'Kamu lahirnya sore ya?'
"Kamu udah siap?" tanya Fajar pada adik perempuannya yg sedang memakai sepatu.
"Siap bang" jawab adik perempuannya yg bernama Senja itu.
"Kamu yakin mau masuk sekarang" tanyanya.
"Yakin bang,kalo nggak sekarang kapan lagi?"jawab senja.
"Mungkin besok atau lusa?"tawar Fajar.
"Kalo bisa sekarang kenapa harus nunggu besok?" seru senja. "Memang nya salah kalo senja sekolahnya mulai hari ini?" lanjutnya.
"Ya enggak sih. Abang cuma takut kamu masih capek aja" ucap Fajar.
Senja tersenyum mendengar ucapan kakak nya yg terdengar khawatir. "Senja udah nggak capek kok" ucapnya semangat. Fajar tersenyum melihat adiknya yg begitu semangat.
"Kamu yakin akan tinggal dikontrakan?" tanya Fajar lagi.
Senja menggertakan giginya kesal mendengar pertanyaan kakak nya yg terus bergulir.
"Yakin abang! Abang kenapa sih dari tadi nggak berhenti keluarin pertanyaan buat senja? Nggak capek apa?" tanya senja.
"Abang takut kamu nggak nyaman,dek. Apa perlu abang cariin kamu kontrakan yg lebih nyaman dari ini?"tawar Fajar.
Senja menggeleng."Nyaman nggak nyaman harus dibuat nyaman bang. Aku harus belajar mandiri,kalo abang manjain aku terus kapan aku mandiri nya" Senja menolak tawaran abangnya dengan halus.
Yg dikatakan senja ada benar nya juga. Fajar tersenyum lalu menarik adiknya kedalam dekapannya. Dia bangga memiliki adik seperti senja.
"Bang kapan berangkat nya? Nanti telat loh!" tegur Senja.
Fajar melepaskan pelukannya lalu melirik jam yg melingkar ditangan kanan nya.
"Telat juga nggak papa karna kamu masuknya dipelajaran kedua" ucap Fajar.
"Loh kok gitu?"
"Syarat-syarat beasiswa kamu belum kumplit jadi abang harus urus dulu" ucap Fajar. "Yuk berangkat" lanjutnya lalu menarik tangan Senja menuju mobilnya. Senja hanya mengangguk.
Fajar mengendarai mobilnya membelah jalanan kota jakarta yg sudah mulai macet.
***
"Ini keberapa kalinya kamu telat?"tanya seorang perempuan yg memakai pakaian dinas,rambutnya selalu disanggul kecil,dan satu hal yg tidak pernah hilang dari genggaman tangannya yaitu penggaris. Siapa yg tak kenal dia,Bu Retno. Seorang guru killer sekaligus guru BK yg ditakuti seluruh siswa di SMA Nusa.
"Kenapa diam? Jawab!" bentaknya karna siswa didepannya ini hanya diam.
"Bentar bu saya lagi hitung berapa kali saya telat dari kelas X" jawab siswa didepannya ini.
Bu Retno menajamkan tatapannya pada siswa di hadapannya ini.
"LANGIT ARWANA!!!" bentaknya lagi.
"Hadir bu" ucap lelaki yg bernama Langit Arwana itu. "Sekarang saya tau bu" lanjutnya.
"Tau apa?"
"Setelah saya hitung2 ternyata totalnya 149 kali saya telat kesekolah" seru langit.
Brakk
Amarahnya tidak bisa ditahan lagi membuat bu Retno menggebrak mejanya"Pergi ke lapangan!"teriaknya.
"Sekarang bu?" tanya langit. Lihatlah dalam keadaan seperti ini saja dia masih berani bertanya.
"Tahun depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Arwana
Teen Fiction"Cita-cita lo jadi guru bahasa Indonesia?" tanya Langit. Senja mengernyitkan keningnya tak mengerti. "Bukan. Kenapa?" "Bahasa lo baku muka lo juga kaku" ucap Langit. "Tapi lo nggak cocok jadi guru" "Kenapa?" "Lo cocoknya jadi ibu dari anak-anak gue"...