"Ehh?".
Kawaila terkejut.
"Gimana ini??"."Co.. cowo yang mana?", tanya Kawaila sedikit gemetar.
"Cowok yang nyebut nama kita tadi siapa kak?".
"I.. itu teman kakak", jawab Kawaila sedikit berpikir keras.
"Iya dia teman kakak. Kakak sering ceritain Zeno, makanya dia tau Zeno", sambungnya cepat.
"Siapa namanya kak?", balas Zeno penasaran.
"Eh? Dia? Zi.. Zico. Namanya Zico".
"Nama panjangnya?".
"Ehh? Ka.. kakak kurang tau namanya siapa. hehe", balas Kawaila sedikit nyengir untuk menghilangkan rasa tegangnya.
"Kenapa kakak bisa enggk tau? Kalau kakak uda cerita tentang aku ke orang lain, itu berarti kakak udah dekat sama orang itu, iya kan kak?"
Kawaila terdiam, tidak bisa bicara.
Zeno tau Kawaila berbohong, tapi dia masi membiarkannya.
"Ya udah deh kak, kita masuk yuk", ucap Zeno langsung setelah melihat kakaknya hanya terdiam.
"Eh? Iya".
.
.
.
.Esok paginya
Seperti biasanya, tepat pukul 06.00, Zeno selalu pergi ke kamar Kawaila untuk membangunkannya. Zeno sudah seperti alarm alami yang sangat menggemaskan.
Tokk tokk tokk
Zeno mengetuk pintu, membukanya, dan masuk dengan perlahan.
Zeno mendekati ranjang dimana Kawaila tidur dan memandanginya sejenak. Lagi-lagi jantungnya berdetak tak karuan hanya dengan memandang Kawaila.
"Duhh, apaan sih jantung!! Jangan gini kenapa sihh!!", kesal Zeno dalam hati.
"Zeno", panggil Kawaila pelan.
"Sini dong", lanjut Kawaila sambil menepuk-nepuk bagian ranjang yang kosong disebelahnya yang mengisyaratkan Zeno untuk naik ke ranjangnya.
"Ehh? Kak Ila udah bangun ya", tanya Zeno spontan.
"Sini dong Zeno, kakak mau peluk", ucap Kawaila lembut sambil menepuk-nepuk bagian ranjang yang kosong disebelahnya sekali lagi.
"Ahh iya iya kak", balas Zeno singkat sambil langsung mengikuti perintah kakaknya untuk meletakkan tubuhnya di atas ranjang.
*Hug*
Kawaila langsung memeluk Zeno dengan erat sambil menempelkan telinganya pada dada Zeno.
deg deg deg deg deg deg
Jantung Zeno semakin berdetak tak karuan, rasanya seperti akan lepas saja.
"K..ka..kak".
"Hmmm?", jawab Kawaila singkat.
"Ka..kakak lagi ada masalah?".
"Ehh? enggak kok. Kakak gak kenapa-kenapa".
"Be..beneran ka..kakak gak a..ada ma..masalah?".
Kawaila mengangguk singkat.
"Ngomong-ngomong Zeno sakit?", tanya Kawaila.
"E..ehh? eng..enggak ko..kok kak".
"Ehh enggak ya? Tapi detak jantung Zeno kenceng banget nih, jadi kakak pikir mungkin Zeno sakit", jelas Kawaila singkat.
"Ee..ehh enggak.. Enggak kok kak".
"Atau kakak yang salah dengar ya?", lanjut Kawaila.
"Iya kak, aku sakit banget sebenarnya... Sakit perut tau kak. Habis, kakak bikin adek deg deg serr muluk sih :")", ucap Zeno dalam hati.
"Hmmm, hari ini Zeno belum buat sarapan kan? gimn kalo kakak aja yang bikin? ya?", tanya Kawaila masih dalam posisi memeluk Zeno.
"ta..tapikan kak I..Ila gak bisa masak".
"ehehe bisa kok bisa", jawab Kawaila sambil tertawa kecil dan segera melepaskan pelukannya dari Zeno, bergegas menuju ke dapur.
"Hampir aja jantungku copot :")", ucap Zeno dalam hati.
Setelah beberapa saat Zeno menenangkan jantungnya yang berdetak tak karuan, akhirnya Zeno segera menyusul Kawaila ke dapur.
"mau masak apaan kak Ila?", tanya Zeno sesampainya di dapur.
"Kakak mau buat omelette nih hehehe", jawab Ka-waila sambil sedikit nyengir.
"Mau aku bantu kak?".
"enggak usah, enggak usah. Kakak bisa sendiri kok Zeno, tenang aja".
Zenopun segera duduk di bangku meja makan sambil tersenyum melihat kakaknya yang sangat bersemangat pagi ini.
Setelah Zeno melihat Kawaila bergulat dengan beberapa peralatan dapur selama 20 menit, akhirnya makanan yang telah disiapkan Kawailapun segera disajikan.
"Jajangggg ini dia, omelette ala kak Ila", ucap Kawaila bangga.
"Wahh kak Ila hebat nihh! Keliatannya juga enak".
"Ehehehe iya dong hebat.. Kak Ila kan sayang Zeno", ucap Kawailapun spontan sambil tertawa kecil.
Zeno yang mendengarnya, seketika terdiam seperti batu. Jantungnya kembali berdetak tak karuan.
Kawaila yang melihat Zeno terdiampun segera mengambil sendok dipiring Zeno dan segera menyendokkan potongan omelette kearah mulut Zeno.
"Aaa...", ucap Kawaila sambil memperagakannya dengan mulutnya.
"Ehh... Aaa...", spontan Zeno yang sedikit terkejut.
"Zeno kenapa bengong? lagi mikirin apa sih?".
"Ehh? Zeno gak bengong kok kak".
"Tapi tadi Zeno barusan bengong".
"Eng.. enggak kok kak".
"Iya, Zeno tuh bengong tadi..".
"Ihh kakak... Zeno tuh gak ada bengong kakakkkk".
"Bengonggg, Zeno tuh tadi bengong...".
"Enggak kakak. Zeno gak bengong..".
"Ihh yaudah deh", ucap Kawaila cetus dengan nada bercanda.
"Kakak... Kak Ila marah ya sama Zeno?".
"Enggak kok", jawab Kawaila masi dengan gaya cetus dan nada bercandanya.
"ihh kak Ila jangan marah dong. ya.. ya...", pinta Zeno sambil berdiri dari tempat duduknya dan segera memeluk Kawaila dari arah belakang.
Kawaila yang merasa gelipun langsung memutarkan arah tubuhnya agar berhadapan dengan Zeno dan segera memeluknya dengan erat.
"Ehehehe kakak gak marah kok. Kakak bercanda aja tadi", balas Kawaila.
Lagi dan lagi, jantung Zeno berdetak tak karuan.
"Huhuhu jantung, kumohon...." -Zeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER COMPLEX?
Teen Fiction"Kakaaaak... jangan tinggalin aku :"( ". -Zeno Ney "Hahaha kakak gak kemana-mana loh dek, cuma ke dapur aja mau ambil minum". -Kawaila Ney #19 in sistercomplex [12/07/2000]