Razata Afzhan Manuel

15 1 0
                                    

"Halo, iya bu ini Mariel. Hmm bulan ini Ibu Rina belum bayar kontrakan ya? Sekalian sama bulan kemarinnya juga sepertinya juga belum" ucap Mariel saat menelpon penyewa rumah kontrakan miliknya.
"Mohon maaf mbak, suami saya belum punya uang. Saya bayar bulan depan lagi bisa gak mbak?" ujar Ibu Rina memelas.
"Hufff artinya sekalian 3 bulan bu?" tanya Mariel.
"Iya mba, tapi paling saya mampu bayar 2 bulan aja dulu. Gapapa kan mba?" tanya Ibu Rina.

Sejujurnya Bu Rina ini sering sekali menunggak, tapi Mariel tak pernah ambil pusing karna hanya akan itu dulu karna ia masih punya penghasilan tetap.

Tapi sekarang keadaannya sudah berubah.

"Maaf bu, kalau gitu saya ikhlaskan aja. Tapi Ibu tolong cari rumah lain karna saya butuh rumah itu untuk saya pakai sendiri" ucap Mariel.
"Oalah, bukannya mba Mariel punya rumah sendiri? Ya gusti mba, saya mau cari kontrakan dimana lagi" ujar Ibu Rina memelas.
"Huff gatau bu, tolong kosongkan aja rumahnya saya kasih waktu seminggu. Tunggakan bulanannya buat Ibu aja gausah dibayar, untuk bayar kontrakan lain. Yasudah, saya tutup" ucap Mariel memutuskan panggilan.

Baru kali ini Mariel merasa kekurangan sekali sampai mengusir orang lain seperti itu. Uangnya yang ia miliki hanya tersisa 35juta harus ia apakan uang itu agar ia bisa bertahan hidup kedepannya.
"Ezra bajingan" ucap Mariel kesal.
Mariel terbaring lemah diatas kasur miliknya, rasanya ia tak mau melanjutkan hidupnya lagi. Rumah yang ia beli dengan kerja kerasnya hilang begitu saja.

1 Minggu kemudian.

"Huft semua barang udah difoto dan diiklankan, tapi kenapa belum ada yang beli juga" gumam Mariel sambil menatap layar laptop miliknya.

"Aaaaaaaaaa" teriak Mariel karna kesal dengan hidupnya saat ini.
"Harus giamna sekarang😭" ujarnya memaki dirinya sendiri sambil menghantupkan kepalanya keatas meja.

Brakkkk.. Brukk.. Brakk..

"Apa itu?" ujar Mariel terkejut.
Seketika ia bangun dari tempat duduknya dan langsung memeriksa sumber suara.

Sreeet..
Mariel membuka korden yang berada didapur untuk memastikan keadaan dan ia melihat seseorang yang berdiri disana.

"Dia siapa? Maling? Masa maling siang bolong begini" gumam Mariel sambil memperhatikan.
.
.

"Maaf, anda cari siapa ya?" tanya Mariel hatihati.

Nama : Razata Afzhan ManuelUmur : 30thPekerjaan :  Song writer - Producer MusicStatus : Single

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama : Razata Afzhan Manuel
Umur : 30th
Pekerjaan : Song writer - Producer Music
Status : Single

"Kamu pemilik rumah lama yang menelpon saya minggu lalu?" tanya seorang pria bertubuh tinggi itu.
"Hah? aaaa pemilik rumah baru?" tanya Mariel.
"Apa saya harus menunggu 1 minggu lagi untuk rumah ini?" tanya pria itu dingin.
"Ah soal itu, saya benar-benar minta waktu" ujar Mariel menunduk.
"Ya karna saya sudah berjanji memberikan waktu 2 minggu, jadi yasudahlah" ucap pria itu langsung berlalu pergi.
"Anda bisa melihat area dalam rumah ini, jika berkenan?" ucap Mariel hatihati.
"Nggak perlu, saya sudah melihat semuanya" jawab pria itu.
"Ba..Bagaimana bisa?" tanya Mariel.
"Penjual rumah ini sudah mengirimkan foto setiap sudut ruangan dirumah ini, ternyata semua fotonya benar sama dengan aslinya" ucap pria itu.
"Boleh saya tau kapan anda mendapatkan foto-foto rumah ini?" tanya Mariel penasaran.
"Hmm mungkin sekitar 3 bulan yang lalu" ujar pria itu.
"Bangsat, jadi Ezra udah rencanain semua ini" gumam Mariel pelan.
"Sorry?" tanya pria itu meminta penjelasan atas ucapan kasar yang terlontar dari mulut Mariel.
"Oh maaf, bukan anda. Maaf" ucap Mariel.

Pria itu hanya terdiam sambil menatap Mariel yang wajahnya seperti sedang menahan emosi didalam dirinya.

"Yasudaa saya pergi dulu" ucap Pria berbadan tinggi itu.
"Tunggu" tahan Mariel cepat.

"Saya Mariel" ucap gadis itu menjulurkan tangan sambil tersenyum.
"Afzhan" jawabnya tanpa menjabat tangan Mariel.
"Hmm oke" gumam Mariel sambil menarik tangannya yang tak disentuh sedikitpun.
"Oh iya, tolong bersihkan rumah ini sebersih mungkin saat anda meninggalkan rumah ini, saya permisi" ujarnya lagi sebelum pergi.

Mariel menutup kembali pintu rumahnya dan bersandar dibalik daun pintu sambil memejamkan mata untuk berpikir bagaimana ia akan menjalani hidup setelah 1 minggu kedepan.

"Tarik nafas, tahan, hembuskan" ucap Mariel mencoba menenangkan diri.
"Semangat" ucapnya pada diri sendiri.

Mariel pun menuju meja kerja miliknya dan mengambil ponsel untuk mengecek sisa saldo didalam rekening bank miliknya.

"What? Aaaaaaaaaaaa" teriak Mariel saat mengetahui uang didalam rekeningnya menghilang.
"Gak.. Gak mungkin kenapa sisa tabunganku cuma 59.650 "ucap Mariel bingung.

Gadis itu buru-buru mencari dompetnya, dan benar saja atm miliknya sudah tak ada didompet. Siapa lagi kalau bukan Ezra pelakunya. Ezra tau betul passward atm milik Mariel.
"Habis sudaah!!!" ucap Mariel pasrah.

Seakan lemas ia terjatuh begitu saja. Terduduk bahkan tak bisa melakukan apapun selain merutuki dirinya sendiri.

Sisa tabungan miliknya yang rencananya akan dijadikan modal usaha kini sudah hilang juga diambil oleh Ezra.
"Bajingan itu, Hahhhhhhhh!!" teriak Mariel lagi.
"Gimana ini...." ucap Mariel sambil membenturkan kepalanya didinding.
"Telpon bank" gumamnya.

Setelah memblokir no rekening yang atmnya dipegang Ezra, Mariel kembali merebahkan dirinya dilantai tanpa alas itu. Ia benar-benar merasa hancur dan tak tau harus berbuat apalagi.

Ia berpikir untuk melaporkan Ezra ke polisi, tapi itu percuma karna dirinya sendirilah yang dengan senang hati menyerahkan segalanya pada Ezra.
"Aku mau mati ajaaaa!!!!" teriak Mariel sambil menangis sejadi-jadinya.

1 Minggu Kemudian.

Perbotan milik Mariel berhasil terjual, namun tidak semuanya masih banyak yang tersisa. Dan jika dijumlahkan totalnya tidak lebih dari 5juta dan uang segitu tidak akan cukup kemana-mana. Dan yang paling menyedihkan ia belum benar-benar rela melepas rumah hasil kerja kerasnya pada orang lain dengan cuma-cuma karna hasilnya sudah dikuasai sepenuhnya oleh mantan kekasihnya yang tidak tau malu itu.

Mariel sudah membersihkan rumah yang sebentar lagi akan dihuni oleh pemilik barunya tapi ia sama sekali tak berniat keluar dari rumah itu.

"Sudah bersih?" tanya Afzhan tiba-tiba datang.
"Hah? Iya sudah" jawab Mariel terkejut.
"Yakin? Ini masih kotor. Barang-barang kamu juga masih banyak berserakan disini. Mau saya buang semuanya?" tanya Afzhan sinis.
"Saya sudah memutuskan untuk tetap tinggal dirumah ini" ujar Mariel tegas.
"Maksudnya?" tanya Afzhan bingung.
"Iya ini rumah saya, dan saya tidak pernah menjualnya" jawab Mariel.
"Kamu bercanda?" tanua Afzhan.
"Saya sudah kasih waktu buat kamu, dan sekarang drama apalagi?" tanya Afzhan kesal.
"Rumah ini atas-bawah. Saya tinggal dibawah, dan Anda diatas" ucap Mariel.
"Kamu ngatur saya? Saya sudah bayar rumah ini lunas" ucap Afzhan tegas.
"Pergi sekarang, atau saya panggil polisi" ujar Afzhan dengan nada tinggi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Favorite HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang