Aku tidak pernah ingin kamu pergi. Tapi, tanpa pamit kamu malah melarikan diri. Setiap hari aku menulis surat berisi harapan-harapan agar kamu kembali. Sayangnya, semesta enggan untuk merestui.
Karena itu, hari ini aku memutuskan untuk menulis surat terakhirku untuk kamu, Senja Pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir untuk Senja Pertama
Novela JuvenilIni bukan sebuah cerita panjang. Ini hanya sebuah surat yang aku tulis menjadi beberapa bagian. Tiap bagiannya juga tidak panjang. Jika kalian mau, silahkan baca suratku ini, Surat Terakhir untuk Senja Pertamaku.