Mariel segera bergegas mencari keberadaan Ezra, ia mencari disemua tempat yang ia tau namun hasilnya nihil.
Ezra menghilang..
Entah kemana perginya bajingan itu."Gimana caranya gue balikin uang segitu banyak supaya rumah gue balik" ucap Mariel sambil terus berpikir.
Mariel menghubungi semua temannya untuk meminta pinjaman tapi sangat mustahil meminjam uang sebanyak 550 juta tanpa jaminan apapun. Ditambah Mariel sekarang adalah seorang pengangguran.
Bahkan tabungannya saat inipun tak akan bisa mencapai nominal sebesar uang yang dibawa lari Ezra mantan pacar Mariel.
.
.Pukul 23.00 Mariel sudah kembali kerumahnya tanpa membawa apapun untuk mengembalikan rumah miliknya ini.
Sebentar lagi,
Tidak.
Beberapa jam lagi rumah yang ia beli dengan kerja kerasnya ini akan hilang dan menjadi milik orang lain.Sebenarnya Mariel bisa saja menjual rumah kontrakannya dan meminta sedikit uang ayahnya untuk menebus rumah ini, atau menjual beberapa aset milik Ayahnya ditempat asalnya
Tapi sayangnya ia tak sanggup melibatkan Ayahnya didalam masalahnya. Lagi pula rumah, sawah dan aset lainnya ia beli atas nama Ayahnya, serta ia niatkan sebagai hadiah untuk Ayah dan adiknya.
Ia hanya memiliki tabungan yang mungkin sisa 35 juta dari 50 juta, itupun Mariel berikan pada Ezra bukan untuk dirinya sendiri -_-
"Apa yang harus aku lakukan, aku benar-benar sudah selesai sekarang, mana tabungan sisa sedikit" ucap Mariel pasrah.
Sepanjang malam ia benar-benar terjaga karna sibuk memikirkan jalan keluar dari masalah ini, tapi bahkan sampai pagi ia masih belum menemukan titik terang dari masalah yang sudah terjadi.
10.00
Mariel sudah membersihkan dirinya, dan mengemas seluruh barangnya untuk keluar dari rumah ini. Sebelumnya Mariel bernegosiasi untuk meminta waktu lagi agar ia bisa menjual terlebih dahulu barang-barang yang ia miliki. Karna Ezra hanya menjual rumahnya bukan beserta isinya.
"Kalaupun semua perabotan rumah ini dijual, nggak akan sampai dinominal 550 juta" pikir Mariel.
"Hahhh.. Bagaimana ini?!" teriak Mariel.
Sambil mendinginkan kepalanya, ia teringat nomer telpon bodyguard kemarin. Tanpa waktu lama Mariel langsung menelpon untuk meminta waktu sampai semua perabotan rumahnya terjual.
"Gak bisa? Demi apa?"
"Maaf bu, kami hanya menjalankan perintah atasan"
"Heh, saya ini ditipu. Apa rumah ini mau langsung dipakai? nggak kan? kasih saya waktu 3 hari untuk jual semua perabotan saya"
"Gabisa bu, jam 2 saya akan kesana dan barang ibu harus ada diluar semua. Selamat siang"Tut..
Tut.."Sialan.. Arrrrggg" teriak Mariel.
14.00
Tanpa diketuk pintu rumah Mariel sudah terbuka, karna ia sibuk mengeluarkan perabotannya seorang diri. Ia bahkan tidak punya tujuan akan dibawa kemana semua perabotan ini.
"Selamat siang" ucap bodyguard.
Mariel tak menjawab melainkan menatap sinis pada lelaki bertubuh besar itu.
"Nggak mau bantuin?" tanya Mariel tak bertujuan.
"Hah? Hfff baik bu" ucap bodyguard.
"Jam berapa barang ini akan dibawa dari sini?" tanya bodyguard sambil mengangkat sofa milik Mariel.
"Gatau" jawab Mariel singkat.
"Bentar deh, saya bisa nelpon orang yang beli rumah ini gak? Sapatau dia mau perabotan ini?" tanya Mariel.
"Hmm sepertinya tidak" ucap bodyguard pasti.
"Kenapa? Masih bagus semua kok ini" jelas Mariel.
"Tolong bantu saya" pinta Mariel memelas.
"Baiklah" ucap bodyguard.Mariel pun meraih ponsel milik bodyguard itu untuk menelpon si pemilik baru rumah Mariel :(
"Ha..Lo.. Halo? Selamat siang"
"Siang, siapa ya?"
"Ah, saya Mariel pemilik rumah yang dijual oleh Ezra"
''Kamu lagi? Saya gak bisa ngasih waktu lagi""Sial ini orang" batin Mariel.
"Bukan, saya tidak minta itu. Tapi apa anda mau membeli semua perabotan saya, karna saya tidak tau akan membawa semua barang ini kemana. Dan...
"Saya tidak punya uang..
"Itu bukan urusan saya, saya akan beli perabotan sendiri. Jadi tolong kosongkan saja rumah itu... Dan tolong..."
"Tolong saya! Saya mohon!! Sampai saya dapat pembeli untuk semua perabotan saya. Saya akan pindah dari sini.. Atau saya bisa jadi tukang bersih-bersih disini.. apapun itu" ujar Mariel kehilangan akal.
"Tolong saya!!😢"
"Oke, 2 minggu apa cukup?"
"Apa boleh sebulan?"
"Apa?"
"Oke 2 minggu, thankyou!"Belum sempat orang diseberang sana menjawab, Mariel buru-buru memutuskan panggilan pada pemilik baru rumahnya.
"Permisi.. Apa kalian bisa bawa masuk barang saya lagi. Karna bos kalian ngasih saya waktu 2 minggu lagi" jelas Mariel hati hati karna dihadapannya ada 4 bodyguard.
"Oh begitu, baik" jawab salah satu bodyguard tanpa protes.
.
.Setidaknya ia memiliki waktu selama 2 minggu untuk menjual satu persatu barangnya, sambil berpikir akan kemana ia setelah ini.
.
.Mariel duduk menatap layar laptop miliknya dan membuka file tulisan miliknya yang belum selesai bahkan masih berada pada awal cerita, mendadak otaknya buntu memikirkan apa yang harus ia tulis untuk menjadi penulis.
Love you guys🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Human
Romance"Menjadi penulis? Hah mimpi saja kau Mariel" "Terlalu benyak bermimpi kau itu" "Dasar bodoh!!" Aku Mariel, aku suka bermimpi, dan berkhayal. Karna ingin jadi penulis yang serius aku berhenti dari pekerjaan tetapku, memang bodoh. Tapi mau diapa suda...