#10

9 5 0
                                    

Seorang laki-laki masih bergulat dengan alam mimpinya dengan selimut yang melilit tubuh atletisnya.

"Den, bangun.. udah siang" Ucap Bi Inah–ART di rumah Arga

" Hmm" Gumam Arga

"Ini udah jam setengah 7,Den"

Arga membuka matanya dan langsung berlari menuju ke kamar mandi "Aduhh,, kok bibi gak bangunin Arga sih!!" Teriak Arga dari kamar

Bi Inah yang mendengarnya menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku Tuan mudanya itu dan segera pergi ke dapur

Setelah selesai acara mandi bebek, Arga menyisir rambutnya dengan asal, mengambil parfum, memakai jam tangan DW, lalu memakai sepatunya. Merasa sudah selesai, ia bergegas pergi ke sekolah

Saat menuruni anak tangga, suara Bi Inah memanggilnya "Den, bibi udah buatin sandwich–jangan lupa di makan ya, biar gak sakit" Jelas Bi Inah dengan penuh perhatian berbalik dengan kedua orang tuanya dan menyerahkan kotak bekal ke Arga

Arga tersenyum mendengarnya " iyaa bibiiii, makasih ya bi" Balas Arga dengan tulus

"Sama-sama, yaudah buruan atuh berangkat, nanti telat lagi"

"Oiya deng! Yaudah Arga berangkat dulu,bi–Assalamu'alaikum" Pamit Arga dan langsung berlari menuju bagasi

#######################

Saat ini Arga sedang terjebak macet selama 5 menit yang lalu. Sehingga ia tiba di sekolah, gerbang sudah di tutup karena sekolah sudah jam masuk.

"Pak bukain" Perintah Arga

"Aduhh,, gak bisa,dong! Kamu ini niat sekolah gak? Dateng jam segini!" Omel Pak Hamid –Satpam

"Bacot elah,, bukain!" Ketus Arga

"Gak bisa" tolak Pak Hamid

"Gue aduin ke bokap biar lo di pecat" Ancamnya

"Puguh bapak kamu sendiri yang bilang, kalo ada yang minta bukain gerbang gausah di bukain" Balas Pak Hamid

"Anjing lah! Bokap bangsat" Umpat Arga lalu menyalakan motornya dan pergi dari situ dan pergi ke gazebo yang berada di depan sekolah.

Ia membuka helmnya dan menaruhnya di dalam Gazebo.

"Cak, titip motor" Ucap Arga

"Yoi rek" sahut Cak Imin dari dapur

Arga keluar dari Gazebo dan pergi ke tembok besar yang berada di sebelah warung Cak Imin.

Ia melihat tembok itu, bagaimana caranya agar ia bisa masuk ke dalam sekolah? Tembok itu besar dan tinggi sekali.

Ia mengedarkan pandangannya mencari apapun yang bisa ia gunakan untuk masuk ke dalam. Ia menemukan pohon besar yang cukup tinggi dan bisa untuk masuk kedalam. Tanpa berfikir panjang lagi, ia melempar tasnya ke dalam dan segera memanjat pohon itu.

Bugh.

Ia mendarat dengan tidak sempurna di tanah. Dari pergelangan tangan hingga siku, terdapat goresan yang indah di sana.

"Ssh.. kampret tuh tembok" Desis Arga dengan sedikit meringis kesakitan

Ia berdiri dan membersihkan celananya yang kotor dan setelah itu mengambil tasnya yang tadi ia lempar. Arga berjalan mengendap-endap seperti maling sepanjang koridor kelas. ketika ia sedang berjalan mundur dengan berjongkok, ada seseorang yang mengagetkannya.

ARCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang