang dan membangunkannya paksa karena ala jelas tidak akan terbangun sekeras apapun alarmnya. Karena apa? tentu saja jadwal piket.

"Gue totos"

"Bhahh bayar denda mulu ya lu"

Dan sautan yeri yang sedang menyapu dari ujung kelas mendapat sambutan tidak baik dari ekspresi wajah ala. Tebakan kawannya itu tepat sasaran.

Masih ada waktu 30 menit sampai bel masuk berbunyi setelah ala menyelesaikan tugas piketnya. Sementara jeno dan haechan tak kunjung datang, membuat ala terduduk kebingungan di bangkunya. Rasanya asing, merasakan angin dingin pagi hari menyentuh kulitnya.


"Ini yang gak gue sukain dari dateng pagi"

Suara perutnya kemudian membawa ia ke kantin. Kalau difikir lagi, ala memang belum sempat sarapan.

Ala lalu memesan semangkuk bakso dan menelusur sekitaran kantin, sepi. Ternyata tak banyak murid yang pilih sarapan di sekolah.

Dan dewi fortuna mungkin sedang berpihak pada ala. Buktinya, satu orang yang duduk sendiri menyantap sarapannya di ujung kantin setidaknya membantu ala menghindari kesendiriannya.

"Pagi kak xiaojun! Lagi sarapan ya? Sarapan apa?"

Tapi xiaojun malah dibuat keheranan, sejak kapan ia dan gadis mungil dihadapannya sedekat itu untuk saling bertukar sapa?

enigma • xiaojun ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang