Di fase ini Mama dan Papa selalu banyak konflik. Sepulang sekolah terkadang aku selalu ngedenger Mama dan Papa beradu mulut.
Mereka sama sekali ngga tau akan kehadiranku ketika Gue pulang sekolah, ya mulai Gue kenal sama Sifa. Gue jadi sering berangkat sekolah bareng Dia. Gue juga udah dibeliin sepeda baru, especially thank you Papa.
Konflik Mama dan Papa selalu sering Gue denger, sekarang bahkan Gue berani buat nguping ketika malem sebelum tidur. Ya pertikaian antara Mama Papa semakin meruncing.
Sampai ketika Gue lulus dari TK dan masuk SD.Kali ini mama memutuskan buat kerja diluar negeri, entah apa yang begitu ngebuat Mama bisa ninggalin Gue yang baru SD dan adek Gue yang baru bisa jalan. Mama sekarang bener-bener kerja diluar negeri yang entah pulangnya kapan Gue ngga tau, Ya, Mama kerja di Taiwan.
Ditahap ini juga, Gue bener-bener suka tapi disisi lain Gue selalu rindu dan ngerasa kesepian akan kepergian Mama yang udah ngga ada disisi Gue. Bahkan Mama belum bisa menyaksikan gue yang udah fasih ngomong 'er'. Gue udah ngga cadel lagi. Sayang, Mama nggabisa liat momen itu.
Sosok Mama bener-bener udah ngga bisa Gue liat lagi. Sementara Gue dan adek Gue yang baru mulai bisa ngomong Mama Papa, sekarang kita tinggal bareng Papa sepenuhnya dan pembantu Gue. Ya, tanpa sosok Mama disisi Gue.
Karena Papa sering kerja diluar kota. Jadi Gue jarang banget bertatap muka ataupun ngobrol. Yaaa kadang si kalo Papa pulang.
Satu minggu sekali, dihari minggu. Tentu, Gue dan Adek gue tinggal serumah yang cuma ditemenin pembantu.Nama pembantu Gue Rina, terkadang Gue harus panggil dia Mama juga. Begitupun adek gue. Sementara komunikasi kita selalu melalui ponsel. Ya, Mama terkadang telfon. Itupun jarang.
****
Kelas 4 SD
Mama pulang ketika Gue udah duduk dipertengahan semester kelas empat SD.
Waktu itu Papa ngejemput Mama di Bandara Soekarno-hatta. Yang lokasinya ngga terlalu jauh dari perumahan Gue. Malem dimana Mama pulang Gue bergadang, tentu buat liat langsung muka Mama waktu buka pintu depan rumah.
"Mama pulanggg~" Ngga salah lagi ini suara Mama!.
Sosok perempuan yang ngelahirin gue 6 tahun silam sudah tepat berdiri didepan Gue. Seketika Mataku berasa berat, pandanganku mulai sedikit kabur. Air mata seolah keluar dengan sendirinya dari kedua bola mata Gue. Ini beneran Mama!. Puji Tuhan.
"Mamaaaaaa!" dengan cepat Gue lari kearahnya dan mendekapnya sangat erat.
"Ni-ta, Clooo-o... Kalian udah gede. Paa liat me-rekaaa" isak Mama, Papa hanya menatap kami dengan haru.
"Ayo kita masuk sayangg.." Mama yang tadi sedikit berlutut karena berusaha meluk Gue dan Adek Gue Nita. Sekarang, Mama berdiri dan menggendong Ni-ta yang baru masuk TK seminggu lalu.
Mama sesekali terlihat mengamati rumah. Dinding serta langit-langit dilihati Mama sembari berjalan masuk ke kamar. Dari wajah Mama terlihat sangat bahagia. Waktu itu seingatku dengan memori yang sudah sangat usang, kita melewati ruang tamu, melewati ruang tengah, meja makan, dan kemudian ke-kamar.
Dari luar, Papa dan pembantu Gue lagi ngangkutin barang Mama. Koper-koper berukuran sedang sampai kecil dan sebuah box kardus berukuran gede, entah apa isi dari itu semua.
"Clooo, Nittaa.. udah makan?" tanya Mama ketika sudah sampai di kamarnya.
Gue dan Nita sebenernya udah makan malam itu, tapi gue harus bilang belum. 'Belum' satu kata yang sepadan supaya Mama bisa masakin kita setelah sekian lama.
Bener dugaanku, ketika kata 'belum' itu terucap. Mama segera bergegas ke dapur buat masakin kita. Entah apa yang akan dimasak Mama, sekalipun itu masak mie atau nasi goreng. Apapun masakan Mama pasti enak banget di momen ini.Pembantuku, Mama Rina. Malam itu dia ngebantu Mama masak, tapi Mama bilang suruh istirahat aja. Papa juga udah naruh barang-barang Mama ke dalem kamar.
Bau harum dari dapur sudah kecium dari ruang keluarga. Kran wastafel juga sudah terdengar gemricik air, sepertinya Mama usai membersihkan peralatan masaknya. Mama mendekat dengan kedua tangan memegang satu mangkuk besar berisikan mie.
