Mentari sudah terbit, sejak tadi namun Indira belum juga terbangun. Ia, masih terlelap dalam peraduan.
"Indira bangun yuk, hari ini kamu kan ada Kuliah. Ucap Sang Mama.
"Ya Mom, ini udah bangun kok. Ucapnya sambil mengerjakan mata.
"Ya udah, Mama tunggu dibawah ya. Jangan lupa sarapan, Mama udah siapkan roti kesukaan kamu.
"Iya Mom.***
"Pagi Bu, pagi Yah. Sapa Nino ramah.
"Pagi sayang. Balas Ibu ramah.
"Masak apa Bu? Tanya Nino.
"Nasi goreng sea food. Jawab Ibu ramah.
"Makasih Bu.
"Sama-sama sayang, ya udah kamu sarapan dulu ya Nak. Pinta Ibu.***
"Morning Mom.
"Morning sayang.
"Mom, Shanin udah videocall belum? Tanya Indira, sambil mengunyah roti bakar nya.
"Kenapa emang?
"Nggak tau kenapa, aku akhir-akhir ini kepikiran Shanin. Jelas Indira.
"Aku kayaknya mau banget, lihat wajah adikku itu. Ucapnya.
"Iya nanti kita videocall. Jam segini, Shanin pasti lagi kuliah. Jelas Mom, sambil menuang susu kedalam gelas.
"Terimakasih ya Ma.
"Sama-sama.***
"Bu, nanti videocall Ka Kenzy yuk. Ajak Nino.
"Emang kenapa? Tanya Ibu.
"Nggak tahu, aku mau aja ngeliat Kakak, entah mengapa. Jelas Nino.
"Ya udah, kamu habiskan makanan nya. Nanti, abis ini kita videocall Kakak. Jelas Ayah, sambil menghabiskan sisa nasi gorengnya.***
"Aku jalan ya Mom. Pamit Indira.
"Kamu yakin mau kuliah? Tanya Mom.
"I-yalah. Jawab Indira.
"Tapi muka kamu, pucat sekali. Ucap Mom khawatir.
"Aku nggak apa-apa kok Mom nanti aku minum obat. Ucap Indira meyakinkan.
"Beneran? Tanya sang Mama.
"Iya Ma.
"Ya udah hati-hati ya sayang. Ucap Sang Mama, sambil Memeluk Indira.***
Terdengar sebuah lagu mengalun, dari ponsel Nino. Ia, melihat siapa yang menelfon nya.
"Hallo Cell ada apa? Tanya Nino, pada Marcell.
"Nino, elu hari ini Kuliah nggak? Tanya Marcell.
"Kuliah kok, ini gua lagi mau nyebrang, gua udah sebrang Kampus.
"Kenapa emang?
"Nggak, mendadak ada ujian. Tadi, si Herman ngasih tau.
"Ehhhh gawat mana gw belum belajar.
"Ah gua juga belum kali.
".....
Tiba-tiba, ada mobil dari arah berlawanan melaju kencang ke arah Nino.
"Ahhhhh. Ucap Nino.
Tiba-tiba
BRAK!!!
"Hallo No, Nino! NINO!!! Ucap Marcell panik.
"Kenapa Cell? Tanya Herman.
"Ini gua telfon si Nino ngasih tau ada ujian, tapi tiba-tiba nggak bersuara. Terakhir tadi dia teriak, gua jadi curiga.
"Eh perasaan gua nggak enak, ikut gua yuk. Ucap Marcell, sambil menarik tangan Herman.***
Herman, dan Marcell berlali menerobos kerubungan beberapa orang.
"Permisi Ka, ini ada apa ya? Tanya Marcell kepada seorang pria bertubuh tinggi besar.
"Itu Dek, ada kecelakaan.
Herman, dan Marcell melihat merekapun sangat terkejut.
"NINO!!! Ucap mereka.
"Eh telfon Ambulance cepetan. Ucap Marcell sambil mengeluarkan ponsel, dan memberikan pada Herman.
"Iya. Ucap Herman, sambil menerima ponsel.***
Disisi lain, Indira dan ketiga temannya sedang berlatih disebuah Ruangan yang tak terlalu mewah, namun cukup luas untuk mereka gunakan latihan.
"Ndy, muka kamu pucat sekali. Ucap Luika, sambil menatap wajah Indira.
"Aku nggak apa-apa kok. Elak Indira.
"Tapi Lu udah pucet banget, mending istirahat aja deh. Pinta Nilla.
"Iya, nggak apa-apa kok, daripada kamu sakit. Ucap Agny, sambil merangkul Indira.
Indira terus memegang kepalanya, ia mengambil botol obat, dan memakan beberapa butir, lalu ia meminum sebotol air. Namun, tak sampai lima menit, ia sudah tersingkir ke lantai.
"INDIRAAAAA. Teriak, Luika, Agny, dan Nilla bersamaan.
"Eh telfon Mamanya Pinta Agny.
"Ya udah, biar Gua aja yang nelfon Tante Clara. Ucap Luika, sambil mengeluarkan ponsel.***
@Rumah Sakit
"Marcell, Herman. Panggil Ibu Nino.
"Tante Neysa. Ucap mereka sambil Mengalami Ibu.
"Nino gimana kondisi nya? Tanya Ibu khawatir.
"Belum tau Tante, lagi ditangani dokter. Jelas Herman.
"Kalian nggak Kuliah? Tanya Ibu.
"Nggak Tante, kita sebanarnya ada ujian. Tapi, kata Dosen boleh susulan kok. Jelas Marcell.
Tak lama kemudian, Ayah Nino datang sambil berlari kearah sang istri.
"Bu gimana dengan anak kita? Tanya Ayah, sambil memeluk sang Istri.
"Ibu nggak tahu Yah, Nino masih didalam. Ucap Ibu, sambil menangis.
"Permisi, apakah kalian orangtua dari Nino? Tanya seorang dokter, yang baru keluar dari ruangan, yang bertuliskan UGD.
"Iya dok, saya Ibunya.
"Kondisi anak Ibu, mengalami luka yang cukup serius, dan karena benturan yang cukup keras, ia mengalami kebutaan dikedua matanya. Jelas dokter.
"Buta dok? Ucap Ayah kaget.
"Iya Pak.
"Tapi, apakah ada cara agar, putera saya bisa melihat kembali? Tanya Ayah.
"Hanya satu cara Pak, yaitu jika ada pendonor mata untuknya.***
Disisi lain, Tante Clara terus merenung. Disebuah ruangan, yang diatasnya bertuliskan ICU ditemani oleh Luika, dan Nilla. Sedangkan, Agny ia pamit karena harus Kuliah.
"Tante, emangnya Indira sakit apa? Tanya Luika penasaran.
"Indira sakit kanker paru-paru, sudah lama ia derita sejak ia SMA, dan sekarang sudah stadium 4. Jelas Tante Clara.
"Ya Allah... Kok Indira nggak pernah cerita ya? Ucap Nilla heran.
"Karena, Indira nggak mau orang lain tahu, kalau ia memiliki fisik yang lemah. Indira takut, kalau misalnya kalian tahu, kalian akan meninggalkan dia, atau kalian menemani nya hanya karena kasihan. Jelas Tante Clara.
"Mom. Panggil seorang anak perempuan.
"Shanin? Ucap Mom, sambil memeluk puteri bungsunya itu.
"Kakak kenapa Mom?
"Kakak kamu pingsan sayang, penyakitnya kumat lagi. Jelas Mom. Oh iya, kenapa kamu pulang nggak ngabarin dulu? Tanya Mom penasaran.
"Tadinya biar surprise, aku rencana pulang udah sejak dua bulan lalu. Tapi, baru sempet sekaramg. Jelas Shanin.
Tak lama kemudian, seorang dokter muda keluar dari ruang ICU.
"Gimana kondisi anak saya dok? Tanya Mom.
"Begini, Bu Clara, kanker yang ada ditubuh Indira sudah menyebar luas, kemungkinan untuk sembuh hanya tinggal 20%. Namun, semua itu harus kita serahkan pada Allah SWT. Jelas dokter.
"Oh iya Bu, saya harus memberi tahu ini. Anak Ibu, harus perbanyak istirahat. Jadi, mohon dijaga, dan dikontrol agar, ia tidak terlalu lelah.
"Baik dok, terimakasih banyak.***
"Bu, kok semuanya gelap? Gumam Nino, sambil menatap kesekeliling.
"Nino, kamu sabar ya sayang. Kamu harus menerima ini. Ucap Ibu, sambil memeluk nya.
"Bu, kenapa ini semuanya gelap? Tanya Nino.
"Nino, kamu tenang dulu ya Nak. Nanti Ayah, akan jelaskan semuanya. Ucap Ayah, sambil memeluk sang anak.***
Disisi lain.
"Girls, aku sebenarnya masih ingin gabung bersama kalian. "Tapi, aku harus banyak istirahat. Jadi, maaf banget aku, udah nggak bisa gabung lagi. Jelas Indira.
"Iya Ndy, nggak apa-apa kok. Aku ngerti. Ucap Luika, sambil menggenggam tangan Indira.
"Oh iya Luika, aku kan pernah lihat Shanin di Instagram nya, dia lagi nari, and tarian nya itu.... O MY God, amazing banget. Jelas Nilla.
"Jadi kamu mau ngajak Shanin? Tanya Luika.
"Ya, kalau Tante Clara ngizinin, and kalau Shanin nya mau. Jelas Nilla.
"Kalo Tante si, ngizinin aja. Keputusan, ada ditangan Shanin. Jelas Tante Clara.
"Gimana Nin? Kamu mau nggak? Tanya Luika.
"Kalo mau, aku kabari Agny. Jelas Nilla.
"Emang leader nya siapa? Tanya Shanin.
"Aku. Jawab Luika.
"Actually I really want to, tapi bagaimana dengan Kuliah ku? Tanya Shanin.
"Oh iya ya kamu kan masih Kuliah, kalau Kuliah di Jakarta si bisa atur waktu ya kan? Jawab Nilla.
"Bener kata, Ka Nilla tuh. Jawab Shanin. Jadi gimana donk Mom? Tanya Shanin.
"Ya terserah kamu gimana baiknya.
"Maaf Ka, aku sebenarnya sangat ingin. Tapi, aku nggak bisa karena, aku kan Kuliah di Prancis. Jelas Shanin.
"Atau gini aja, Shanin kan, pintar desain baju, mulai sekarang yang bikin baju untuk kostum kita Shanin aja? Tanya Nilla.
"Boleh juga gimana Nin kamu mau nggak? Tanya Luika.
"Nah kalau itu si aku mau. Ucap Shanin sambil mengacungkan jempol.
Indira hanya tersenyum menyaksikan nya, dan ia pun memeluk sang adik.***
@Ruang rawat Nino.
"Bu, sampai kapan aku gini? Ucap Nino, sambil menangis.
"Sabar ya Nak, kamu pasti akan bisa melihat secepatnya. Ucap Ibu, sambil memeluk Nino.
"Iya No, elu enggak boleh sedih. Ucap Marcell, sambil merangkul Nino.
"Gua yakin kok, dengan kondisi elu yang begini, elu tetap bisa main musik. Timpal Marcell.
"Iya No, banyak kok yang lebih kekurangan dari elu. Tapi, mereka bisa menjadi orang hebat. Jelas Herman.
"Iya No, elu harus semangat ya. Kalau elu bisa tampil hebat kan, penonton pasti bahagia. Karena, dengan kekurangan elu, elu bisa menunjukkan kelebihan yang Elu miliki. Jelas Marcell panjang lebar.
"Makasih banyak ya, Cell, Man. Kalian, udah nyemangatin Gua.
"Iya sama-sama.BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
LIHAT HATIKU
Roman pour AdolescentsBerkisah tentang Nino, seorang pria tampan, cerdas, dan jago bermain musik terutama gitar, dan piano. Kehidupan nya sangat mendekati sempurna. Keluarga yang berkecukupan, orang tua yang selalu menyayanginya, dan Kakak kompak terutama dalam hal bermu...