Laura berangkat menuju kantornya dengan menaiki Grab. Sebagai seorang gadis yang masih muda, Laura begitu cakap dengan pekerjaannya. Hari itu hari yang tak terduga bagi Laura. Laura dikejutkan dengan kedatangan Pak Kim orang kepercayaan pak Nan Fun.
"Saudari Laura"
"Iya Pak Kim..."Sahut Laura sambil menundukkan kepalanya didepan pak Kim.
"Anda dipanggil menghadap pak Direktur."
"Terim kasih Pak Kim.."
Laura dengan balutan office dressnya membuat tubuh seksinya tetap terlihat gemulai. Pemilik tinggi badan 165 cm terlihat bak seorang model yang sementara catwalk. Laura menggunakan kemeja putih tangan panjang dengan kerak tinggi dipadankan dengan rok span hitam pendek dengan high heels. Rambutnya yang panjang dibuatnya seperti sanggul pramugari. Laura berjalan menuju ke kantor direktur diikuti beberapa pasang mata karyawan yang ada di gedung itu.
"Selamat pagi Pak"Sahut Laura sambil mengetuk pintu dan masuk menyapa pak Nan Fun.
"Apakah anda saudari Laura?"
"Iya Pak, "Sahut Laura sambil membungkukkan tubuhnya di depan pak Direktur
"Laura, kinerjamu dinilai baik dan kamu diangkat menjadi sekretarisku. Kamu yang akan mengerjakan semua yang berhubungan dengan pertemuanku dengan perusahaan lain." Laura terkejut mendengarnya.
"Apakah kamu siap"Sahut pak Direktur. Tanpa ragu-ragu lagi Laura mengatakan
"Siap Pak aku bersedia menjadi sekretaris Bapak. "
Kabar ini terdengar di seluruh kantor. Para karyawan berkerumun di meja Laura menunggu Laura keluar dari ruangan Direktur. Tubuhnya yang tinggi langsing mulai terlihat berjalan melewati meja-meja karyawan dengan senyum sumringah yang terlihat diwajahnya. Para temannya langsung memberi selamat kepada Laura.
"Selamat ya Laura...Kamu sudah naik jabatan sekarang.."Sahut Seorang pria berkacamata yang tengah berdiri di depan pintu. Teman-teman yang lain pun langsung memberikan selamat.
"Teman-teman terima kasih untuk semuanya. Kita butuh kerja keras jika ingin menggapai sesuatu. Aku berjanji akan bekerja sebaik mungkin." Laura pantas mendapatkan ini karena dia memang bekerja sesuai dengan job desk-nya dan apa yang telah dikerjakannya selalu yang terbaik. Banyak orang yang memuji kecakapan cewek cantik berkulit putih ini. Lulusan sebuah Kampus ternama dengan predikat Cum Laude melekat erat padanya. Kabar gembira ini pun langsung terdengar di telinga Vano.
"Sayang, aku senang hari ini, .."
"Ada berita hangat apa Laura?"Sahut Vano dari seberang
"Hari ini aku diangkat menjadi sekretarisnya pak Nan Fun. " sahut Laura sambil senyum-senyum
"Oh begitu ya? " kata-kata Vano terdengar tidak senang dengan berita yang disampaikan oleh kekasih hatinya
"Memangnya kenapa Vano? Apa kamu tidak senang aku naik jabatan. Dari karyawan biasa menjadi sekretaris Direktur.
"La, bukannya aku tidak senang dengan pencapaianmu. Aku sudah pernah bilang ke kamu, kalau sebentar lagi Putra kedua Pak Nan Fun yang akan meneruskan bisnis perusahaannya. Jadi aku tidak senang aja kalau kamu yang akan melayaninya.."
"Sayang...kamu jangan pesimis begitu dong. Sampai sekarang ini jabatan Direktur masih dipegang oleh pak Nan Fun. Belum ada tanda-tanda kalau pak Nan Fun akan digantikan oleh anaknya. Tenang aja Vano. Aku akan bekerja sebaik mungkin dan hanya akan melakukan pekerjaanku bukan hal-hal yang lain."
"Laura, kalau Pak Nan Fun, aku tidak akan merasa cemburu. Tapi aku pasti tidak akan rela kekasihku mendampingi lelaki lain. La, pekerjaan sekretaris itu nggak muda. Hampir tiap detik tiap menit tiap jam dia harus selalu berada di samping bossnya. Aku tak bisa membayangkan kamu harus menjalani hal itu dengan orang lain."
"Sayang, percaya padaku, siapapun itu seorang Brad Pitt sekalipun aku tak akan pernah jatuh cinta karena dihatiku hanya ada kamu. Kamu adalah kamu bukan orang lain." Laura tak mengerti betapa Vano begitu perduli terhadapnya sampai dia tak rela seorang lelaki mendekati kekasihnya itu.
"Laura, kalau begitu kamu ke tempatku saja, aku akan menjadikanmu sekretaris pribadiku"
"Sayang, jangan seperti itu. Aku ingin berkarir. Ini cita-citaku dari dulu. Ingin sekali menjadi seseorang yang sukses dan tidak ingin merepotkanmu. Aku ingin berhasil seperti orang lain juga yang ingin berhasil dengan pekerjaan mereka. Aku ingin seperti itu Vano." Vano terdiam sejenak mendengar kata-kata Laura dan akhirnya dia bicara
"Laura, kalau itu kebahagiaanmu, aku tidak akan melarangnya." Hanya kalimat pendek itulah yang dikatakan Vano menutup pembicaraan mereka. Vano tak bisa berbuat apa-apa dengan kemauan kekasih hatinya. Dia hanya terdiam sejenak merenungkan apa yang dia takutkan. Vano hanya memberi kekuatan pada dirinya sendiri bahwa Laura tidak akan dimiliki oleh orang lain. Cintanya pada Laura seluas Samudera, setinggi Gunung dan sedalam lautan.
(Percayalah padaku walaupun ada yang datang menghalangi cintaku, kamu tetaplah cintaku karena kamu adalah kamu bukanlah orang lain)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
RomanceLaura wanita cantik yang pacaran dengan pria tampan sang pemilik perusahaan. Kehidupan cinta mereka berjalan seperti biasanya. Semuanya berubah ketika perusahaan Laura berganti pimpinan.