Laura tak tahu kemana Kevin pergi. Dia bahkan tidak berada di Kantor selama 2 hari sejak kepergiannya itu. Kevin juga tak tahu tentang keberadaan Laura. Laura memutuskan untuk beristirahat di kos-kosannya dahulu. Laura tidak ingin kembali ke apartemen itu untuk bertemu dengan Hana. Bagi Laura tempat ini sudah dianggap sebagai rumah sendiri. Laura menghubungi Kevin tapi nomornya sedang tidak aktif. Beberapa kali Vano menghubunginya tapi tak digubrisnya. Vano meminta Laura untuk bertemu dengannya dan menjawab pertanyaan yang ditanyakannya pada Laura waktu itu. Keluarga Laura bahkan tidak tahu dengan apa yang terjadi pada Laura saat ini. Bagi Laura masalahnya adalah masalahnya bukan masalah orangtua sehingga dia tidak mau melibatkan orangtua dalam masalahnya ini. Rani sahabatnya mengerti dengan apa yang dialami Laura saat ini. Rani memberi diri untuk menemani Laura di kos-kosannya.
"Laura. Kamu sudah makan"
"Sudah Ran.."sahut Laura sambil melepaskan Hpnya dimeja samping tempat tidurnya..
"Sudah dari kemarin Pak Kevin tidak masuk ke kantor. Tidak ada berita apa pun tentang dirinya. Apa dia belum menjengukmu?"
"Belum Ran..Hp-nya tidak aktif..aku tidak bisa menghubunginya"
"Laura...kamu nggak berusaha menghubunginya?"Sahut Rani bertanya.
"Aku tidak bisa memaksanya karena aku sudah mengecewakannya."
"Laura...jangan seperti itu. dia sudah menerimamu apa adanya dengan keadaanmu sekarang."
"Iya Ran...tapi aku tak tahu mau cari dia kemana..."
"Langsung saja ke rumahnya..mungkin dia disana..." laura berpikir lagi dan berkata.
"Makasih untuk masukannya." Laura langsung mengganti pakaiannya bersiap-siap akan pergi tapi seseorang datang dan menghentikan langkahnya. Vano dengan gaya khasnya muncul di depan pintu.
"Laura..."Sahutnya memandang Laura dengan senyum. Laura pun berhenti dan mempersilakan Vano duduk.
"Laura bagaimana keadaanmu?"Tanya Vano sambil memegang tangan Laura. Laura melepaskan tangan Vano. Vano tak bisa berbuat apa-apa
"Aku ingin menanyakan jawabanmu tentang pertanyaanku yang lalu." Laura mengangkat wajahnya memandang Vano. Laura tak tahu harus berkata apa. Seakan-akan dalam dirinya kharisma Vano tidak ada apa-apanya dibanding Kevin. Laura hanya terbayang wajah Kevin. Kini dia baru sadar bahwa dia mulai jatuh cinta pada Kevin. Dulu perasaannya belum jelas pada Kevin karena masih memikirkan tentang Vano. Kini Laura baru menyadari bahwa dia memang harus bertemu dengan Kevin.
"Laura...apakah aku bisa mendapatkan jawabannya sekarang"Sahut Vano. Laura kembali ke memorynya bersama Vano yang mengendap di pikirannya. Semua yang Laura alami bersamanya selalu terkenang dalam pikirannya. Tapi kenangan dengan Kevin yang baru dia rasakan belum lama ini serasa berjalan dalam kurun waktu yang lebih lama dari hubungannya dengan Vano. Wajarlah kalau Laura merasakan hal ini karena hubungannya dengan Vano tidak seintens hubungannya dengan Kevin. Kevin benar-benar memberi warna dalam hidupnya.
"Laura. Banyak hal yang harus kukatakan padamu menyangkut peristiwa yang dulu. Sebenarnya.."
"Vano, tidak perlu kamu menceritakannya padaku soal itu. itu sudah lama berlalu. Aku tidak ingin mengingat lagi hal itu. aku sudah melupakannya dan aku tidak ingin masalah itu terbawa lagi dalam kehidupanku yang sekarang. Sudah cukup untuk membahas hal itu."
"Laura...aku minta maaf padamu akan hal itu. aku akan melepas semuanya dan kita akan memulainya dari awal..."
"Van..kamu tidak perlu mengatakan hal itu. kamu adalah harapan satu-satunya dari keluargamu. Kamu berhak mendapatkan yang terbaik sesuai dengan selera dari keluargamu. Cukup sudah yang kurasakan tempo hari. Mencintaimu adalah hal terindah yang pernah aku alami dalam hidup ini. menjadi bagian dalam hidupmu adalah hal yang paling ingin kulakukan didunia ini dan membangun sebuah keluarga itulah harapanku .....yang dulu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
RomanceLaura wanita cantik yang pacaran dengan pria tampan sang pemilik perusahaan. Kehidupan cinta mereka berjalan seperti biasanya. Semuanya berubah ketika perusahaan Laura berganti pimpinan.