Fi(?)

5 2 0
                                    


"Sebenernya Gue udah tau lo jadian sama Ardi" Kata Vera sambil tertawa berusaha menahan  keegoisannya.

"Eh elo gue kira apaan, dasar! Eh tapi darimana lo tau?" Genia benar - benar tak membaca bahasa tubuh Vera, dia memang merasa heran dengan sikap sahabatnya itu tapi dia tidak tau kenapa Vera sebenarnya.

"Dari matamu matamu ku mulai jatuh cinta.. haha" Vera malah bercanda, dia tak tahu harus mengatakan apa kepada Genia. Untung saja Genia suka bercanda, jadi dia dengan mudahnya teralihkan dari pertanyaannya.


❄❄❄


Ke perpus sekarang, penting! Ardi mengerutkan keningnya ketika membaca pesan singkat dari orang yang tidak asing lagi baginya.

Tak berpikir lama, Ardi pun langsung ke perpustakaan yang letaknya tak jauh dari kelasnya. Sebenarnya Ardi tak ingin menemui orang itu, ada sesuatu yang membuatnya tidak suka.

"Apaan?" Tanya Ardi pada gadis cantik sahabat pacarnya. Tak ada senyum yang tergambar di wajahnya, hanya wajah sinis yang dilihat Vera saat ini.

"Lo jahat banget ya sama gue padahal mama lo bilang....." Tangan Ardi mendarat dengan cepat di mulut Vera sehingga ucapannya terpotong.

"Gue gak mau denger itu lagi ya Ra, lo harus ngerti kita itu udah gede seharusnya lo paham!" Kata Ardi setengah membentak Vera. Vera sudah tidak kuat menahan air matanya kemudian dia berlari ke kelasnya.

Bruukkk.. Vera menabrak seseorang yang tak jauh dari tempat Ardi, nasi berserakan di lantai sementara Genia hanya menganga melihat bekalnya tumpah ke lantai. Kemudian Genia menoleh ke arah seseorang yang menabraknya. "Ra.. Lo kenapa?" Tanya Genia yang tersadar melihat Vera dengan bercucuran air mata. Vera tak menghiraukan Genia, dia berlari ke kelas. Dilihatnya Ardi yang tengah berdiri menatapnya, Genia tahu Ardi pasti bertemu dengan Vera disini.

"Di..? Vera kenapa?" Tanya Genia dengan tatapan curiga. "Gue gak tau Fi, pas gue kesini dia udah nangis gue tanya malah pergi tuh" Fi.. maafin gue, gue terpaksa bohong sama lo. Batin Ardi.

"Genia, Ardi! Ini punya kalian?" Tanya Bu Wina sambil menunjuk nasi abon yang berserakan di lantai, lengkap dengan tempat nasi dan sendoknya. Yaampun, gue lupa beresin. Habislah gue. Batin Genia.

"Ini punya saya bu" jawab Genia seraya membereskan makanannya dengan cepat. Bu Wina sudah terlanjur marah karena Genia sudah melanggar peraturan perpustakaan, Genia dihukum dan harus membereskan buku - buku perpustakaan mulai dari menata sampai menghitung jumlah dan membuat laporan kepada Bu Wina, pengurus perpustakaan. Tentu saja Ardi membantu Genia, Ardi mengaku bersalah telah mengajak Genia makan di perpustakaan, yaa.. ini hanya alasan Ardi saja agar bisa membantu Genia.

Kenapa Genia gak masuk? Apa dia masih di perpus berduaan sama Ardi? Kenapa harus dia sih yang jadi pacarnya Ardi. Lamunan Vera tersadarkan oleh Bilu Wina yang tiba - tiba masuk ke kelasnya dengan membawa secarik kertas. Kening Vera mengerut, dia curiga kalau Genia dihukum di perpustakaan. Dan benar saja, satu jam pelajaran Genia tidak masuk kelas.

"Fi udah ya lo istirahat aja biar gue yang ngerjain ini semua" Kata Ardi yang kasihan melihat kekasihnya sibuk membereskan buku. "Udah lah, ini kan salah gue Di" jawab Genia yang masih fokus dengan tumpukan buku. "Lagian lo sih ngapain juga kesini kan gue udah bilang kita makan siang di kantin aja" Kata Ardi sambil menatap Genia. "Eh gue itu udah ke kantin tapi lo gak ada, gue cari sampe ke kelas terus kata si Fahri lo di perpus" kata Genia yang mulai kesal dengan Ardi. "Maafin gue ya fi" Ardi meminta maaf dengan lembutnya kemudian memeluk Genia. Tunggu - tunggu, dari tadi Ardi manggil gue Fi? Maksudnya apa? Siapa fi?  Petanyaan demi pertanyaan muncul dikepala Genia, tapi pelukan Ardi yang hangat itu mampu membuat Genia menghempaskan pertanyaan - pertanyaan yang memenuhi isi kepalanya.

Satu jam pelajaran tersisa, semua tugas yang diberikan Bu Wina selesai, sebenarnya bukan tugas sih tepatnya hukuman. Ardi dan Genia pun pergi ke kelas.

"Assalamu'alaikum, ijin masuk bu" Genia meminta ijin kepada Bu Fatma guru matematika yang sudah tentu tahu tentang penghukuman Genia. "Masuk" Katanya dengan menoleh ke arah Genia sebentar dan kembali fokus pada bukunya.

"Lo dari mana?" Tanya Vera. "Perpus, dihukum gue gara - gara nasi abon jatuh mana gue laper lagi" Jelas Genia yang kesal kepada temannya itu. Vera pun meminta maaf dia tersadar bahwa dirinyalah yang menabrak Genia dan menjadi penyebab Genia dihukum.


❄❄❄


"Fi.. nih gue bawain nasi abon kesukaan lo" Ardi tiba - tiba sudah ada di hadapan Genia dengan senyum manisnya. Bel istirahat baru saja berbunyi, bagaimana bisa Ardi sudah disini lengkap dengan nasi abon? Tunggu - tunggu.. dia nyebut gue "Fi" lagi? Batin Genia. Teman sekelas Genia mulai gaduh, bisik sana sini melihat Ardi bersama Genia bahkan ada yang berani meneriaki mereka. "Cieee ada pasangan baru nih yeee" Genia sudah tak aneh lagi dengan teman sekelasnya.

Vera sangat risih dengan keadaan seperti ini tanpa menoleh ke arah Ardi dan Genia ia pergi entah kemana.

"Aduh ada yang cemburu nih kayaknya" Genia melihat ke arah sumber suara, benar saja dugaan Genia, siapa lagi pemilik suara itu kalo bukan Raya si ratu gosip bersama pengikutnya itu. Dasar ya mulut gosip sekali gerak aja temennya gak diomongin gatel kayaknya atau mungkin bisa sariawan nyampe pecah - pecah kali ya bibirnya. Eh ko gue jadi nyinyir yaa hmm..

"Ih kenapa lo kesini sih, kita kan bisa makan di kantin, besrisik nih" omel Genia yang risih dengan teman sekelasnya. "Udah lah kita makan disini, udah diem gue suapin" Ardi memasang senyum jailnya, gemas rasanya melihat perempuan yang telah lama mengisi pikirannya itu. Genia hanya memutar kedua bola matanya. "Eh tunggu deh, ini nasi abon darimana? Lo bolos ya" Tanya Genia yang berhenti mengunyah nasi. "Makan aja, jangan ngomel" kata Ardi yang segera mengecup pipi Genia dan berhasil membuat segerombolan putri gosip berteriak histeris melihat kemesraan mereka.

Hah..?

HAPUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang