Part 7

5 0 0
                                    

*****

"Teh Manda?" Amanda menoleh, mencari sumber suara yang memanggilnya.

"Eh iya bil, Ada apa?" Amanda mengelap tangannya yang basah bekas menjemur baju baju yang baru dicuci.

"Ini dari Kang Abi" Bila, adik bungsu kang abi menyodorkan kresek hitam.

Amanda menyipitkan matanya,"Apa isinya bil?"

"Gatau teh, Katanya sih buku bacaan gitu. Kang abi bilang berikannya pas teh Manda sendiri." Sungguh polos anak ini, batin manda geli.

"Makasih Bil, Sampaikan juga sama kang abi."

"Iya teh, Bila pergi dulu ya."

Amanda mengangguk, cuciannya sudah ia jemur semuanya. Ia bergegas mengambil kresek hitam tadi, lalu duduk dikursi dekat tiang jemuran. Manda menemukan tiga buku tebal, dan juga satu kertas yang dilipat kecil kecil.

Amanda membuka itu, menemukan barisan huruf yang rapih.

Assalamu'alaikum wr wb.

Maaf telah lancang mengirim pesan lewat surat, saya mengerti tidak mudah merubah kebiasaan yang seperti sudah mendarah daging. Apa yang dulu kamu lakukan memang salah, tapi jangan terlalu terpuruk.

Kamu manusia, manusia tidak luput dari salah dan dosa. Allah maha pengampun, tetap istiqomah.

Semoga dengan tiga buku panduan ini kamu bisa lebih mengenal apa itu islam, mengenal siapa rasululah dan mempelajari hikmah hikmah didalamnya.

Tertanda_Abizar

Amanda meneliti tiga buku dalam genggamannya, ia tersenyum. Buku dengan sampul yang sedikit usang, mungkin ini bekas kang abi, karena terdapat quotes dan coretan disampul belakangnya.

Ini sangat berharga bagi amanda, jujur saja ia tidak tau nama nama nabi, dan alhamdulilah kang abi memberikan buku dengan judul yang berbeda, yang pertama buku dengan ukuran lebih besar dan juga tebal berjudul kisah 25 nabi. Yang kedua buku dengan sampul huruf hijaiyah dengan judul Memahami Tajwid. Dan buku yang ketiga merupakan Novel dengan judul Dear allah.

Ia segera masuk dengan ketiga buku dalam dekapannya, sudah tidak sabar ingin membaca ketiga buku itu.

*****

"Ndah?"

"Hmm?"

Aku sedang berbaring, dengan buku panduan tajwid pemberian kang Abi, Baik sekali pria itu meminjamkan bukunya padaku.

"Tajwid itu penting yah?" Aku kira bacaan mengaji tidak memerlukan cara yang rumit seperti ini.

"Penting banget dong, semisal kamu nyanyi nih ya, tapi nadanya asal asalan apa lagu itu akan indah? Enggak kan?, sama halnya dengan baca Qur'an, kita harus memahami Makhorijul huruf dan tajwid agar kita tau mana yang harus dibaca panjang, pondok, dengung, ataupun jelas. Semuanya ada teorinya, Hingga membuat bacaannya menjadi indah."

Aku mengangguk, mencoba memahami buku yang kupegang. Kadang aku merasa ada yang kurang dalam bacaan mengajiku, dulu pas nenek mengajari mengaji tidak dengan Makhroj dan juga tajwid seperti ini. Pantas saja baik santri putri maupun putra mengaji dengan alunan yang indah, Aku kira hanya sebatas memberi nada seperti menyanyi, Tapi tidak, ternyata semuanya sudah terkonsep dalam buku yang aku pegang ini.

"Eh man, Kamu punya hubungan spesial yah sama Kang Abi?"

Keningku mengernyit, Maksudnya apa?."Enggak? Emangnya kenapa?"

"Soalnya santriawati pada ngomongin kamu, Katanya kamu sama kang abi ada hubungan gitu."

"Hahaa, Engga lah Ndah, aku sama kang abi gaada hubungan apa apa, Emang kadang kebetulan aja kita ngobrol berdua, kadang juga disuruh Umi beli keperluannya." Emang benerkan kita gaada hubungan, Aku dan kang abi masih dalam tahap wajar.

Assalamu'alaikum Amanda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang