"Aku enggak pernah sebahagia ini," ucapku sore itu.
Kamu tersenyum sambil memandang ke arahku, lalu kamu raih tangan kecil ini sambil berucap, "dan kamu akan selalu sebahagia ini."
Aku menatap bola mata itu, kemudian menjawab, "Enggak ada yang bisa menjamin hal itu."
"Aku jaminannya. Aku yang akan selalu membuatmu merasa sebahagia ini," yakinmu sambil tersenyum.
Senyum yang mampu dan selalu membuatku ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir untuk Senja Pertama
Teen FictionIni bukan sebuah cerita panjang. Ini hanya sebuah surat yang aku tulis menjadi beberapa bagian. Tiap bagiannya juga tidak panjang. Jika kalian mau, silahkan baca suratku ini, Surat Terakhir untuk Senja Pertamaku.