•Maaf•

56 8 0
                                    

"Drea, Lo jangan gitu lagi ya, jangan kepikiran udah." Ucap Zahra ketika sudah di depan rumah Adrea karena tadi dia sudah mengantarkan Adrea pulang ke rumah. Dan Zahra khawatir karena keadaan Adrea yang hampir menangis tadi.

"Iya, Zah." Adrea tersenyum tulus.

"Yaudah gue pulang ya." Jawab Zahra.

***

Baru saja Adrea mengunci pintu rumahnya, sebuah ketukan pintu berbunyi lagi.

Aishh, apasih pasti Zahra nih! Jengkel Adrea.

"Apasih Zah? Udah malem ta--" Adrea ternganga melihat seorang laki-laki berdiri di ambang pintu.

"Hai." Sapa laki-laki tersebut.

Demi apapun, Adrea sangat kaget, dia mencoba melihat wajah laki-laki itu lekat-lekat agar mampu mengingat siapa

"Sa-saudaranya Daniel kan?"tanya Adrea mencoba memastikan.

Alvaro tersenyum.

"Gue Alvaro, punya nama kali hehe." Jawabnya.

"Eh i-iya Alvaro, ngapain malem-malem kesini?" Tanya Adrea.

"Gak disuruh masuk nih?" Tanya Alvaro sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

"Mau ngapain emangnya?" Adrea mulai takut, karena menurut nya Alvaro masih orang asing, karena baru pertama kali bertemu.

"Gue masuk aja deh." Alvaro main nyelonong aja masuk ke dalam rumah Adrea.

Gak sopan! Batin Adrea.

"Mau ngapain sih? Lo mau ngapain?" Tanya Adrea dengan intonasi suara cukup tinggi.

"Biasa aja dong, gue cuman mau ngembaliin ini." Jujur Alvaro sambil menyodorkan sebuah sapu tangan.

"Eh?" Adrea menaikkan sebelah alisnya.

"Ikut gue yuk!" Ajak Alvaro, sambil menarik tangan Adrea.

"Eh-eh mau kemana?" Tanya Adrea heran.

"Ikut aja Drea." Lembut Alvaro.

Dingin tangannya ga kayak tangan Adin yang hangat. Batin Adrea sambil melihat tangannya yang terus di tarik oleh Alvaro.

"Ini mau kemana sih Al?"

"Cie, udah mulai nyebut nama gue." Alvaro tersenyum berseri-seri.

"Ih ge-er!" Ejek Adrea tersenyum sedikit, saat sudah di dalam mobil Alvaro.

"Ikut aja, gue mau nunjukin sesuatu nih." Jawabnya sambil menyalakan mobilnya.

Mereka pun pergi, dan sesekali Alvaro melirik ke arah Adrea, dia tersenyum berseri-seri melihat wajah Adrea.

Cantik. Batinnya.

***

Adin sampai di rumah Adrea dengan perasaan sangat merasa bersalah karena kejadian tadi.

"Adrea!" Panggil Adin dari luar pintu.

Tak ada jawaban.

"Adrea! Assalamualaikum." Adin masih terus memanggil.

Apa udah tidur ya? Tapi masih jam setengah 8 kok, masa udah tidur. Batinnya.

"Apa Adrea bener-bener marah sama gue?" Tanya Adin pada diri sendiri.

Adin duduk di depan pintu, sampai Adrea mau membukakan pintu untuk dia.

***

"Eh serius ini mau kemana Al?" Tanya Adrea karena mulai takut.

ADREA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang