Rambut baru pt. 2

293 19 0
                                    

Setelah lama menunggu preview Renjun dengan rambut barunya, akhirnya Jeni juga membuka rahasia rambut barunya yang dicat senada dengan warna rambut Jeno. Ia memotong rambutnya menyerupai potongan rambut Yeeun CLC. Potongan itu membuat hidung mancungnya sedikit lebih menonjol.

Jeno awalnya memarahi Jeni karena wajahnya terlihat lebih tua. Namun, Jeni tetap bersikukuh dengan tatanan rambutnya itu.

"Daripada aku diledek seperti anak sekolah culun karena tatanan rambutku yang dulu. Kau tahu, saat SMA di Indonesia dulu potongan rambutku aneh. Beruntung, paman mengizinkanku merubahnya ketika kuliah." kata Jeni sambil mencari gambarnya saat SMA dulu.

"Tapi ini lucu. Kau menggemaskan." kata Jeno dengan sedikit nada meledek.

"Kau belajar jadi laki-laki mesum?" Jeni siap melempar ponselnya.

"Ya! Ampuni aku. Tidak Jen..." Jeno menghindar.

"Lihat adik-adikku. Benar-benar twins goal. Warna rambut pun harus sama seperti itu."  kata kakak Lee yang kebetulan sudah pulang bekerja.

"Sebentar lagi aku terbang ke Amerika untuk datang di Jambore internasional. Maaf ya aku tidak bisa menemanimu mungkin selama seminggu." kata Jeno.

"Jambore? Scout?" tanya Jeni.

"Kalau kata Indonesia... Pramuka? Benar kan?" tanya Jeno.

"Aku menyesal sering membolos pramuka dulu. Aku malu karena saudaraku ini duta Scout dunia. Sangat berbanding terbalik." sesal Jeni.

"Kita impas, aku malu karena kau sarjana. Kau malu karena aku duta Scout dunia." Jeno mencubit hidung Jeni.

"Aku jadi ingat karena dulu aku sering dihukum oleh pradana sekolahku. Mencari tanda tangan seluruh petinggi pramuka sekolah, merangkai tandu seorang diri, upacara saat matahari sedang sangat panas, seragam basah keringat. Hanya satu yang membuatku senang karena aku ikut pendakian hanya sebagai tenaga medis yang tak bekerja." jelas Jeni.

"Benar-benar tidak bekerja?" tanya Jeno.

"Hanya mengambilkan obat untuk yang sakit lalu menangani kaki-kaki adik kelas yang terkilir. Hampir bisa dibilang itu bukan pekerjaan yang berat, makanya aku bilang itu tidak bekerja." kata Jeni.

"Jadi maksudmu kau anggap kau bekerja hanya saat menangani patah tulang? Aku akan mencobanya." kata Jeno sedikit bercanda.

"Bercandamu tidak lucu No Jam. Kalau kau akhirnya benar patah tulang, kau siap melihatku panik?" kata Jeni memukul punggung Jeno.

"Aku ingin melihatmu mengerjakannya." kata Jeno.

"Yang ada kau hanya akan menangis kesakitan, bodoh. Kau mungkin pingsan saat kutangani." Jeni kesal. Ia menginjak kaki Jeno.

"Arghh... Rasanya kakiku remuk." Jeno kesakitan.

"Eh? Biarkan aku melihatnya." Jeni panik dan langsung melepas kaus kaki Jeno. Kaki Jeno memang tampak memerah setelah ia injak.

"Jangan sentuh... Itu sakit." kata Jeno merengek.

"Kau mau menipuku Lee Jeno? Ini hanya panas karena menerima benturan berlebih. Kakimu tak remuk." Jeni menepuk Kaki Jeno.

Star TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang