Gemricik air terdengar begitu nyaring ketika Tryout pertama diadakan. Sungguh sunyi suana saat itu. Rasa tegang dan fokus terlihat begitu jelas diraut wajah setiap anak di ruangan itu. Mereka bersungguh-sungguh menjawab soal demi soal termasuk aku.
Sesi pertama telah usai dan kami pulang menuju rumah masing-masing. Tak usai sampai disitu, aku belajar untuk menghadapi Tryout besuknya. Setiap Tryout yang aku kerjakan selalu memberikan hasil yang terus naik waktu demi waktu. Hingga grafik nya seperti anak tangga.
Seminggu sebelum sebelum UN diadakan do'a bersama di Masjid dekat dengan sekolahku. Setiap murid datang bersama salah satu dari orangtua mereka. Aku datang bersama dengan ayahku kala itu. Kami berdoa dengan sungguh dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Selesai do'a kami bersalaman kepada seluruh wali murid yang ada disana dan meminta maaf serta minta doa restu agar dapat menjalankan UN dengan lancar. Air matapun mengalir tak tertahankan membasahi baju kami.
Kami kembali ke sekolah dengan air mata yang masih mengalir di pipi. Sampai di sekolah kami meminta maaf kepada guru-guru tentang 3 tahun ini yang telah merepotkan mereka. Disambung dengan pergi ke setiap kelas yang ada di sana memohon doa restu serta permintaan maaf pada adik-adik kelas kami. Merekapun memberi kamu semangat dan berdoa untuk kami semua.
Di kelas susana sedih menyelimuti kelas 9 saat itu. Kami saling meminat maaf untuk 3 tahun ini dan berjabatan tangan. Kamipun saling berpelukan meluapkan rasa sedih yang tak bisa ditahan ini. Ketika aku meminta maaf dan berjabat tangan dengan Juan, entah mengapa ia menaruh tangannya didahiku layaknya orangtua dengan anaknya.
Di rumah aku mendapat banyak ucapan semangat UN dari teman-teman lewat media sosial. Hal itu aku tulis kembali pada secarik kertas warna-warni yang kutempel pada meja belajarku. Kertas dengan kata-kata tertempel dengan cantik yang membuat semakin bersemangat untuk belajar dan mewujudkan cita-citaku.
Mendapat ucapan itu membuat kuyakin bahwa mereka sangat menyayangiku, begitu juga aku yang sangat menyayangi mereka. Terkadang sempat ketika aku belajar, tiba-tiba Air mataku jatuh tak terkendali membayangkan ketika nantinya akan berpisah dengan mereka.
Ujianpun dimulai dan berakhir dengan hasil yang lumayan memuaskan untukku. Akupun diterima di SMAN 1 Bojonegoro. Benar saja tak semua dari kami masuk SMA yang sama . Namun kami masih tetap saling menghubungi dan akan tetap saling berhubungan sampai kapanpun.
YOU ARE READING
The Old Me
RandomAngin berhembus mengikuti hayutan air yang melaju menempuh panjangnya jarak yang tak berujung. Menapaki titik-titik setiap jalan yang tersembunyi, melangkha tegap tanpa mengerti rasa takut yang menyelubungi setiap kehidupan