"Papa, nita, cloo sama mba rina ayo kita makan bareng" senang Mama dengan muka yang berseri-seri.
Malam jam 10 itu spesial, kita makan bersama satu rumah. Mama, Papa, Gue, Nita dan mba Rina pembantu Gue. Semuanya sudah hadir dimeja makan. Tangan kanan Mama membuka mangkuk besar itu. Ternyata benar dugaanku, Mama masak mie. Lengkap bermacam sayuran dicampurkan Mama. Belum menyicipnya pun mata sudah bisa menyimpulkan kalau rasanya pasti enak.
"Ini Clo" Mama mengambilkan mie untukku dengan mangkuk yang berukuran lebih kecil. Semuanya diambilkan Mama.
Sekarang kita makan. Kucicipi kuah mie itu, rasanya sungguh lezat. Satu kata sempurna, buat masakan Mama. Tampilan mie itu tak menghianati rasa dilidah.
Satu mangkuk dihadapanku sudah habis, kuminta tambah ke Mama.
Malam itu Gue pamer ke Mama."Maaa, now i can said 'er' perfectly" pamer Gue.
"Really, wahh anak mama udah ngga cadel nihh. Coba-coba Mama pengin denger Cloo bilang er"
"Errrrrrrrrrrrrrrr" kataku sengaja memanjangkan er-nya. Sontak semuanya tertawa, termasuk Papa.
Tunggu, Gue melihat Mama agak berbeda sekarang. Tulang bahu Mama jadi keliatan lebih jelas dari 3 tahun silam. Ya, Mama tambah kurus dari sebelumnya.
"Mamaa, why u look thin than before?" Tanyaku.
"Ngga kok, Cloo aja yang baru liat. Berat badan Mama masih tetep. Oh iya, Mama bawa sesuatu lo buat Cloo, nita juga, Papa sama Mba Rina" kata Mama berusaha memalingkan pembicaraan. Aku tau malam ini Mama berbohong.
Usai makan malam, kita langsung diajak Mama buat unboxing barang-barang dikardus.
Segel dari isolasi sedang dilepas Mama, Papa juga ikut bantu. Setelah dibuka, Gue bener-bener excited. Dibagian atas sendiri ada satu box berwarna biru bertuliskan 'Playstation 2'. Mama beliin Gue PS 2.
"Uwaaaaa PS2 Maaa! Makasiii!" Saking girangnya mata Gue terus melototin box itu.
"Heehee, itu buat Cloo. Ayo buka" ajak Mama dengan mengeluarkan box Ps2 itu lalu dikasihkan ke Gue.
"Ini buat Nita"
Satu set boneka berbie lengkap sama mainan masak-masakan."Waaaaa ini kesukaan Nita Maa!" teriak Nita yang kayaknya seneng banget. Lalu satu set itu dikasihkan-nya ke Nita.
Semua dapet hadiah dari Mama. Papa dibeliin kaos, alat pencukur kumis otomatis dan banyak lainya. Gue sama Nita juga dibeliin semua perlengkapan sekolah dari mulai sepatu sampe tas. Mama juga bawain baju-baju baru buat kita semua.
"Cloo sama Nita ayo tidur, udah jam 11. Besok kan masuk sekolahh" perintah Mama.
Mata Nita udah keliatan merah. Adek Gue udah bener ngantuk, mukanya menunjukan itu. Nita digendong Mama. Gue, Nita dan Mama tidur dikamar depan, kamar Gue. Kita tidur bareng malam itu.
****
SekarangSemilir angin malam semakin sejuk, tapi hangatnya satu gelas kopi masih bisa menahannya. Gue inget betul momen itu, ketika Mama baru pulang dan semua itu. Memori itu masih keinget jelas di otak Gue, sekarang, dibalkon ini, dimalam ini ketika semua itu sirna tak berbekas satu pun. Gue bener-bener udah nerima ini semua Tuhan, juga tolong sampaikan kata ini melalui telinga Mama.
Dear Mama
Maa, asal Mama tau Clo sama Nita ngga butuh sesuatu yang baru. Barang-barang itu semua, Cloo ngga butuh. Aku yakin Nita juga ngga pengin itu. Anak Mama yang ganteng dan cantik cuma butuh satu. 'Mama gausah pergi lagi, temenin kita disini selamanya'
To be continued
"Haloo gaes, apakabar hari ini? Sorry ya baru update lagi heheee~. Kalo kalian suka silahkan divote dan jangan lupa komen ya, Gue pengen ngerti apa sih yang sekarang kalian lagi rasain😉🤗sampe ketemu lagi dipart selanjutnya."
19.16.07
KAMU SEDANG MEMBACA
EVTE
Roman d'amourSeorang yang salah sebenarnya tau jika dia salah, bahkan pencuri sekalipun. Aku adalah sosok yang sangat dekat denganMu sebagai pendosa. Cerita tentang vers yang mencoba untuk normal kembali seutuhnya, namun ternyata kembali pada jalan yang benar ta...