...
"Brengsek lo!"
Teriakan itu menganggu gue. Gue pun melihat ke arah petugas perpus yang saat itu adalah seorang siswa seangkatan gue juga. Seakan memberi aba-aba, gue dan sang petugas perpus itu langsung keluar mengecek teriakan itu.
Ternyata itu adalah Adriel dan... Julian. Mereka lagi. Kali ini Julian yang biasanya bareng Mario, dan yang lainnya, kini ia sendiri.
Mereka saling adu mulut. Entah itu apa yang mereka katakan, pokoknya itu terdengar kasar. Hingga Adriel mulai mendorong Julian. Beberapa murid yang di sekitar situ pun berkumpul.
Gue rasa suasananya makin panas, ketika melihat Julian sudah menarik kerah baju Adriel. Gue mau nolong, takutnya gue yang kena. Atau, gue malah dibilangin cari perhatian dari dua cowok ini. Ah! Bodo amat.
Gue pun sedikit menerobos kerumunan dan gue berhasil mendapat pergelangan tangan Julian, dan untung saja... Jordi datang sebagai pahlawan. Jordi pun memegang pundak Adriel dan menahanna agar berhenti. Ia pun memberi gue isyarat untuk menarik Julian pergi. Sedangkan dia menarik paksa Adriel agar berhenti.
"Bubar lo pada! Bukannya misahin,malah nonton." sahut Jordi sambil menerobos kerumunan. Semuanya pun bubar, menyisakan gue, Julian, Adriel dan Jordi di koridor depan perpus. Petugas perpus sepertinya sudah masuk duluan, soalnya dari tadi emang gue ngeliatin dia kayak takut gitu.
Terlihat Adriel yang masih memanas dan memberontak di dalam pegangan Jordi.
"Udah! Lo kenapa sih?!" bentak Jordi sesekali mendorong bahu Adriel.
"Lo mau masalah ini sampai ke BK? Terus lo dihukum dan lo dimarahin sama kepsek?! Walaupun dia om lo, gak menutup kemungkinan dia bakalan ngeluarin lo." bentak Jordi lagi berhasil memperdaya Adriel. Terlihat Adriel menatap tajam ke arah Jordi.
Kini gue sekarang sedang berurusan dengan Julian yang terlihat sangat emosi. Walaupun gak memberontak sedikit pun, tapi gue tau maksud dari tatapan Julian itu.
"Lo kenapa lagi sih J?!" sahut gue.'J' emang nama panggilan gue untuk Julian. Ia yang tadinya menatap tajam ke arah Adriel, kini menatap ke arah gue dengan tatapan sayu nya.
Dia menatap gue lama. Begitu juga gue. Gue menunggu jawaban dari Julian. Gue menatap mata Julian dalam seakan baru sadar kalau dia adalah cowok nyebelin yang suka bikin onar.
[ Julian ]
"Gue baik-baik aja." ucapnya dingin. Gue pun melepas genggaman yang sedari tadi terasa dingin menempel di pergelangan tangan Julian.
Dia pun memperbaiki bajunya yang terlihat berantakan.
Terlihat Jordi sudah menyeret Adriel pergi dari koridor. Gue pun beralih ke Julian. Ternyata dia sudah beberapa langkah menjauh dari gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
T-ISSUE (REVISI)
Fiksi RemajaTISSUE : Teenager ISSUE. Teenagers who need to help self. Seorang perempuan yang masih duduk di bangku SMA. Mengalami berbagai masalah dari beberapa arah. Persahabatan? Ya cukup beruntung untuk mendapatkan 'beberapa' orang yang benar-benar tulus dan...