(2)

16 3 0
                                    

   “Ranti, bunda mau ke luar kota seminggu” ucap bundaku sambil mengemasi barang yang akan dibawanya di dalam satu koper yang bisa di bilang berukuran besar.

“Kapan bun?” tanyaku biasa saja karena memang sudah tau begitulah cara bunda mencari nafkah untukku dan kakak laki laki ku.

“Besok sayang, kamu baik baik aja ya dirumah jangan suka berantem sama kak Gilang” ucap bunda mengelus lembut puncak kepalaku.

    Walaupun bunda sering berpergian namun kasih sayangnya terhadapku dan kakakku tak pernah berkurang, menurutku bunda adalah orang terkuat diantara orang orang yang pernah ku kenal.

“Iya, bunda tenang aja. Tapi Ranti boleh gak ajak Atika nginep disini bun?”

“Ya boleh dong sayang. Tapi kalian gak boleh ngerepotin kak Gilang ya” ucap bunda kemudian kembali sibuk dengan barang yang dikemasinya. Aku kembali ke kamarku dan segera menelpon Atika untuk mengajaknya menginap dirumahku.

“Atika besok lu nginep dirumah gue ya”

Iya, tenang aja. Oh iya hari ini ke Mall yuk temenin gue” ucap Atika semangat dari seberang sana.

“Oke, lu jemput gue ya. Gue mau ganti baju dulu”

Iya, tunggu gue ya” Tuutt… suara yang menandakan terputusnya sambungan telepon kami. Aku segera bersiap, tak perlu waktu lama bagiku. Lain halnya dengan Atika, ia harus berpenampilan perfect saat pergi kemana pun itu. Penampilannya berubah seratus persen saat ia tak sedang melakukan kegiatan ekskulnya.

Tok tok..

    Suara ketukan pintu membuatku beranjak dari tempat tidur. Saat sampai tenyata kak Gilang yang baru selesai mandi sudah lebih dulu membukakan pintu untuk Atika. Hanya dengan memakai handuk yang menggantung dan menutupi dari pinggang sampai lutut dengan pedenya ia membukakan pintu untuk tamu.

     Kebiasaan yang tak patut ditiru, kenapa dia membukakan pintu dengan penampilan seperti itu? Dari belakang aku melihat mereka saling berhadapan tanpa menunjukkan pergerakan. Aku yakin pasti Atika bingung dengan situasi ini, ya dia terlihat speechless dan suasananya semakin canggung.

“Oh halo Atika” ucap kak Gilang berusaha memecahkan suasana canggung diantara mereka. Aku masih diam memperhatikan mereka dari belakang.

“Eh iya kak” jawab Atika dengan wajahnya yang semakin memerah karena berhadapan dengan pria yang ada dihadapannya menampakkan dada bidangnya.

“Kok cantik banget? Mau ngapain?” pertanyaan bodoh keluar dari mulut kak Gilang. Bukannya pergi malah mengajak bicara Atika yang wajahnya semakin memerah karena pujian yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya.

“Ma.. ma.. mau ngajak Ranti ke Mall kak” senyum geli terukir di wajahku mendengar Atika yang tergagap saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan kak Gilang.

Kak Gilang bisa dibilang tampan, memiliki wajah yang bersih tanpa satu jerawat atau kotoran pun, memiliki kulit wajah yang tidak putih namun juga tidak hitam cukup pas untuk mendukung bentuk wajahnya itu.

Rahasia badan yang ideal karena dirumah ia sering berlatih dengan treadmill dan barbell miliknya, hanya dengan itu ia sudah mampu membentuk badannya menjadi badan ideal yang tidak terlalu kekar namun terlihat berotot.

“Pake baju dulu sana, awas jatuh itu handuknya” aku mendorong kak Gilang agar pergi dari hadapan Atika yang berusaha untuk tetap tenang, kak Gilang terlihat panik ia segera memegang handuknya dan pergi karena mendengar perintah dan pernyataanku . Kak Gilang pergi menuju kamarnya untuk berpakaian.

“Bunda Ranti pergi ke Mall sama Atika ya” ucapku meminta izin kepada bunda dan bunda mengangguk tanda mengizinkanku pergi.

******

“Ranti makan dulu yuk, habis itu kita cari lagi barang yang mau gue beli” aku mengangguk namun sepertinya aku ingin buang air kecil.

“Lu duluan aja, gue mau ke toilet dulu. Jangan lupa pesenin gue ya” aku segera pergi menuntaskan satu urusan ini agar tak mengganggu kenikmatan saat aku sedang makan. Setelah dirasa selesai, aku pergi menyusul Atika.

       Braakk…

Blush… mungkin wajahku saat ini sudah memerah seperti kepiting rebus mengetahui posisi pria ini tepat disampingku dengan tangannya yang menopang tubuhnya agar tak menimpaku sedangkan wajahnya berada sangat dekat denganku hingga aku dapat merasakan hembusan napasnya yang mengenai wajahku.

Mengetahui posisi itu dia segera berdiri dan membantu dengan memegang tanganku agar aku juga bisa bangkit. Aku merasakan nyeri dibokongku akibat berbenturan dengan lantai aku mengelus pelan bokongku untuk meredakan rasa nyeri itu.

“Ih lo kenapa sih bisa nabrak gue sampe jatuh gini? Sakit tau” aku memandangi wajahnya, aku mengira umurnya tidak jauh beda denganku. Ku akui wajahnya seperti bercahaya dengan kulit putih dan wajah yang mulus, bagi wanita yang baru melihatnya mungkin akan langsung jatuh cinta dengan wajah tampannya.

“Ya gue minta maaf gue emang salah, gue tadi jatuh karena tali sepatu gue gak terikat trus terinjak” ucapnya lalu mengulurkan tangannya tepat berada didepanku.tak ada lagi yang bisa ku lakukan aku harus memaafkannya karena ku pikir dia pun juga tak bersalah.

Aku menjabat tangannya pertanda aku telah memaafkannya lalu “Kenalin nama gue Arga Henandra Putra. Bisa dipanggil Arga”

Arga dan RantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang