Dia

80.9K 3K 147
                                    

"Heh, Lif lo serius lihat makhluk yang menyerupai Ghina?" tanya Della sangat antusias.

Alif mengangguk lemah. "Iya, gue serius," jawabnya.

Mereka berlima sedang berkumpul di halaman belakang, duduk berbentuk lingkaran yang di tengahnya terdapat api unggun. Dan Alif menceritakan kejadian yang baru dialaminya.

"Emang lo nggak curiga sebelumnya? Kalau itu bukan Ghina?" tanya David dengan alis yang saling bertautan.

"Nah! iya betul tuh kata David. Emang lo nggak curiga? Setau gue sih, ya 'kan makhluk itu beda dengan kita, ya walaupun mereka menyerupai," timpal Della.

Ghina memiringkan kepalaku dan menatap Della. "Maksud kamu, Del? Aku nggak ngerti."

Della memutarkan bola matanya. "Oh Astaga, Ghina! Susah emang ngomong sama lo. Gue kira lemot lo udah hilang, ternyata belum," hardik Della seraya menggelengkan kepalanya.

Yaaaa, Ghina memang sering dibilang lemot sama mereka. Tapi dia biasa saja menanggapinya, karena Ghina pikir toh dia nggak seperti yang mereka kira ini. Ini juga 'kan salah mereka yang ngomongnya berbelit-belit. Dan satu lagi, Ghina dibilang lugu sama temannya, karena dia kalau berbicara memakai 'Aku-kamu'

Menurutnya sih ya, kalau ngomong memakai 'Gue-Elo' itu nggak sopan.

Oke, balik lagi kesemula. Ghina hanya bisa senyam-senyum tidak jelas dan menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Maksud Della, mereka itu kalo jalan nggak nampak," jelas Akselia. Kening Ghina pun mengernyit saat mendengar penjelasan Akselia.

"Ehm, maksudnya melayang," ralat Akselia. Ghina mengangguk mengerti.

Alif terdiam mengingat kejadian tadi. "Itu masalahnya, gue nggak perhatiin dia nampak atau nggak. Tapi ada yang buat gue curiga juga sih," ujar Alif.

"Apa?" tanya David.

"Pertama pas dia masuk ke kamar itu ... hawanya udah beda aja. Terus pas gue deketin, gue malah merasa merinding," jawab Alif dengan tatapan kosong ke arah api unggun.

"Terus apa lagi, Lif? Gue jadi merinding," tanya Della seraya mengusap-ngusap lengan tangannya.

"Mukanya itu pucat banget, tatapannya kosong, dia nggak ngomong apa-apa pas gue tanya-tanya. Dia malah jawab pake bahasa tubuh. Sekalinya ngomong, bikin bulu kuduk gue meremang," tutur Alif.

"Udah-udah nggak usah diomongin lagi. Nanti dianya marah. Yaudah, kalo gitu lain kali kita harus lebih hati-hati aja," ucap Akselia.

"Apaan sih lo, Sel. Orang lagi cerita seru gini juga. Udah deh bilang aja kalo lo takut," cerca Della.

Akselia mendengus kesal. "Terserah lo, aja," ucapnya.

"Kalo misalnya dia nampakin dirinya lagi gimana?" tanya Della.

Alif mengedikan bahunya acuh. "Entahlah," jawabnya.

"Gue jadi penasaran," gumam David.

"Kamu penasaran, Dav? Hati-hati nanti malah di datengin," ledek Ghina membuat David tergelak.

"Coba aja kalo dia berani," tantang David dengan sisa tawanya.

"Udah kita nggak usah ngomongin Dia. Bahas yang lain aja," celetuk Akselia.

Pppraannggg!!!

Sontak membuat mereka berlima terlonjak kaget.

"Astaga! Apaan yang jatuh?" tanya Ghina.

"Suaranya dari arah Dapur," jawab David.

Akselia berdecak. "Ck. Udah dibilangin batu sih kalian. Marahkan Dia," cetus Akselia berlalu meninggalkan temannya.

***

Mereka mengecek keadaan dapur, berantakan. Padahal tadi, saat ditinggal ke halaman keadaan dapur rapi. Tapi sekarang? Bak kapal pecah!

Akselia menggeleng sambil bersedekap. "Kelakuan!" gumamnya.

"Gantian dong, sekarang yang cowok beresin dapur!" ujar Della.

"Apa cara?! Nggak, nggak! Ini 'kan urusan cewek. Ya kan, Dav?" ujar Alif menyikut David. Yang dijawab anggukan oleh David.

"Yaudah, sih. Kalo nggak mau bantuin yaudah pergi gih, ngapain masih di sini!" gerutu Ghina.

"Kita bantuin," celetuk David yang berubah pikiran dan langsung bergerak.

"Gitu dong dari tadi," cetus Della.

Tiba-tiba saja televisi yang berada di ruang tamu menyala dengan sendirinya membuat mereka berdiam dan saling melemparkan tatapan 'siapa yang menyalakan tv?'

Akselia pun beranjak pergi menju ruang tamu. Tidak lama kemudian Akselia datang kembali.

"Si-siapa, Sel?" tanya Della gagap.

Akselia mengibaskan tangannya. "Biasalah. Udah diemin aja, dia cuma mau ngerjain kita," jawab Akselia santai.

Mereka pun sibuk membereskan dapur yang juga terhubung ke ruang makan. Saat dapur sudah rapi, mereka menuju ruang tamu untuk beristirahat.

Ghina memutuskan untuk cuci tangan di westafel dapur. Namun, di dapur dia melihat seorang wanita berambut panjang membelakanginya, Ghina berjalan mendekat ke arahnya.

Loh kok ada orang di sini? Bukannya si Akselia dan Della ada di ruang tamu? Lalu, wanita i-ini si-siapa?

TO BE CONTINUE

Instagram, line, snapchat, ask.fm: sasqiadn
Twitter: SasqiaaaDN

Bytheway Thankyou!!!! Buat yang udah nyempetin Vomment , ilysm deh buat yang Vomment muah:*

Vila Angker [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang