'Lebih baik mainin cacing daripada mainin cewek'
Langit tak henti-hentinya merengek pada Mira. Pasalnya,sepulang sekolah tadi Mira langsung merampas ponsel milik Langit. Karena semalam Langit kembali begadang membuatnya kesiangan dan berakhir dihukum. Mira lupa jika anaknya ini mempunya dua handphone.
"Ma please balikin Hp langit" rengeknya dengan menggerak-gerakkan lengan Mira. Mira mendengus melihat wajah Langit yg memelas,dia kira Mira akan luluh?BIG NO!
"Nggak" ketus Mira.
"Mama nggak kasian sama Langit seharian nggak main game kesayangan Langit?" rajuk Langit.
"Kamu lebih sayang sama mama atau Cacing kamu itu?" tanya Mira sengit.
Mira baru mengetahui jika game yg diagung-agungkan oleh anaknya itu adalah game Cacing,seperti anak kecil pikirnya.
"Langit sayang sama Mama" ucap Langit.
"Bagus" seru Mira.
"Tapi sayang juga sama Cacing" ucap Langit. Mira melotot mendengarnya,kurang ajar.
"Uang jajan kamu mama potong" ucap Mira.
"Kok gitu?" Langit tak terima dengan ucapan mamanya itu.
"Uang jajan atau Hp kamu yg mama potong?"
Langit mendengus tak suka tapi sedetik kemudian dia berucap yg membuat Mira naik darah.
"Potong Hp Langit aja ma. Nanti Langit beli Hp yg baru dari uang jajan Langit" ucap Langit dengan senyumannya.
"LANGIT ARWANA!!!!"teriak Mira. Langit langsung berlari ke kamanya sebelum nyonya besar mengamuk.
***
Saat ini kantin SMA Nusa dipenuhi oleh siswa-siswi yg tengah istirahat. Disini sangat ramai,ada yg makan,berbincang-bincang,bahkan ada yg sekedar mampir hanya untuk menggoda siswi kelas X."Lang,kok makanan lo nggak dimakan?" tanya Devan yg tengah memakan baksonya. Davin yg juga tengah memakan baksonya,melihat kearah Langit yg hanya diam tak berselera.
"Nggak nafsu" ucap Langit lesu.
"Jangan nafsuan ah nggak baik,dosa" seru Davin.
"Itu beda ogeb! Lo kenapa sih? Dari tadi diam mulu? Lagi cara buat deketin Senja" tanya Devan.
"Apaan sih! Bawa-bawa Senja" ketus Langit.
"Terus kenapa dong? Nggak punya kuota? Tenang ada Devan,nanti dibeliin" ucap Davin membuat Devan menoyor kepalanya.
"Gue Lemes! Dari kemarin nggak main cacing" ujar Langit membuat Devan dan Davin tersedak. Mereka langsung menyambar minumannya masing-masing lalu meminumnya.
"Sialan! Gue kira lo kenapa,eh cuma gara-gara permainan cacing doang sampe stress kaya gitu" kesal Devan.
"Pinjem Hp dong! Gue mau main nih" pinta Langit.
"NGGAK!" ucap Devan dan Davin Serempak.
Langit menatap kesal keduanya lalu beranjak pergi. Sebelum itu dia berkata,"Awas aja lo! Ulangan Matematika nggak akan gue kasih contekan"ancam Langit lalu pergi dari kantin.
Devan dan Davin saling pandang lalu dengan cepat mereka meraih semangkuk bakso milik Langit.
"Ini buat gue" ucap Davin.
"Gue yang duluan" ucap Devan.
"Gue! Pokoknya ini punya gue"
"Gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Arwana
Teen Fiction"Cita-cita lo jadi guru bahasa Indonesia?" tanya Langit. Senja mengernyitkan keningnya tak mengerti. "Bukan. Kenapa?" "Bahasa lo baku muka lo juga kaku" ucap Langit. "Tapi lo nggak cocok jadi guru" "Kenapa?" "Lo cocoknya jadi ibu dari anak-anak gue"...