#5

7 7 0
                                    

Arga memesan makanan dan minuman untuknya dan teman-temannya, karena hari ini adalah jatah Arga untuk mentraktir mereka.

" Mang Edii, Bakso nya ceban yaa.. Terus pake sambel 4 sendok gausah pake kecap sama saos, anterin ke meja ono ya mang" teriak Gadis itu lalu pergi menuju stand yg lainnya

" Wokeh" Balas Mang Edi-- tukang bakso

Arga mencari suara cempreng yg memasuki gendang telinga nya. Dapat! Ia melihat Eci di stand bakso mang Edi. Sebuah ide cemerlang menghampirinya.

Arga berjalan mendekati stand Mang Edi yg sedang meracik bakso milik Eci.

" Mang, Bakso Ceban" Ucap Arga

" Iye, bentran tapi ya.. Mamang mau nganterin punya Eci" ucap Mang Edi

"Biar saya aja" tawar Arga lalu mengambil mangkok Bakso dari mang Edi tetapi di tahan

" Eh, atuh gausah" Tak enak Mang Edi

" Buatin. Punya. Saya. SEKARANG" Ucap Arga dengan dingin dan penuh penekanan

"Iya udah, Tolong ya" Putus Mang Edi lalu menyerahkan Mangkok Bakso

"Hmm"

Selagi Mang Edi sibuk meracik bakso milik Arga, Arga mengambil Satu sendok sambel dengan penuh lalu menuangkannya ke dalam Bakso Eci.

Arga menyunggingkan senyum miringnya lalu berjalan menuju meja dimana tempat Eci duduk

Banyak pasang mata yg melihat Arga berjalan ke arah meja Eci merasa senang karena Arga berjalan kearah mereka. Karena mereka duduk di barisan Eci.

Namun hasilnya nihil, Arga malah berhenti di tempat Eci. Eci yg sedang mengobrol itu langsung berhenti melihat baksonya sudah datang

" Yeeeayy!! Makann!! Yummyy" Girang Eci sambil menepuk tangan

" Makasih yaa maa..ng"

" Kok elo sih yg nganterin? Waah mau balas dendam ya lu sama gue?" tuduh Eci menunjuk Arga dengan telunjuknya

Arga menepis telunjuk Eci dengan kasar, lalu..

" Gak tau terima kasih" Ketus Arga lalu pergi mengambil Bakso pesanannya

' Ish, tuh mulut pedes amat sih kalo ngomong' Kesal Eci dalam Hati

Ia mengambil bakso yg tadi di bawakan oleh Arga dan memakannya. Arga memandangi Eci dengan ekspresi tak bisa di baca

" Woy, Bagong! Bengong aje lu. Gue dritadi ngomong sama elu, tapi elunya malah liatin ke arah laen" Kesal Fajar

" Liatin apaan sih, Ga? Serius amat liatnya" Lanjut Bimo. Mereka bertiga mengikuti arah pandangan yg Di tuju Arga

" Ooo jadi gara-gara liatin tuh cewe elu kagak dengerin gue ngomong? Waah Arga kita udah gede sekarang" Ledek Panji dengan menoel Dagu Arga

Hal itu membuat Arga terlepas dari pandangannya dan menatap Cengo teman-temannya

" Hah? Kenapa?" Beo Arga dengan polos

" Ish si dongo, kalo cinta tuh ya di samperin terus nyatain perasaannya.. bukannya malah ngeliatin doi dari jauh" Ledek Bimo langsung mendapatkan tatapan bingung dari Arga

" Paan sih! Gajelas banget! Siapa kali yg jatuh cinta" Elak Arga karena ia benar-benar tidak tahu apa yg di bicarakan teman-temannya itu

Ia memakan bakso yg sempat tertunda.
" Heleh, alesan klasik! Jelas² elo itu ngeliatin Eci,Arga!" Kesal Bimo Karena Arga tidak peka-peka apa yg mereka bicarakan.

ARCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang