𝑨𝒖𝒓𝒂𝒈𝒂𝒗𝒊𝒏 𝒄𝒐𝒎𝒆𝒃𝒂𝒄𝒌𝒌!! 𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒚𝒂 𝒈𝒖𝒚𝒔𝒔... 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔𝒏𝒚𝒂..
Suasana kelas sekarang sudah tak bisa digambarkan lagi. Perasaan Gavin yang tak bisa terkontrol selalu saja memapahkan sumpah serapah spesial untuk ketiga temannya. Ia menarik nafas kasar. Kalau saja ketiga teman brengsek--nya itu datang, Gavin tak segan mendaratkan sekepal tangannya ke kepala masing-masing orang itu.
Sedangkan Aura? Ia tergeletak tak berdaya. Entah apa yang dilakukan Gavin sekarang, selain memukul-mukul pintu kelas dengan salah satu kakinya.
Brukk!
Berhasil!
Saat itu juga, Gavin menganga. Melihat kejadian luar biasa didepannya. Ia membelalakkan kedua matanya, seolah tak percaya dengan usahanya sendiri. Bukan hanya terbuka, pintu kelasnya pun sampai lepas dan terjatuh berkat Gavin.
Tak peduli, entah ia disuruh menggantikam atau apa, Gavin lebih memilih masuk kedalam kelas dan membopong Aura ke UKS. Ia juga tidak tahu sekarang teman gila bin brengsek itu kemana pergi. Mungkin, mereka sedang nongkrong di kantin sekolah sambil menggosip tentang dirinya dan Aura.
Dilain situasi, Arga menyerput teh es manis, sekiranya ini membuat dirinya semakin segar. Sedangkan Rio? Sedari tadi ia mencari cara agar ponsel Gavin terbuka. Yash, Rio sempat saja mengambil ponsel Gavin didalam kantong celananya. Rencananya tak lain dan tak bukan agar sahabatnya itu tidak bisa menghubungi mereka.
Tak heran, handphone Gavin memakai sidik jari, jadi hanya ia saja yang bisa membukanya.
"Eh, gimana ya si Gavin dan Aura?" tanya Devan sebelum ia memasukkan sebuah cilok kedalam mulutnya.
"Mungkin mereka ngelanjutin konser kita tadi!" Terdengar kekehan dari Rio diakhir katanya tersebut. Kalau saja Gavin mengetahui keberadaan ketiga temannya, ia pasti akan menghampiri dan menghabisi mereka dalam waktu yang singkat. Ahh, tak mungkin, keadaan Aura sekarang lebih mencoba dirinya untuk menemani perempuan galak itu.
"Anjir." sahut Arga, setelahnya ia berdiri dan memerintahkan temannya untuk kembali ke kelas.
Acara classmeet mungkin sudah selesai, dilihat dari banyaknya siswa yang sudah mulai keluar dari aula sekolah. Devan, Arga dan juga Rio tidak peduli, mereka terus saja menyelusuri koridor sekolah untuk menuju kelas.
Mulut Rio menganga, matanya membulat lebar saat melihat nasib kelasnya sekarang. Ternyata, Gavin begitu ahli dalam mendobrak pintu, sampai-sampai pintu tersebut menjatuhkan diri dan retak di beberapa bagian. Bagaimana reaksi Arga dan Devan? Tidak seperti Rio yang mengeluarkan ekspreksi terkejut berlebihan, mereka justru tertawa sangat kencang.
"Mantap." Rio mengantupkan mulutnya kembali, terlebih itu ia sempat mengacungkan jari jempolnya. Ishh, seperti melihat fenomena alam saja si Rio!
"Terus mereka dimana?" Devan menyerngitkan dahinya, melontarkan sebuah pertanyaan yang kedua temannya saja tidak tahu.
Arga menyipitkan matanya saat melihat seorang lelaki yang ingin masuk ke dalam kelas. Bukan Gavin, dia Riko, ketua kelas.
"Ko, lo lihat Gavin sama Aura?" Baru saja Arga ingin bertanya, mulut Rio sudah membuka dan melontarkan pertanyaan--yang ingin ditanyakan Arga sebelumnya.
"Liat. Di UKS."
"Emang keterlaluan ya lo bertiga! Tuh, si Gavin dari tadi udah pemanasan!" lanjut pria itu yang tak lain adalah si Riko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auragavin
Teen FictionPerkelahian setiap hari Senin sudah menjadi rutinitas bagi Aura dan Gavin.Gavin yang selalu berusaha bolos dari piket, dan Aura sebagai wanita pecinta kebersihan. Sampai akhirnya pertengkaran itu akan menjadi hal berbuah manis bagi Aura Gavin. Banya...