part 4

853 39 13
                                    

Warning:typo,gaje.

"Mik, beneran ya nanti Lo mutusin Jean"
Kata Eren.

"Iya iya nanti gua putusin"
Balas gua yang sedang masang syal.

"Janji dulu"

"Hmm....,gua Mikasa Ackerman berjanji akan memutuskan Jean disekolah nanti"
Gua berpose hormat.

"Lho,kok Ackerman? Bukanya jaeger?"

"Gua'kan dari keluarga Ackerman"
Gua mengangkat alisku.

"Lo'kan udah jadi anggota keluarga gue,jadi Lo bukan lagi Ackerman"
Jelas Eren.
Seketika wajah gua merah,Eren kek ngasih kode kalau dia pengen menikahi gua.

"Mik,mik,woi mik"
Eren dorong gua yang sedang ngelamun.

"Lo mikirin apa?"
Tanya Eren.

"Ga mikirin apa apa"
Gua mengalihkan pandanganku dari Eren.

"Hmm"
Eren menatap curiga ke gua.

"A-ada apa Eren,kenapa kau menatapku dengan penuh gairah?"
Gua mulai salah tingkah.

"Mm,ayo berangkat"
Eren berjalan dulu dan gua ngekor.

Dibelakang Sekolah.

"Jean, sandiwara nya cukup"
Kataku.

"Ke-kenapa?"

"Bukan urusanmu"
Aku pergi meninggalkan Jean.

"Tung-"

"Jean,terima kasih"
Aku tersenyum kearah Jean.

"...."
Namun dia hanya diam,entah kenapa dengan Jean,setiap gua senyum dia selalu salah tingkah bukanya Jean naksir sama Sasha ya.

"Dasar tak peka"
Kata Jean pelan,namun masih kedengaran olehku,tapi aku tak mempedulikannya dan pergi menjenguk Eren.

"Armin!!"
Panggilku.

"Mm?"
Dia menoleh ke arahku.

"Lo ngeliat Eren ga?"
Tanyaku.

"Ga,emang kenapa?"

"Gua mau bilang kalo gua udah mutusin Jean"

"Lo udah mutusin Jean?"
Armin memegang pundakku seperti tak percaya.

"Emang Eren udah peka?"
Lanjutnya.

"...."
Aku hanya mengangguk.

"Sekarang,Lo bakal nembak Eren?"
Tanya dia.

"Emang harus sekarang nembak Eren?"

"Ya iyalah,emang selama ini Lo ngelakuin ini buat apa?"
Armin agak kesal.

"Mendingan Lo ungkapin perasaan Lo ke Eren sekarang, sebelum Eren direbut orang lain"
Lanjutnya dan mendorong gua.

"Buruan!"

"Ah,iya"
Aku pergi mencari Eren.

Aku berkeliling sekolah dan belum menemukan Eren dimana pun.

"Oh,bocah cepat bersihkan"
Aku mendengar suara yang sangat kubenci.
Ternyata benar,itu suara Levi yang menghukum Eren.

"Eren!!!"
Aku berlari menjenguk Eren.

"Mikasa, apa yan-?"

"Oy,bocah kenapa kau mengganggu Eren yang sedang bersih-bersih"
Kata Levi.
Namun aku tak memperdulikannya dan menarik Eren pergi.

"Ayo Eren"
Ajakku.

"Ke-kemana?"

"Ayo ikut aku!"
Bentakku.

"Pak,aku izin pergi dulu nanti aku bersihin lagi"
Eren meminta izin ke Levi,namun Levi hanya diam dan menatap tajam kami.

Aku membawa Eren ke bawah pohon rindang yang ada ditaman sekolah.
"Eren,ada yang ingin gua bicarakan"
Kataku.

"Apa?"

"Gua udah mutusin Jean"

"Oh,cuma itu?"

"Mm"
Aku mengangguk.

"Kalau cuma itu,aku ingin pergi menyelesaikan tugas ku dulu"
Kata Eren.
Eren pergi meninggalkanku.

"Eren"
Aku memeluk Eren dari belakang.

"Mi-mikasa,apa yang kau lakukan?"
Eren mencoba melepaskan pelukannya tapi aku makin mempererat pelukannya.

"Eren....aku menyukai mu"
Kataku sambil menangis dipundak Eren.

"Eh,apa yang kulakukan?kenapa aku melakukan hal ini?"
Gumamku.

"Mikasa"
Eren berbalik dan memelukku.

"Aku juga menyukai mu"
Lanjutnya.

"Eh?"
Aku terdiam melihat wajah Eren.

"Aku juga menyukai mu,sama seperti aku menyukai ayah dan ibu"
Jelasnya.
Mendengar jawaban Eren tadi membuat ku benar-benar malu dan diam,aku seperti ditolak secara halus.

"Senang mendengar nya"
Aku melepaskan pelukan dan tersenyum lebar pada Eren.

Tamat.

Sorry kalo gaje dan sulit dimengerti..........
Sorry kalo endingnya makasain banget........

Note: lanjutan dari cerita ini:for you (Eren)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Feeling;MikasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang