Seungwoo mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu. Seperti memikirkan sesuatu. Entahlah, di pikirannya sekarang benar-benar kalut. "Aku butuh hiburan." Gumam Seungwoo sambil memikirkan sesuatu.
"Hiburan yang tidak biasa." Seungwoo menyeringai.
Mata Seungwoo beralih pada berkas-berkas yang berserakan pada meja kantornya. Ratusan lembaran kertas tersebut berisi informasi identitas orang. Seungwoo mengambil tiga lembar informasi identitas lantas mengangkatnya tinggi-tinggi, seakan-akan memperhatikan dengan jeli.
Seungwoo menurunkan satu kertas lantas menatapnya dengan tajam, "Cho Seungyoun, kau yang memulainya duluan. Kau mengirim seseorang untuk membunuh ku? Cih, tidak tahu diri." Seungwoo terkekeh geli saat mengingat betapa lemahnya pria yang Seungyoun kirim untuk membunuhnya.
Terlintas ide licik muncul dalam benaknya, "Lee Hangyul!" Panggil Seungwoo agak keras. Hangyul segera masuk ke dalam ruangan kerja Seungwoo.
Hangyul membungkuk hormat, "Ada apa?" Tanya nya sambil menatap bingung Seungwoo yang tengah tersenyum menatap beberapa lembar kertas.
"Bilang pada Han Seungman, aku tidak akan menghadiri acara ulang tahun perusahaan. Biarkan Byungchan yang menggantikannya." Titah Seungwoo sambil terus tersenyum ke arah kertas.
"Hm? Bukannya Anda akan berangkat bersama ke acara ulang tahun perusahaan dengan Nona Seyeon?"
"Tidak jadi, ada sesuatu yang lebih menarik dari acara membosankan itu. Rasanya aku ingin segera mengantungi darah mereka, lalu berpesta dengan minuman berwarna merah kehitaman yang amat kental." Seungwoo mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas itu kepada Hangyul yang tengah menunjukkan ekspresi bingungnya.
"Tolong jangan berbuat sesuatu yang bisa membahayakan mu." Ucap Hangyul sambil menghela napasnya.
"Cukup menggelikan ketika kau mengkhawatirkan ku." Seungwoo memberikan tatapan mengejek pada Hangyul.
"Aku akan membawa Seyeon. Tolong siapkan mobil kerjaku." Seungwoo mengangkat bokongnya dari kursi kerjanya lantas mendekat ke arah Hangyul.
Seungwoo mengangkat tangannya lantas menempatkannya di bahu Hangyul, "Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku membutuhkan mobil kerjaku, bukan?" Seungwoo kini terlihat sangat mengintimidasi. "Kau tak perlu tahu jawabannya, jangan pernah berpikiran untuk mengikutiku, Lee Hangyul." Seungwoo tersenyum penuh arti ke arah Hangyul lantas menepuk-nepukkan tangannya pada bahu Hangyul.
"Aku pergi!" Pamit Seungwoo sambil meninggalkan ruang kerjanya ini.
"Aku punya firasat yang tidak mengenakan." Hangyul bergumam sambil melangkahkan kakinya mendekat menuju meja kerja Seungwoo.
Hangyul mengambil lembaran kertas yang tadi dipisahkan oleh Seungwoo, "Informasi identitas?" Mata Hangyul turun untuk membaca kata berikutnya.
"Cho Seungyoun?!" Hangyul mengerutkan keningnya bingung, dengan cepat Hangyul memeriksa lembaran selanjutnya, "Ini bersangkutan dengan nyonya." Hangyul mengacak rambutnya frustasi. "Ini tidak bisa dibiarkan."
***
"Ikut aku sekarang juga." Tanpa basa-basi Seungwoo langsung mencengkram pergelangan Seyeon.
"Aws, sakit! Apa yang kau lakukan!" Seyeon meninggikan suaranya membuat Seungwoo merotasi bola matanya.
"Semakin lama, kamu semakin menjadi gadis pembangkang, ya?" Suara Seungwoo menjadi jauh lebih dingin dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL | HAN SEUNGWOO
Fanfiction⚠️ Apa yang kamu lakukan jika kamu terjebak dalam situasi yang sulit kamu mengerti karena tanpa sengaja kamu melihat kejadian yang seharusnya tidak kamu lihat? Sejak hari itu, kehidupan Go Seyeon berubah 180°. Ia melewati berbagai kejadian yang sama...