FIVE

462 50 2
                                    

HAPPY READING~

Petikan gitar yang dimainkan jemarinya, membuat suasana pagi menjadi lebih berbeda. Tak lupa secangkir Kopi Americano kesukaannya yang terletak dimeja.

Pagi ini, tepatnya Jam 04:45, Mark sudah duduk di Rooftop rumahnya dengan Gitar kesayangannya tadi, kebiasaannya yang sepertinya jarang dimiliki pria lainnya yaitu menunggu sunrise, lalu memotretnya dengan kamera kesayangannya bernama 'polarowhite.

Kamera type polaroid berwarna putih itu adalah hadiah kesayangan dari ibunya, Hampir 300 lembar foto yang telah ia hasilkan dari Kamera itu. Tertentunya berbagai objek disetiap lembar. Ia juga memajang di dinding kamarnya, dengan penjepit wooden Craft. Menambah suasananya kamarnya menjadi sedikit berbeda.

"Tuan." Panggil seseorang dari belakang.

"Yaa." Ia menoleh melihat seorang Wanita pelayan yang biasa dipanggil dengan sebutan --bibi-- ia memegang nampan berwarna putih. "Yatuhan, ini masih sangat pagi. Apa kau terbangun karena aku tak sengaja membuat gaduh di dapur?"

Pelayan berumur 41 itu tertawa singkat, "tidak tuan, Kau ini bisa saja." Balasnya, ia menaruh sebuah piring dengan Roti Sandwich buah kesukaannya.

Pelayan itu adalah pelayan yang sudah bekerja saat umur Mark 10 tahun, itu sebabnya tak heran jika ia terlihat open dengan wanita satu itu.

Selain wanita itu sudah lama bekerja bersama keluarganya, ia juga menjadi satu satunya wanita yang mengerti akan sifat dan kepribadian Mark. Jadi, tak heran jika dirinya menganggap wanita itu lebih dari sekedar pelayan.

"Tuan, sebaiknya kau membangunkanku jika ingin membuat sesuatu. Atau kau akan terus memecahkan gelas yang sama dijam yang sama pula." Ujarnya seraya menahan tawanya.

Mark tersenyum, "kau menertawakanku sekarang, Itu artinya kau terbangun karena kegaduhan itu, bi. Sudahlah lupakan." Balasnya.

"Baiklah, tuan."

"Oiya, satu lagi. Jangan beritahu kakak tentang ini atau dia akan memarahiku, okey." Pesan Mark seraya mengedipkan sebelah matanya.

Pelayan itu tersenyum, lalu kemudian pergi untuk kembali ke dapur.

Mark menyeruput kopi buatannya.

Uhuk...
Uhuk...

"Shit, what the hell is this." Ucap spontan seraya mencoba memuntahkan kembali kopi yang tadi ia seruput, "Kenapa rasanya seperti ini.."

Mark memandangi gelas kopinya, "ibu benar jika apapun yang terbuat dari tanganku pasti terasa tidak enak.."

#FLASHBACKON.

Mark kecil berjalan pelan dengan kedua tangan yang memegang piring yang berisikan Cake Coklat buatannya, bocah itu masih lengkap dengan celemek yang kotor dengan tepung dan cipratan coklat.

"Ibu.."
"Ibu.." panggilnya, "apa kau melihat ibu?" Tanyanya kepada para pelayan disana.

"Ditaman, tuan." Jawab salah satu dari mereka, para pelayan terlihat tersenyum seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku bocah itu.

Mark pun bergegas menghampiri ibunya, ia melihat ibunya ditaman dengan Ryana dan Sean yang tengah berbincang bincang.

Ia pun langsung menghampirinya, "Ibuu..."

"Markk, apa yang kau bawa?" Tanya wanita yang saat itu berumur 3o tahunan, ia terlihat aneh dengan apa yang anak laki lakinya bawa.

"Aku membuat Cake Coklat untukmu, aku ingin kau mencobanya." Jawab Mark seraya menunjukkan senyum manisnya.

A SECRET. [MARK TUAN & ROSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang