Tiny dan Alya turun dari mobil, lalu mulai memasuki kosan Tiny.
Alya mulai melihat-lihat keadaan kamar kos yang tak terlalu kumuh, diikuti Tiny yang wajahnya masih murung.
"Aku panggil Ibu kos nya aja ya" Kata Tiny.
"Masih marah ya?" , "Ga" Jawab Tiny singkat, lalu ia mengambil ponsel dari sakunya.
"Tuh, Ibu kos nya datang. Aku ganti baju dulu ya, nanti aku balik lagi. Liat-liat aja dulu" Tiny menaiki tangga.
Sesampainya di kamar, ia mengganti pakaian seragamnya dengan rok jeans se lutut dan baju kuningnya. Ia terlalu malas untuk turun ke bawah lagi, ditambah sedang kesal dengan Alya.
Tiny merebahkan diri ke kasur, lalu membuka ponselnya. Tampak ada pesan masuk dari nomor tak dikenal.
>--------------------------------------------------------<Hai
Maaf, siapa ya?
Orang yang tadi kamu tatap
Ryan?
Bukan, Jovian
>--------------------------------------------------------<
"Dih? Geer amat dah ni anak satu" Omel Tiny dalam hati.
>--------------------------------------------------------<Oh
Oh doang nih?
Terus aku harus bilang apa?
Wah, galak amat
>--------------------------------------------------------<
"Gak Jovian, gak Ryan sama aja. Menghina aku dengan kata 'galak' " Gerutunya.>--------------------------------------------------------<
Mau jalan malam ini?
Ekhem, Jovian dengerin ya
Iya
Aku gak pernah natap kamu
Udah lah, jangan malu
Ish, apaan sih?!
Dapat nomorku juga dari mana?!Oke deh, malam ini ya
Jam 7, aku jemputTapi kan
Bay
>--------------------------------------------------------<
Sepertinya, Jovian sudah mematikan ponselnya. Wajah Tiny terlihat masam dan terus menggerutu.
"Apa apaan coba?! Ngajak orang tapi maksa" Omel dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE KOST
HorrorTiny baru pindah ke kosan baru, kosan yang lebih dekat dengan universitasnya. Kosan itu terlihat bagus dan murah. Tapi siapa sangka disanalah mimpi buruk Tiny dimulai. Teman psikopat, teman indigo, teman hantu. Semuanya akan memburu Tiny satu per sa...