02. Hate at The First Sight

35 5 1
                                    

Meja Makan Rumahku || 10 Maret 2011 || 07.14 am

Din... diinnnn... Terdengar suara klakson mobil Jungkook yang sudah sangat familiar mengisi pagi di hari-hari sekolahku. Ini adalah hari pertamaku di SMA.

Akupun bergegas menghabiskan sereal sarapanku hari itu, lalu setengah berlari, menuruni anak tangga untuk turun dari rumahku yang berada di lantai dua toko orang tuaku.

"Eomma, Appa... Aku pergiii" Teriakku sambil berlalu melewati etalase dagangan orang tuaku.

"Udah bawa syal yang Eomma siapin? Hari ini cuaca lebih dingin lho."

"Ya." Jawabku singkat.

Ibuku sudah sangat maklum dengan jawaban-jawaban singkat dari anaknya ini.

Jungkook pun turun dari pintu penumpang bagian depan mobilnya. Kaca jendela belakang mobilnya turun perlahan tapi pasti, seperti layaknya mobil-mobil sedan mahal. Wajah kakaknya pun semakin jelas terlihat.

"Hyung..." Sapaku seraya setengah membungkuk untuk melihatnya.

"Taehyung, kalau ada cewek cantik di sekolah nanti, kasi dia nomer handphone ku ya?"

Akupun tersenyum. Jungkook mendorong pelan bahuku untuk menjauh dari jendela.

"Makanya Hyung jangan sekolah di sekolah khusus laki-laki mulu dong" Ledek Jungkook sambil lalu kepada kakak laki-lakinya itu.

Kamipun berjalan menjauh membelakangi mobilnya, perlahan terdengar suara mesin lembut mobil dan tawa kakaknya itu menjauh juga.

Jeon Wonwoo memang kakak laki-laki terbaik yang pernah aku tahu. Dia tidak hanya baik dan perhatian kepada Jungkook adiknya, tapi kepadaku dan Jimin juga. Dia seperti kakak laki-laki yang tidak pernah aku dan Jimin miliki. Usianya terpaut dua tahun dengan kami.

Aku anak tunggal, ayahku Kim Kibum memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi dikarenakan beliau ingin memberikan pendidikan dan kehidupan yang terbaik bagiku, sedangkan orang tuaku hanya mengandalkan penghasilan dari toko kami yang tidak besar. Cukup untuk membiayai hidup kami dan sekolahku. Tidak kurang dan juga tidak lebih.

Jimin meskipun anak bungsu dari 4 bersaudara, semua kakaknya perempuan, dua kakak pertamanya sedang kuliah di luar Seoul, tinggal kakak nomor tiganya Park Chaeyoung yang masih tinggal bersama, dia sedang sekolah tahun terakhir di SMA.

Tapi Chaeyoung Noona juga sedang sibuk-sibuknya belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi CSAT (CSAT adalah ujian masuk perguruan tinggi di Korea). Jadi Jimin selalu merasa kesepian di rumahnya sendiri, karena ibunya harus mengajar di sekolah SMP kami dulu, sedangkan ayahnya Park Jungsoo kepala sekolah di SMA kami sekarang.

Akhirnya rumah mewah Jungkook di kawasan Gangnam sudah seperti basecamp kami di saat hari libur ataupun weekend.

Ibunya Jungkook sangat baik, tidak seperti wanita kaya kebanyakan, penampilannya memang seperti layaknya wanita kalangan atas, tetapi dia tidak memiliki kebiasaan seperti para wanita sosialita  yang memilih kumpul-kumpul dengan teman-teman ketimbang dengan anak-anaknya.

Terkadang Jungkook pun bingung, kapan ibunya itu pergi ke salon untuk merias rambutnya yang selalu terlihat cetar, ataupun melakukan perawatan untuk kulit putih mulusnya. Pokoknya setiap Jungkook atau kakaknya ada di rumah, ibunya juga pasti ada di rumah.

Berbeda dengan ayahnya yang jarang di rumah bahkan saat akhir pekan, mungkin beliau bermain golf bersama klien atau koleganya.

Kami sebenarnya lebih sering berada di kamar Jungkook yang luasnya melebihi luas kamarku, kamar orang tuaku dan kamar mandi rumah kami kalau digabungkan.

Just WaitWhere stories live. Discover now