Satu.*

38.6K 1.1K 59
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu guys

  typo is everywhere

             happy reading

Pagi itu cuaca terlihat cerah, Matahari muncul dengan malu malu menyiratkan warna kuning yang begitu indah. Padahal waktu baru saja menunjukan pukul enam pagi.

"Pagi Pa, Ma."

sapa gadis bernama Princessa Aurellia Zidney atau yang akrab disapa Cessa itu ceria. Gadis itu terlihat begitu imut dengan sebuah kunciran disamping kirinya. Sebuah tas berwarna merah muda tersampir dibahu kanannya.

"Pagi juga sayang." balas sang papa. Tangannya melipat koran yang sedari tadi dalam genggamannya. Di hadapannya sebuah cangkir berisi teh hangat dengan asap yang masih mengepul.

"Kakak kakak kamu belum bangun juga?"

Cessa menoleh. Ia menatap sang Mama yang tengah sibuk mengisi piring piring kosong itu dengan nasi goreng telur yang begitu menggunggah selera.

"Belum kali Ma, Soalnya tadi malem aku denger mereka masih main game. Tau deh."

Gadis itu meraih segelas susu coklat hangat yang sudah dipersiapkan mamanya.

"Kakak kakak kamu itu emang susah baget di bilangin. Udah mama bilang berkali kali jangan suka begadang. Tapi tetep aja mereka itu keras kepala."

Suara langkah kaki menuruni tangga sontak mengalihkan atensi mereka. Seorang anak laki laki berseragam putih abu abu itu tampak terburu buru menuruni tangga disusul anak laki laki berseragam lain yang melangkah sebaliknya; santai

"Eh apa sih Ma? Orang aku udah di sini juga."

Kelvin mendudukan dirinya disamping Cessa yang tengah menyuapkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya.

"Kak Kelvin! Kak Nathan! Bisa gak sih kalian itu bangunnya lebih pagi lagi? Ini hari senin loh, Kita mesti upacara kalo kalian lupa."

"Santai aja dek, Kaya gak tau aja gue bawa motor kaya gimana."

Kelvin menjawab santai. Tangannya meraih sendok sebelum dengan serampangan menyendok nasi goreng itu kedalam mulutnya.

"Nathan! Kelvin! Pikirkanlah masa depan kalian. Jangan hanya game dan nongkrong saja yang di pikirkan"

Jhon sang papa menatap kedua putranya itu tegas.

"Iya Pa."

Kelvin menjawab pelan. Sedang Nathan hanya mengangguk saja.

"Udah udah. Sekarang cepetan sarapannya. Kalian gak mau kan terlambat sekolah!" tegur sang Mama.

Suasana pagi dimeja makan itu seketika hening. Hanya suara dentingan sendok beradu piring saja yang terdengar.

"Adek bareng siapa?"

Kelvin menatap adiknya meminta jawaban. Laki laki itu berdiri dari duduknya. Tangannya meraih tas hitamnya yang tersampir disandaran kursi.

"Princess bareng gue." jawab Nathan datar.

Kelvin mengangguk. "Ya udah yuk berangkat."

Princessa mengangguk. Dengan cepat gadis itu menenggak susu coklatnya yang tinggal setengah itu.

"Kita berangkat dulu ya Ma."

Cessa mengecup pipi mamanya itu lembut. Sedang Kelvin dan Nathan, Kedua laki laki itu sudah bersiap diatas motor masing masing.

"Ya udah hati hati Ya. Kelvin, Nathan, Hati hati bawa motornya. Gak usah ngebut ngebut!"

                              ****













"Untung gak telat. Selamat ..Selamat!"

Cessa mengusap dadanya lega. Dengan langkah riang gadis itu berjalan menuju kelasnya. Meninggalkan Kelvin dan Nathan yang tengah memarkirkan motornya masing masing dia area parkir sekolah.

"Eh Cessa.. Sini sini ada gosip terhot tau!"

Sheilla dan Nadia menarik tangan Cessa yang baru saja sampai diambang pintu kelas mereka.

"Lo tau enggak kak Bella? Dia  bakal nyatain perasaanya ke kakak lo!"

Cessa membulatkan matanya terkejut."Kakak gue? Siapa?"

"Kak Nathan. Oh My! Gue yakin banget kakak lo yang keren itu pasti nerima. Secara ya kak Bella itu udah Cans banget gila. Sexy lagi. Otak jangan ditanya. Behh lancar gak kaya lo macet total!"

"Dihh apaan macet total, Lo kira jalan raya apa? Udah ah bodo amat. Dapet kakak ipar kaya kak Bella juga bagus tuh!"

"Oh yaudah gue juga jadi kakak ipar lo ya? Kak Kelvin juga gak kalah keren tuh sama kak Nathan." Nadia menggelayuti tangan Cessa.

Cessa mendengus. Gadis itu melepas tangan Nadia kasar.

"Amit amit ya gue. Jangan sampe lo jadi kakak ipar gue!"

"Kalo gue bolehkan Ssa?" Cessa menoleh menatap Sheilla datar. "Apalagi!"

"Ihh si Cessa mah jahat emang sama temennya juga."

"Iya. Padahal kita juga gak kalah cantik sama sexy dari kak Bella!"

Cessa memutar bola matanya malas. "Lebay lo pada!"

"Woii pak Indra lagi Otw!"

Seketika ruang kelas Ipa 1 itu menjadi riuh. Ada yang buru buru duduk dibangkunya masing masing. Ada yang cepat cepat masuk kekelas. Ada pula anak kelas sebelah yang buru buru keluar kelas menuju kelasnya masing masing.

                            ***













"Sana kalian pesen makanan. Gue disini jagain meja!"

Nadia dan Sheilla mencebik.mereka menatap Cessa yang tengah mengotak atik handponenya itu dengan kesal. "Lo aja napa? Gantian kek Ssa."

Cessa itu memang paling malas kalau disuruh pesan makanan. Gadis itu paling malas berdesak desakkan apalagi mengantre panjang demi makanan.

"Mager gue."

"Lo kira kita gak mager!"

Cessa berdecak. "Yaudah sih gitu doang juga. Lebay banget deh. Biasanya juga kalian kan?"

Sheilla dan Nadia menggerutu. Selalu saja seperti itu jika mereka mendesak Cessa bergiliran memesan makanan. Gadis itu akan mengeluarkan sisi juteknya yang membuat keduanya mati kutu.

"Ya udah lo pesen apa?"

Sheilla bertanya dengan wajah malasnya.

" Hehe gue pesen mie ayam pedes sama jus melon."

Gadis itu merogoh sakunya. Menyodorkan selembar  uang berwarna biru pada Sheilla.

"Gue traktir deh, Biar lo senyum dikit!"

Sheilla dan Nadia menatap Cessa berseri seri. "Beneran lo?" Nadia mengguncang kasar lengan Cessa.

"Dihh apaan. Itu buat Sheilla ya. Bukan buat lo."

Sheilla tertawa melihat wajah cemberut Nadia.

"Hahaha kasian si Nadia hahaha!"

"Gak usah ketawa lo sempak Kuda. Cepet pesenin gue makanan."

Kini giliran Nadia yang menertawakan wajah sebal Sheilla.

Vote and comment jangan lupa

Stepbrother (END) (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang