Kawaila menepuk-nepuk dada Zeno, mengisyaratkannya untuk menghentikan ciumannnya.
"Mm.. mmmm.. mmm...", Kawaila masih berusaha menghentikan Zeno.
Zeno yang tiba-tiba tersadar akibat pukulan Kawaila yang semakin keraspun segera melepaskan ciumannya.
Diam menyelimuti mereka. Nafas yang ditarik dalam-dalam dan dikeluarkan secara cepatpun menjadi satu-satunya kegiatan yang mereka lakukan selama beberapa detik.
"Mm.. Ze.. Zeno.. Mmm.. Hub.. hubungin Ze.. Zeno kalo kakak u.. uda selesai ya..", ucap Zeno terbata-bata sambil menggaruk-garuk tangannya yang tak gatal dengan tangan yang satunya hingga mengubah suasana diam tadi menjadi suasana canggung.
Zenopun segera pergi meninggalkan Kawaila yang masi diam ditempat.
.
.
.
.
.
"Heyy, Kok diam aja", suara yang akhirnya menyadarkan Kawaila dari rasa terkejutnya yang belum hilang."Ee ehh.. lo?".
"Iya ini gue. Lo ngapain sih bengong disini?".
"Eh? Enggak ahh siapa juga yang bengong. Gue lagi nungguin teman nih".
"Bukannya teman lo yang barusan pergi ya?".
"Haa? Siapa? Bukan ahh. Yaudah gue masuk kelas deluan ya, bye", segera Kawaila melangkahkan kakinya pergi menjauh.
"Bukannya tadi lo bilang lagi nunggu teman lo ya?", langkah Kawailapun terhenti paksa.
Kawaila berjalan kembali mendekat.
"I.. Iya, gu.. gue lagi nunggu teman gue", jawab Kawaila sedikit terbata-bata.
"Trus teman lo mana? Kok udah mau pergi aja?".
"Ehh? Ituu... Kan lo teman gue!.. Gue daritadi tuh nungguin lo.. Lo kok lama banget sih datangnya?!", jawab Kawaila spontan dengan nada mengintimidasi.
"Kok lo jadi marah sih?".
"Ha? siapa yang marah sih?".
"Itu lo marah".
"Ha? Gue gak ada marah... Ya udah yokk", dengan spontan Kawaila menggenggam tangannya dan menariknya pergi mengikuti dirinya.
.
.
.
.
.
Sesampainya di kelas Kawaila akhirnya sadar kalau dia menggenggam tangan pria itu dan segera melepasnya."Mmm..", gumam pria itu.
"Ehh iya.. Lo kan gak sejurusan sama gue, ngapai gue bawak lo kesini ya?", tanya Kawaila kepada dirinya sendiri.
"Hehe.. Ehmm.. kenalan dulu aja kalo gitu", sarannya setelah tertawa kecil melihat tingkah Kawaila.
"Ahh oh iya, kita belum kenalan ya. Gue Kawaila. Hmm.. gue jurusan administrasi bisnis", balas Kawaila sambil menjulurkan tangan kanannya meminta untuk disambut juga dengan tangan kanan pria itu.
"Gue Greey, jurusan psikologi", balasnya sambil mejulurkan tangannya ke tangan Kawaila lalu menggerakkannya secara perlahan keatas dan kebawah
"Nice to know you".
"Me too".
"Eh btw gue balek ke kelas ya, keburu masuk ntar", lanjutnya."ahh iya".
"bye", ucapnya sambil berjalan menjauh dengan tangan yang melambai ke arah Kawaila.
Kawaila hanya tersenyum sambil membalas lambaian tangannya.
.
.
.
.
.
"Uwaaaa ujiannya susah banget sih", keluh Nara, sahabat Kawaila."Makanya belajar dong sayang".
"Lo gak usah bilang juga gue udah belajar mati-matian... lo aja yang gak tau".
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER COMPLEX?
Teen Fiction"Kakaaaak... jangan tinggalin aku :"( ". -Zeno Ney "Hahaha kakak gak kemana-mana loh dek, cuma ke dapur aja mau ambil minum". -Kawaila Ney #19 in sistercomplex [12/07/2000]