Malamku, malammu

9 1 0
                                    

Hari ini jam 7 malam, Laura baru pulang dari kantornya. Dia mulai menikmati kerjaannya sebagai sekretaris yang ternyata membuatnya begitu kelelahan. Sampai di kamarnya dia langsung melepas sepatu dan meletakkan tasnya di lemari. Waktu makan pun hampir dilupakannya. Vano memberi kabar kepadanya lewat WA bahwa malam itu dia tidak akan menghampiri kekasih hatinya. Laura melepaskan pakaiannya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lampu kamar yang begitu terang menyinari kamar itu, kini berganti dengan lampu tidur remang-remang yang dipasang disamping tempat tidur Laura. Hari itu adalah hari yang berat baginya sehingga membuat dirinya kelelahan dan langsung tertidur di kasur empuknya.

Kurang lebih pukul 11.00 malam, terdengar ketukan dari balik pintunya. Laura terbangun tapi takut membuka pintunya. Hp-nya mati sehingga dia tidak bisa menghubungi orang lain. Terdengar sekali lagi pintu kamarnya diketuk. Laura ragu untuk membukanya. Tiba-tiba terdengar panggilan sayang dari balik pintu kamarnya. Laura bangkit dari tempat tidur dan mencoba mendekat ke arah pintu. Sekali lagi terdengar ketukan.

"Siapa diluar?" sahut Laura

'Sayang ini aku. Tolong bukakan pintunya" tidak ragu lagi Laura langsung membuka pintunya. Seseorang muncul dari balik pintu masih lengkap dengan seragam kantornya, memeluk Laura dan memberikan ciuman padanya. Vano memasuki kamar membuat Laura menutup kembali pintu kamarnya. Lampu kamar yang tadinya mati dinyalakan kembali. Vano melepas jasnya dan melonggarkan dasinya serta membuka kemejanya.

"Sayang, kok malam-malam begini kamu kemari. Kenapa tidak memberitahuku lebih dulu? Katanya kamu lagi tugas luar.."

"Sebenarnya terjadwal hari ini, tapi tidak jadi. Tadi aku memberitahukanmu lewat WA bahwa aku akan menginap malam ini." Laura terkejut

"WA? ..."Laura memegang hpnya. "Hpku mati sayang, maaf aku tidak melihatnya. Tapi baru kali ini menginap. Tidak seperti biasanya." Sahut Laura sambil berjalan meletakkan jas dan dasinya Vano di atas meja. Vano langsung memeluk erat Laura dan berkata.

"Karena aku merindukanmu makanya aku datang dan menginap disini." Laura tak bisa berbuat apa-apa lagi di dekapan Vano sehingga membuatnya jatuh di tempat tidurnya. Vano mematikan lampu kamarnya dan memainkan jarinya untuk memasang lampu tidur. Laura tak menyangka adegan layak sensor tersebut akan terjadi kedua kalinya. Kini dia sadar bahwa dia bukan lagi seorang perempuan yang bisa menjaga keperawanannya sebelum waktunya tiba. Laura sadar bahwa dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. ini dilakukannya bukan karena paksaan melainkan keinginan bersama mereka berdua. Laura tak bisa menolak untuk melakukannya karena dia tahu bahwa Vano akan menjadi pendampingnya kelak. Laura buta karena cinta. kecintaannya pada Vano membuatnya sampai berani melakukan hal terlarang tersebut. Tapi bagi Vano dan para gadis kota yang lain, ini hanyalah masalah biasa yang tak perlu untuk ditakutkan lagi.

"Laura, kamu wanita cantik yang pernah kutemui. Aku tak bisa melupakan apa yang telah kita lalui bersama. Aku begitu mencintaimu."

"Vano, apakah aku yang pertama untukmu?"Laura berkata membuat Vano terdiam.

"Ya..ini yang pertama untukku..aku mencintaimu."

Kata-kata Vano membuat Laura berpikir untuk kedua kalinya bahwa mereka memang benar-benar saling mencintai. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Mereka berdua saling membutuhkan satu dengan yang lain. Malam pun berlanjut sampai mentari terbit dan membuat mereka berdua telat bangun.

My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang