Bagian2

5 2 0
                                    

'Karma berlaku bagi orang yg belagu'



Malam ini seperti malam-malam sebelumnya,dimana hujan mengguyur ibu kota.

Senja menatap kaca Kontrakan nya yg dibasahi oleh tetesan hujan.

"Ngelamunin apa Dek?" Senja langsung membalikkan badannya kala suara Fajar mengagetkannya.

"Abang,ngagetin aja" serunya.

Fajar tersenyum melihat reaksi Senja.

"Ngelamunin apa?"tanya Fajar.

Senja menggeleng menanggapi ucapan Fajar.

"Ada masalah disekolah? Apa kamu nggak nyaman sekolah disana?" Fajar kembali berucap. Dia yakin ada sesuatu yg mengganggu pikiran adiknya ini.

"Nggak kok bang. Senja nyaman sekolah disana. Tapi Senja bingung" ucapnya membuat Fajar menautkan alisnya.

"Bingung kenapa?"

"Kalo Senja disini terus Bunda sama siapa? Kalau bunda sakit siapa yg ngerawat?" ucapnya dengan kepala yg menunduk.

Fajar yg mendengar itu tersenyum. Dia mengerti apa yg sedang Senja rasakan. Dia menarik Senja kedalam dekapannya,mengelus rambut panjang senja dengan sayang.

"Kamu nggak usah khawatir kan ada abang yg nemenin Bunda" ucapnya.

"Abang kan kerja" balas Senja.

"Terus gimana? Kamu mau pulang aja? Tapi beasiswa kamu gimana? Bukannya dulu kamu pengen banget sekolah disini biar bisa masuk universitas yg kamu mau" ucap Fajar.

Senja hanya diam didalam dekapan Fajar.

"Jangan sia-siain kesempatan ini. Ingat sama perjuangan kamu dulu,belajar mati-matian biar bisa dapet beasiswa ini. Masa pas udah dapet kamu mau sia-siain gitu aja." ucap Fajar.

Senja terdiam,pikiran melayang pada saat dimana dirinya belajar mati-matian demi beasiswa ini.

"Iya bang" Ujar Senja.

Bagaimana pun kondisi nya dia harus tetap disini. Ada banyak alasan yg mengharuskan dirinya disini,salah satunya Bundanya.

"Bikin Abang sama Bunda bangga" ucap Fajar. Senja mengangguk.

"Buktiin ke mereka kalau kamu bisa. Bayar sakit hati bunda sama kesuksesan kamu" ucap Fajar.

Senja memeluk Fajar dengan erat. Kakaknya ini sangat berpengaruh di hidupnya. Seorang kakak yg dapat menjadi apapun untuk Senja.

"Senja sayang sama Abang,tetap disamping Senja" lirih Senja.

Fajar tersenyum mendengarnya. Tapi dibalik itu tangannya mengepal,mengingat sekelebat seseorang yg sangat dibenci olehnya dan juga Senja.

****

Disaat orang-orang tertidur mengingat malam telah larut,berbeda dengan Langit yg masih asik dengan ponsel ditangannya ditambah earphone yg bertengger manis ditelinganya.

Jari - jari tangannya dengan lincahnya menari diatas ponsel miliknya. Suara gaduh didepan kamar nya pun tak mengusik aktivitasnya.

Tok... Tok...

"Langit.... Buka pintunya!"

"Langit! Kamu masih hidup kan? Buka pintunya! Mama mau masuk"

"Mati lo! Kurang ajar mau makan gue. Lo pikir gue takut 'hah " Langit menggerutu. Fokusnya tetap pada ponsel ditangannya. Teriakan dari luar tak dihiraukannya.

Senja ArwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang