Aku malu, kecewa dan sedih. Apalagi saat melihat wajah ibuku. Hati ini rasanya perih.Ya Allah cobaan apa lagi ini!
Aku berwudhu dan menunaikan shalat. Kutumpahkan semua perasaanku, kepada siapa lagi aku bisa mengadu selain kepadaNya.
Aku mengambil ponsel untuk menghubungi Armand kembali untuk ke sekian kalinya.
Jelita
Mas, kalau mas memang tidak berniat melamarku tidak perlu berjanji untuk datang apalagi memberitahu para tetangga. Kami sudah menunggu sekian lama dengan persiapan yang tidak sedikit. Jujur aku malu mas kepada para tetangga dan aku sedih saat melihat wajah ibuku. Perasaanku mungkin tak perlu dipikirkan tapi ibu, itu yang buat aku sedih. Bayangkan kalau hal ini terjadi pada adikmu!!!Aku menutup layar hapeku setelah memastikan pesanku terkirim.
"Je..!" Ibu datang ke kamarku.
"Iya bu," Ibu duduk di sampingku lalu memelukku erat.
"Sabar ya Je,"
"Je gak pa-pa bu, Je ikhlas menerima. Mungkin kami memang tidak berjodoh."
"Tapi Je, kamu pasti sedih banget."
Aku mengurai pelukan ibu perlahan. Kutatap wajah ibu, ada sisa-sisa air mata di sana.
"Bu, jodoh itu sudah diatur Allah dan Je yakin betul tentang itu. Allah sudah mengatur semuanya bu."
"Yang sabar ya Je!"
"Insya Allah Je sabar bu, Je kuat."
Ibu mengangguk-angguk dan mengusap pundakku. Aku tau ibu sangat terluka, seorang ibu akan lebih merasa sakit kalau anaknya yang terluka dibanding dirinya sendiri.
Malam ini ibu tidur bersamaku. Setelah shalat isya berjamaah kami berbaring, menghilangkan lelah pikiran dan fisik kami.
Tepat tengah malam notifikasi pesan di ponselku berbunyi. Aku yang tidak bisa memejamkan mata sejak berbaring segera mengambil ponselku dari atas nakas. Ternyata dari Armand.
Armand
Maaf hari ini kami tidak jadi datang ke rumah. Bukan bermaksud mempermalukan keluargamu tapi aku memutuskan mundur. Aku belum bisa memenuhi keinginanmu. Usahaku sedang maju pesat apalagi pinjaman online yang baru sebulan ini dirilis. Maaf Jelita, aku lebih memilih mundur daripada harus menutup usahaku. Sampaikan maafku pada ibumu.Aku membaca kalimat demi kalimat dari Armand berkali-kalu memastikan tidak ada yang terlewat satu katapun. Mencerna isinya dengan hati dan pikiranku.
Ia lebih memilih usaha ribanya dari pada diriku, berarti ia memang bukan untukku.
Aku berjalan ke arah jendela kamar, melihat langit yang ditaburi bintang. Sakit, hati ini sakit terasa. Seharusnya aku menjaga hatiku agar tidak terlibat sebelum semuanya pasti.
Wahai Yang Maha Membolak Balikkan Hati, teguhkan hati ini pada agama dan ketaatan padaMu. Aamiin.
Aku melihat ibu yang sudah terlelap. Syukurlah ibu bisa terlelap, aku sedikit lega. Aku berbaring d samping ibu.
Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untukku hanya waktu yang memisahkan kami. Suatu saat kami pasti bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Bu Guru (Repost)
SpiritualJelita gadis berkerudung panjang, shalihah, cerdas, pendidikan S-2, cantik, dan ramah. Sepintas tidak ada cela dalam dirinya namun menginjak usia 30 tahun masih belum bersuami juga. Jelita punya alasan rahasia yang membuatnya selalu menolak laki-l...