Dia cenderung mencoba-coba hingga tak fokus pada satu bidang dalam pekerjaannya
•••
"Chaeyeon, lepaskan!"
Jaehyun refleks mendorong kuat tubuh wanita yang baru saja mencuri ciumannya. Chaeyeon meraup bibirnya tergesa sembari melingkarkan lengan pada tengkuknya sangat erat, seolah hari esok telah tiada. Jika si lelaki berlesung pipi tak menggunakan tenaganya maka tautan mereka mungkin belum terlepas.
Menatap Chaeyeon nyalang dengan nafas memburu, Jaehyun berkata. "Sudah kubilang jangan menciumku sembarangan! Aku sedang di tempat kerja!"
Iris si wanita berambut hitam panjang lantas melebar. Jaehyun meneriakinya seolah ia telah melakukan kesalahan besar. Padahal berciuman adalah hal yang lumrah bagi setiap pasangan di Korea. "Kenapa kau jadi semarah ini?" Ia berkata lirih. "Aku hanya merindukanmu Jaeㅡ"
"Aku tidak suka!" Jaehyun melonggarkan dasinya lalu mendengus kasar. "Lebih baik kau pergi dari sini sebelum kesabaran ku habis," Ia tersulut emosi karena aksi Chaeyeon tadi.
Lagi-lagi rasa jenuh dan bosan itu kembali melanda, terlebih setelah sang tunangan membahas tentang pernikahan mereka nantinya.
"Ada apa denganmu Jaehyun?" Chaeyeon menatap sosok dihadapannya tak percaya. "Kenapa kau berubah seperti ini?"
Jaehyun tak menggubris, ia lebih memilih untuk berjalan meninggalkan Chaeyeon yang mulai menangisinya lagi. Si lelaki berlesung pipi menghela nafas pelan, entah ada apa dengan dirinya juga perasaannya. Ia seolah pengembara yang tengah mencari cinta sejatinya, mencoba menjalin kasih dengan siapa saja kemudian berujung membuat pasangannya terluka.
Satu-satunya penyebab dari luka itu adalah karena rasa bosan dan juga ketidakmampuannya untuk berkomitmen dengan mereka. Jaehyun merasa belum menemukan seseorang yang mantap untuk ia jadikan ratu didalam hatinya.
"Mark, apa kau sudah makan siang?" Jaehyun menghampiri karyawan yang lebih muda darinya di lobby.
"Belum, Hyung." Mark mengangkat dua kotak bekal yang ia pegang. "Coba tebak, siapa yang menitipkan ini untukmu?" Ia mengingat pesan singkat Taeyong di KakaoTalk agar tak memberitahu Jaehyun jika sosok itu datang ke JS Industry tadi.
Namun, Mark tidak bisa menahan hasrat untuk tak memberitahu anak sang pimpinan jika kakak sepupunya lah yang membuat kimbab sebagai menu makan siang mereka.
"Memangnya apa itu?" Jaehyun mengangkat alis penasaran.
"Kimbab," Mark menaik turunkan alis. "Jika kau bisa menebaknya aku akan memberi mu satu kotak."
Jaehyun memiringkan kepala lalu mendesis sejenak. "Aku bisa menebaknya jika telah mencobanya."
"Tidak adil," Mark terkekeh geli. "Itu sama saja jika kau makan lebih dulu, Hyung." Ucapnya setengah merengek.
"Aku tidak tahu, Mark. Perutku sudah berbunyi," Jaehyun memelas.
Lagipula ada-ada saja dengan adik sepupu Taeyong ini, ingin memakan kimbab pun harus bermain tebak-tebakan lebih dulu, pikirnya.
Mark mendesah kecewa. "Memangnya Taeyong Hyung tak pernah membuat kimbab untukmu sebelumnya?"
"Tidak, memangnya kenapa?" Jaehyun semakin dibuat penasaran sekaligus kelaparan.
"Hari ini dia membuatnya untukmu," Mark menggeleng pelan. "Ah, maksudku untuk kita berdua," ia mengoreksi ucapannya. Jika Jaehyun salah paham dan Taeyong ternyata tak menyukai hal itu, nyawanya bisa saja terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Jung | Jaeyong ✓
Fanfic❝He's not Peter Pan, he's Peter Jung❞ M/M | COMFORT/HURT | ANGST | NC-17 Lee Taeyong tidak pernah menyangka jika kehidupannya akan berubah 360 derajat di hari pernikahan mantan kekasihnya, Johnny bersama sahabatnya sendiri, Ten. Sosok bernama Jung...