Kala cahaya matahari mengintip dibalik tirai penutup jendela kamar milik seorang pemuda yang masih berada didalam mimpinya, seorang lainnya tengah menatapi wajah tidur sang pemilik kamar.
Ia membaringkan tubuhnya tepat disamping sang pemilik kamar, sebuah siratan tipis terukir di bibirnya kala melihat wajah sang pemuda yang lebih muda darinya itu terlihat begitu tenang. Walaupun, selama beberapa hari terakhir pemuda tersebut tidur selalu dengan wajah cemas, dahinya selalu berkerut, tidurnya tak pernah tenang. Setidaknya, untuk hari ini wajah tersebut terlihat lebih damai.
Ia meneliti tiap detail wajah tertidur tersebut, sebelah tangannya ia angkat lalu ia arahkan pada wajah yang lebih muda. Tangannya perlahan mengusap pelan keningnya, berharap kerutan itu pudar. Berlanjut ke mata, hidung, kedua pipinya lalu berakhir pada bibirnya.
Ia mengelus pelan permukaan kenyal itu, lalu menekannya pelan. Bibir tebal itu adalah bagian favoritnya, ia tersenyum kala menekan-nekan benda tersebut berulang kali.
"Hyunjin bangunlah..", ia menggoyangkan tubuh pemuda yang ia panggil Hyunjin itu. Ia tahu itu tak akan berhasil, namun ia selalu mencoba.
Tidak ada respon apapun, bahkan pemuda bernama Hyunjin itu tak bergerak sama sekali. Ia bahkan sempat berpikir jika pemuda yang sedang tidur itu mati.
"Anak ini! Kenapa sulit sekali bangun..", Ia bangun dari tidurnya, lalu beranjak dari kasur milik Hyunjin.
Ia menyingkap pakaian bagian lengannya sampai atas, lalu bersiap ingin berteriak atau setidaknya menendang pemuda bernama Hyunjin itu agar segera bangun.
"HYUN---!!"
Baru saja ia ingin berteriak memanggil Hyunjin, pemuda itu tiba-tiba saja sudah bangun. Dengan mata masih terpejam ia bangun sambil menggaruk perutnya tak peduli dengan penampilan khas orang bangun tidur itu. Ia menyingkap rambutnya yang hampir menutupi matanya, lalu meregangkan tubuhnya sambil menguap. Ia lalu bangun dari ranjangnya, dan mulai merapikan selimutnya yang berantakan tanpa banyak bicara.
Ia terus memperhatikan bagaimana Hyunjin selalu melakukan kebiasaan paginya, tak pernah berubah dan itulah yang ia suka. Ia terus mengamati hingga Hyunjin selesai merapikan ranjangnya, dan pemuda itu lalu menoleh padanya.
"Selamat pagi Changbin..", sapanya lembut, Hyunjin lalu berjalan menuju dirinya dan dengan senyuman tampan itu Hyunjin mengusap kepalanya pelan. Ia tersenyum.
"Selamat pagi juga Hyunjin.. sekarang cepatlah bersiap-siap, kau harus kuliah hari ini. Sudah berapa kali kau melewati kelasmu" Changbin mengomel dan ingin menjewer telinga Hyunjin, namun ia urungkan kala pemuda yang lebih muda berjalan keluar kamarnya. Melewati Changbin yang tersenyum padanya, Hyunjin pun melakukan hal yang sama,sedikit ulasan senyum terpatri di bibirnya.
Hyunjin keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur, yang berada tak jauh di dekat ruang tamu apartemen kecilnya. Hyunjin mengambil gelas lalu ia membuka kulkas dan mengeluarkan sebuah botol air mineral, membukanya lalu menuangkannya kedalam gelas.
Changbin yang mengamati itu menggeleng kepalanya, Hyunjin selalu saja mempersulit sesuatu. Padahal ia bisa saja langsung minum dari botol tersebut, namun Hyunjin tak akan melakukannya.
Changbin memilih duduk di kursi, lalu meletakkan kedua tangannya sambil menopang dagunya dengan tangannya di atas atas meja. Ia kembali mengamati Hyunjin.
Setelah minum, Hyunjin lalu berjalan menuju lemari penyimpanan yang ada di bawah counter dapurnya. Ia membuka lemari tersebut lalu mengambil satu bungkus mie instan yang selalu ia makan beberapa hari terakhir. Changbin mendelik tak suka pada Hyunjin yang mulai mengambil panci kecil untuk merebut mie tersebut.
"Hey, kau telah memakan itu berulang kali. Berhentilah, kau harus makan nasi Hyunjin!", Kesalnya tak suka saat Hyunjin meletakkan mie tersebut di atas meja tepat didepannya. Lalu kembali pada panci yang ia letakkan di atas kompor, setelah memasukkan air Hyunjin lalu menyalakan kompor tersebut.
Changbin yang tak ingin melihat Hyunjin kembali memakan benda tersebut, berusaha meraih mie tersebut. Namun nihil, ia malah menjatuhkan mie itu ke lantai. Membuat Hyunjin yang tadinya menunggu air yang ada didalam panci itu menatap heran pada mie yang tergeletak di lantai tanpa sebab.
"Kenapa ini bisa terjatuh?", Gumam Hyunjin sambil mengambil kembali mie tersebut dan menaruhnya di atas counter dapurnya. Changbin mengehela nafasnya pasrah, ia tahu yang ia lakukan itu adalah hal yang sia-sia.
Selanjutnya Changbin memilih untuk terus mengamati Hyunjin, dari pemuda itu membuka bungkus mie sampai saat pemuda berbibir itu meletakkan panci yang berisi mie instan yang telah matang itu di atas meja makannya.
Hyunjin duduk tepat dihadapan Changbin, membuat Changbin dapat melihat jelas wajah pemuda itu. Lagi-lagi Changbin tersenyum saat Hyunjin membuka penutup panci tersebut, dengan wajah datar nya ia mulai memakan mie buatannya itu.
"Setidaknya kau makan dengan baik. Walaupun aku tau kau tak pernah bisa menikmati nya", ujar Changbin sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap ujung bibir Hyunjin yang kotor.
Namun, ia kalah cepat dari Hyunjin karena pemuda itu telah membersihkan nya sendiri.
Changbin menipiskan bibirnya, ia menarik tangannya kembali.Ia terus memandangi Hyunjin hingga pemuda itu selesai dengan sarapan paginya.
-tbc-
![](https://img.wattpad.com/cover/188253121-288-k338603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[22]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanficSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...