•Stupid•

82 8 1
                                    

Adrea mengambil sebuah kotak P3K, untuk mengobati luka Adin.

"Sini, mana lukanya?" Tanya Adrea sambil mengambil kapas dan langsung di usap pelan ke wajah Adin.

"Aww." Rintih Adin.

"Udah Dre, sakit." Lanjut Adin.

"Terus ga diobatin gitu? Udah sini diobatin." Paksa Adrea, dan langsung diangguki oleh Adin.

"Mau tau ga?" Ucap Adin sambil memandang wajah Adrea lekat-lekat.

"Apa?" Tanya Adrea heran.

"Lo cantik." Jujur Adin, dan masih menatap lekat wajah Adrea. Entah kenapa Adin tiba-tiba bicara gue-lo lagi, padahal tadi aku-kamu.

Adrea tersenyum dan langsung menundukkan wajahnya.

"Makasih," jawab Adrea.

Adrea terpaku, Adin memegang pipi nya kemudian di cium lembut oleh Adin. Wajah Adrea berubah menjadi merah.

***

Adin mengambil sebuah handphone yang diletakkan di meja kursi.

"Drea, lo ga keberatan kan kalau gue disini?" Tanya Adin kepada Adrea yang sedang duduk di depan TV sambil mengunyah kuaci.

"Gak apa-apa kok." Jawab Adrea sibuk memakan kuaci.

Adin tersenyum, dan langsung mendekati Adrea untuk duduk bersama menonton TV.

"Drea, nonton film hantu yuk, kayak dulu." Usul Adin.

"Hah? Ga mau ga mau, takut." Rengek Adrea.

"Hahahaha, Lo masih kayak dulu, lucu banget." Adin tertawa melihat mimik wajah Adrea.

"Lucu apa sih Adin! Gue takut tau kalo nonton film hantu, ga mau ah!" Histeris Adrea.

Padahal belum nonton sama sekali tapi Adrea sudah teriak-teriak tidak mau nonton. Dia dari kecil memang tidak suka nonton film hantu, alesannya sih karena takut.

Adin terus menatap wajah Adrea yang sedang ngoceh tak karuan, Adin tersenyum.

Menyadari dirinya sedang diperhatikan, Adrea langsung berpaling, dia malu.

"Apa sih Adin, Lo tuh ya nyebe---"

"Syut, jangan kebanyakan ngomong, Lo tuh cantik." Adin memotong pembicaraan Adrea.

"Apasih ah, dari tadi bikin gue terbang mulu!" Ejek Adrea.

"Biarin yang penting lo seneng ya kan?"

"Iya deh iya terserah." Jawab Adrea sambil tertawa.

***

"Al, Lo kenapa sih, dari tadi murung terus, kenapa lo." Daniel datang membawa semangkuk sup hangat ke kamar Alvaro.

"Ga kenapa-kenapa, ga penting." Singkat Alvaro tanpa melirik ke arah Daniel sedikit pun.

"Hmm gue tau nih, jangan-jangan lo lagi patah hati yaa!!!" Ejek Daniel.

"Ga lucu." Alvaro benar-benar dingin, dia tidak asik yang biasa Daniel lihat.

Ni bocah kenapa sih. Batin Daniel.

"Niel, gue mau nanya." Tanya Alvaro akhirnya membuka suara.

"Hah? Apa?" Tanya Daniel penasaran.

"Kalo misalkan lo suka sama orang terus orang itu sukanya sama orang lain, Lo bakal gimana?" Tanya Alvaro.

"Hmmm, gimana ya." Ucap Daniel seperti sedang berfikir.

"YA GUE REBUT LAGI LAH CEWE NYA!" Lanjut Daniel penuh teriakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADREA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang