•Pertemuan singkat•

76 9 0
                                    

Hari ini tentu saja Adrea menemani Zahra ke bandara untuk menjemput adik nya Cika yang datang dari Bali untuk berlibur.

'Hallo Zah? Gimana, gue udah siap nih.' ucap Adrea.
'iye gue otw.' jawab Zahra di sebrang sana.

Tak menunggu lama, Zahra datang membawa mobilnya, lalu segera pergi bersama Adrea menuju bandara Soekarno-Hatta.

***

"Alvaro! Gile udah gede lo!" Histeris Daniel ketika di bandara, dia takjub melihat Alvaro tampak pangling.

"Dari dulu ge gue mah tetep gini, ganteng." Alvaro tersenyum pede.

"Ge-er lo!" Daniel menepuk bahu Alvaro sedikit kasar.

"Udah ayok balik, laper gue." Jujur Alvaro sambil memegang perutnya.

Mereka tertawa terbahak-bahak sambil sesekali mengingat kejadian-kejadian masa kecil.

"Gue ga nyangka lo dulu nangis! gara-gara rebutan mainan sama gue!" Ejek Alvaro.

"Ah bodo! Intinya harusnya gue yang duluan punya mainan itu!" Daniel tak mau kalah.

"Tapi itu punya gu--" ketika Alvaro bicara, omongannya terputus akibat ada seseorang yang memanggil Daniel.

"Oh Daniel?" Panggil perempuan berambut panjang bergelombang memakai gaun selutut berwarna kuning pastel.

"Eh? Adrea, Lo ngapain disini?" Tanya Daniel keheranan.

Alvaro mengerutkan kening, terkejut. Sejak kapan si ketua burik ini punya cewek? Batinnya.

"Nemenin Zahra jemput adek nya yang dateng dari Bali." Jelas Adrea.

Daniel manggut-manggut mengiyakan omongan Adrea.

"Tumben ga sama Adin." Sindir Daniel, sambil tertawa kecil.

Adin? Cowok yang diceritain Daniel tadi? Oh jadi ini cewek yang disukain Adin? Alvaro bermonolog dalam hati.

"Ga harus sama dia juga setiap hari kan?" Tanya Adrea sambil tertawa.

"Hahaha canda kok."

"Oh iya Dre, kenalin saudara gue dateng dari Belanda lho abis selesain study nya, Alvaro namanya." Ucap Daniel, sambil menunjuk ke arah Alvaro.

"Oh hi?" Kini Adrea melirik ke arah Alvaro, jujur sebenarnya dia dari tadi ga sadar kalau ada orang lain di samping Daniel.

Alvaro melihat wajah Adrea lekat-lekat dan terus menatapnya tanpa cela sedikitpun, dia mengamati seluruh wajah Adrea tanpa terlewatkan.

"Eh iya, nice to meet you." Ucap Alvaro mencoba menahan kegugupannya.

Adrea tersenyum, sebagai tanda bahwa mengiyakan omongan Alvaro.

Mereka bertiga ngobrol dan sesekali Alvaro melirik ke arah Adrea, dia benar-benar takjub dengan Adrea, entah takjub karena apa.

Splas!

"Ah!" Jengkel Alvaro sambil mengelap sedikit baju nya yang terkena minuman bersoda.

"Ma-maaf kak, maaf saya buru-buru soalnya." Ucap seorang perempuan yang terlihat sangat gugup dan ketakutan, akibat sudah menumpahkan minuman bersoda di baju Alvaro.

"Eh jangan kab--" Alvaro baru saja ingin mengejar perempuan itu namun segera di hadang oleh Daniel.

"Udah bro, kelakuan lo dari dulu emang sama aja." Ejek Daniel sambil tertawa.

"Iya tapi kotor baju gue nih!" Alvaro masih sebal.

"Btw gue bawa sapu tangan nih, pinjem aja." Adrea berkata sambil menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna putih.

ADREA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang