"Hehhh lo lo pada mau kemana ha?" ucapan sang Ketua Osis sukses membuat langkah Raya dan Dita terhenti, kemudian berbalik patah-patah.
Raut muka Raya yang tertangkap basah, langsung ia ubah dengan seringaian, "Eh Kakak, kita mau ke kantin. Kan udah bel istirahat." Ia menyenggol lengan Dita.
Dita yang paham apa maksud Raya, langsung ikut membela dirinya, "Iya kak hehe."
Ketua Osis mendekat, "Kak kalo masuk sekolah kan harus disiplin, berarti istirahat juga harus disiplin dong," lanjut Raya diikuti anggukan Dita.
Ketua Osis menatap mereka mengintimidasi, "Trus kalo guru ngasih hukuman muridnya nggak boleh istirahat, berarti yang nggak disiplin siapa?" tanyanya sambil menyilangkan tangan.
"Ya gurunya," jawab Raya dan Dita kompak.
Ketua Osis itu terperanjak. Tak habis pikir dengan ucapan Adek kelasnya. Padahal dia sudah bilang, sehabis kegiatan keliling sekolah, mereka akan mendapat hukuman darinya. Pasti adek kelasnya hanya mencari-cari alasan agar bisa terhindar dari hukumannya.
"Kalian lupa kalau dapet hukuman?" tanya Ketua Osis mengubah pembahasan.
Raya hanya ber 'eu eu' karena tak tau harus menjawab apa. Sedangkan Dita sudah bercucuran keringat di wajahnya. Seperti habis lari marathon keliling Ibu Kota. Raya melirik-lirik, Ketua Osis itu masih menunggu. Karena sepertinya tidak akan ada harapan jika mengandalkan Dita untuk menjawab, akhirnya Raya memberanikan diri untuk buka mulut.
"Inget kok kak, kita masih muda makanya masih inget. Kalo masih muda udah pikun, entar pas tua bisa jadi kita malah hilang ingatan lagi." Dita hanya mengangguk lemah, pasrah dengan jawaban temannya. Raya memasang senyuman termanisnya.
Ketua Osis itu terperanjak sekali lagi mendengar jawaban adek kelasnya, yang sepertinya sudah kebanyakan micin.
"Oke terserah kalian. Sekarang ikut gue!" Ketua Osis itu berlalu pergi. Raya dan Dita mengikuti di belakangnya dengan langkah lunglai.
=*
Raya dan Dita terperangah menatap taman belakang itu. Kotor sekali! Memang tidak ada yang membersihkan? Raya jamin jika taman ini bersih, pasti terlihat sangat indah.
"Nah kalian ambil daun-daun kering sama sampah plastik itu trus masukin ke trashback." Raya dan Dita mengambil kantung plastik besar yang diberikan Ketos.
"Karena bapak yang biasanya bersihin nggak masuk, kalian yang bakalan bersihin. Gue pantau dari sana." Ketua Osis itu menunjuk pinggir taman dan diikuti tengokan Raya dan Dita.
Raya dan Dita mengangguk kemudian berlalu. Ketua Osis itu berjalan ke tempat yang ditunjuknya tadi. Raya mulai mengambil daun-daun dan memasukkan ke trashback.
Sial sekali hari pertama sudah kena hukuman. Raya terus saja mencebikkan bibirnya. Coba saja jika ia tidak kena hukuman, pasti sudah jajan di kantin. Dilihatnya Dita juga sama dengan dirinya. Menjalani hukuman tidak ikhlas. Apalagi hari sudah mulai panas.
Raya menoleh ke arah Ketos. Ternyata Ketua itu benar-benar melakukan apa yang tadi dia ucapkan. Jika diperhatikan lagi, Ketua Osis itu ternyata tampan. Mempunyai daya pikat tersendiri di dalam dirinya. Di tengah lamunannya, tiba-tiba saja si Ketua Osis mengalihkan pandangannya, berganti objek. Objek yang tak lain dan tak bukan adalah Raya, yang sedari tadi memandangnya.
Sial, Raya tertangkap basah lagi. Ia langsung mengalihkan pandangannya dan melanjutkan memunguti daun-daun kering. Di pinggir taman, Ketua Osis tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jutek Boy
Teen FictionKisah tentang si cerewet Raya bertemu dengan si jutek Richard. Raya yang selalu mengejar Richard, Richard yang selalu menghindar dari kejaran Raya. Raya dengan ketidak tau malunya mengatakan suka kepada Richard. Dan Richard yang selalu merubah penam...