Penjelasan Vano

5 1 0
                                    


                Laura terbangun dari tidurnya, merapikan tempat tidurnya dan bersiap-siap menuju ke tempat kerja kala itu. Laura hanya memikirkan peristiwa yang terjadi kemarin. Siapa yang bersama dengan Vano, itu menjadi ketakutannya. Seharian semalaman dia memikirkan hal itu. Vano belum menghubunginya sejak kemarin hari. Dia pun tak berkunjung ke Laura. Laura masih kesal dengan peristiwa yang terjadi kemarin. Dia bingung apa yang harus dilakukannya. Matanya yang bengkak di tutupnya dengan kacamata. Laura seperti rutinitas biasanya menuju ke tempat kerja menaiki grab. Kantor tempat dia bekerja sudah mulai penuh dengan karyawan-karyawan yang lalu lalang mendatangi kantor. Laura yang biasanya energik, kini terlihat lemas memasuki ruangan kantor. Teman-teman Laura menatapnya heran. Laura dipertemukan dengan Rani yang berjalan menuju kearahnya.

"La, kamu kelihatan nggak mood hari ini? apa kamu sakit? "tanya Rani yang melihat kondisi Laura yang lain dari biasanya.

"Nggak Ran, "sahut Laura membalas kata-kata Rani"

"Ok..kalo gitu aku ke ruanganku ya, nanti kalo butuh bantuan kamu hubungi aku ya?"sahut Rani sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Laura. Laura mengiyakannya dan mencoba membalasnya dengan senyuman.

Laura memulai pekerjaannya tapi moodnya lagi tidak enak, dia hanya kepikiran hal yang kemarin. Perempuan yang dilihatnya bersama Vano mengganggu pikirannya. Laura sampai menjatuhkan berkas-berkas di mejanya. HP Laura tiba-tiba berbunyi. Laura membuka HP-nya dan membaca pesan singkat yang dikirimkan padanya.

"Laura, aku ada di kantormu, bisakah kamu menemuiku sebentar? –Vano-" begitulah bunyi pesan sms yang dibaca Laura. Vano kekasih hatinya akhirnya menghubungi Laura. Laura bingung apakah dia akan menjawabnya atau tidak. Tiba-tiba Rani datang

"Laura, ada Vano di depan.."Rani menunjuk ke arah depan, tapi orangnya tiba-tiba berada di depan Laura. Rani tersenyum dan dibalas senyum oleh Vano.

"Laura..."Vano berkata sambil memegang tangan Laura. Laura mencoba tidak menghiraukan Vano karena kejadian kemarin.

"Laura..."Sekali lagi Vano berkata dan mengelus kepala Laura

"Ada yang perlu kubicarakan padamu" sahutnya pada Laura

"Pertama mohon maaf, aku tak bisa berkunjung ke rumah, karena banyak hal yang harus kulakukan kemarin.."

"Iya, banyak yang harus kamu lakukan dengan perempuan itu, kamu tidak mengangkat telponku dan berjalan dengan perempuan itu. siapa aku dimatamu Vano?"

"Laura,,..aku sudah bilang ke kamu, kemarin hp aku dicuri dan tidak bisa menghubungimu, kemarin aku tidak sengaja ketemu dengan teman lamaku yang juga tetanggaku. Dia baru kembali dari jepang, kami sudah lama tidak bertemu jadi kemarin aku mengajaknya makan dan mengantarnya ke rumah ibunya. Akhirnya sampai kemalaman disana ngobrol dengan Ibunya jadi tidak sempat menghubungimu."

"Vano, ngapain sampai pegang tangan segala, emangnya aku karyawanmu?kamu saja yang nggak berani jujur padaku."

"Sayang, aku baru mau katakan kalau kamu itu pacarku, tapi kamu langsung pergi menghilang dengan cepatnya. Hana hanya teman bukan yang lain. Percaya sama aku. Pacarku hanya kamu nggak ada yang lain Laura."

"Vano, aku cemburu melihatmu bersama perempuan lain, hatiku sakit Vano.."

"Laura, aku sudah menjelaskan semuanya, mohon kamu memakluminya". Vano langsung memeluk kekasih hatinya itu dan Laura pun langsung membalas pelukannya. Hari itu Vano mengajak Laura keluar sebentar. Laura pun akhirnya pergi bersama Vano. Mereka berdua berkeliling kota menikmati indahnya hari itu. Laura merasa bahagia sekali bisa bersama dengan Vano. Hari itu Vano mengajak Laura ke tempat yang selalu mereka datangi.

"Hari ini aku mengajakmu kesini untuk bersenang-senang. Banyak hari kita berdua yang terpakai untuk kerja." Vano dan Laura menghabiskan waktu mereka bersama di hari yang sisa itu. Sampai malam pun tiba, Vano mengantar Laura pulang ke kos-kosannya dan Vano pun memutuskan untuk menginap bersama Laura. Malam yang sunyi menjadi saksi cinta mereka berdua. Bagi Vano Laura adalah segala-galanya, tidak ada yang bisa menggantikan tempat Laura di hatinya meskipun cinta pertamanya kini hadir di depan matanya. Laura pun tak pernah meragukan akan perasaan yang Vano berikan padanya. Bagi Laura memiliki Vano adalah anugerah terindah yang dia miliki saat ini.


My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang