Jam 6 sore.
Itu yang terpampang di layar handphonenya. Nafas Tiny masih tak karuan, tak bisa mempercayainya. Serius itu hanya mimpi kan?
Tiny melihat ke berbagai sudut kamarnya. Sudah seperti biasa. Tak ada yang berubah.
"Oh ayolah, tenang..." Tiny bangun sembari melihat ke layar handphonenya lagi.
Pesan dari Jovian telah menunggunya.
>--------------------------------------------------------<
Tiny
Tiny
Tiny
Tiny
Tiny
Kok ga dibaca sih
Aku spam nih
Tiny~~
Do you like me~~
Jam 7 jangan lupa siap-siap ya sayang>--------------------------------------------------------<
"Hei! Apa-apaan sia itu! Sudah sinting atau gimana sih?!" Gerutunya sendiri.
>--------------------------------------------------------<
Sayang dari mana!
Dari hatiku
Berisik!
Cie yang salting
SALTING APAAN HAH?!
Jangan marah-marah mulu dong
Ga tau dan ga mau tau
Udah siap- siap hm?
Jangan harap terlalu tinggi
Jam 7, mau gak mau kamu ikut aku
GA!
Kenapa sih?
Udah deket sama cowo itu?>--------------------------------------------------------<
"Cowo itu? Siapa? Ryan? Eh... Ga mungkin dia bisa liat Ry..."
"Hei hei, gadis gila, tentu saja dia bisa melihat Ryan. Kau pikir Ryan itu hanya khayalanmu?"
"Aku pikir dia hantu..."
"Bodoh! Tentu saja dia manusia!"
Hati dan pikirannya berdebat sendiri. Tak sengaja jari-jarinya meluncur begitu saja di tempat ketikan handphonenya itu.
>--------------------------------------------------------<
Siapa?
Yang di kampus itu? Ya kan?
Ryan maksudmu?
Ya...
Tuh kan benar!
Benar apanya?
Dia itu bukan hantu!
Buktinya kau juga melihatnya!
Dasar Alya, pura-pura tidak lihat>--------------------------------------------------------<
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE KOST
HorrorTiny baru pindah ke kosan baru, kosan yang lebih dekat dengan universitasnya. Kosan itu terlihat bagus dan murah. Tapi siapa sangka disanalah mimpi buruk Tiny dimulai. Teman psikopat, teman indigo, teman hantu. Semuanya akan memburu Tiny satu per sa...