C5-Freaky

5 1 0
                                    

Hai perkenalkan namaku Marshelia Bintang Edylin, hobiku adalah hobi yang menjadi alergi semua orang yaitu membaca novel ataupun apapun itu yang penting semuanya bertemakan genre yang ku suka, romance.

Disinilah kisahku dimulai

Ketika aku memasuki dunia putih abu-abu ada seorang laki-laki yang membuatku tertarik, dia dingin seperti kutub utara tapi saat dia tersenyum dia berubah menjadi sosok yang misterius di mataku. Entahlah dia hadir dalam hidupku dan membuat semuannya menjadi terasa lebih berwarna.

Hari demi hari berlalu, aku semakin dibuat penasaran akan dirinya. Sosok yang diam-diam mulai aku kagumi, sosok yang diam-diam selalu aku perhatikan. Ah perasaan macam apa ini ?

Aku berjalan menyusuri koridor dengan temanku tujuannya hanya satu mengisi perut yang sudah bunyi dari tadi. Rasanya hari ini tidak terlalu mendukung untuk berolahraga karena cuaca terik dan panas dari matahari yang akan membakar kulitmu. Aku berjalan terus berjalan melewati kerumunan anak-anak lain yang sedang berbincang hangat dan tiba-tiba aku terpaku pada sesosok makhluk yang sedang bergurau dan tertawa lebar dengan temannya di sudut kantin. Namun tawanya terhenti dan dia sedang melihat kearah... oh tidak, tidak mungkin.. di..dia sedang melihat kearahku dengan senyumnya yang menawan, oh tidak, boleh gak aku meleleh.. dia sangat tampan. Eh apa!? Barusan aku bilang apa!! Tampan tidak,tidak, ini tidak mungkin.

Hari Rabupun tiba, aku belajar seperti biasanya tidak ada yang berubah hanya saja aku masih sering mendapatkan godaan entah dari guru maupun teman, entahlah aku juga heran akan sikap mereka yang aku anggap sedikit berlebihan. Bel sudah berbunyi segera saja aku ambil tas lalu pergi meninggalkan kelas karena mood ku sudah hancur akibat ocehan mereka.

Saat aku berjalan menuju parkiran, aku berusaha mencari keberadaan papa ku tapi entahlah yang terlihat oleh mata justru hanya anak-anak lain yang sedang bergegas pergi meninggalkan parkiran dan kini hanya hening yang menyapaku.

"Hai...kamu lia ya ?" Tanya seseorang, tubuhku menegang mendengar suara maskulin itu. 'Bukankah itu suara kakak kelas itu ya?' Batinku mulai menerka-nerka. Rasa penasaranku kian memuncak dan saat aku melihat, ya ampun... ya ampun.. ternyata dia beneran... oh tidak, aku cantik gak ?? Ujarku dalam hati sambil gugup akibat terlalu bahagia eeh bukan, bukan ini bukan bahagia,ya aku yakin ini hanya rasa terkejut saja tak ada yang lain.

"Iya kak, kenapa ?" Tanyaku padanya.

"Ouh enggak, aku cuma mau tanya kok kamu belum pulang ? Ini kan sudah sore" Ucapnya lagi.

"Eh iya kak papah belum jemput aku kak" Jawabku sambil memayunkan bibir karena kesal.

'Ini anak kalo lagi sebel kok tambah imut ya' Batin Arkan.

"Ya udah pulang bareng yuk, belakang motor aku kosong kok" Ajaknya seraya tersenyum manis seperti gula.

'Ni orang mau tanggung jawab gak ya kalo gue kena diabetes gara-gara dia senyumin mulu' Khayalku sambil terkekeh pelan.

"Lia...lia.. mau gak ?" Tanyanya lagi.

'Yah mampus gue malah salting lagi,' Ujarku dalam hati dengan muka yang memerah akibat menahan malu yang teramat.

"Eh.. e.. lain kali aja deh kak" Ujarku sembari pergi meninggalkan parkiran dan terpaksa pulang naik angkutan umum gara-gara kuota saya sedang dalam masa kritis dan mau mati. (Wkwkw lia..lia.. itu kuota apa pasien rumah sakit pake kritis segala)

Esok harinya aku sekolah seperti biasa hanya saja sekarang aku selalu tersenyum sepanjang koridor bahkan orang-orang menatapku aneh. Entahlah semenjak kejadian kemarin akal sehatku sedikit terganggu oleh kakak kelas tampan ku itu. (Ni anak ye, belum juga pacaran lagaknya ngomong kakak kelas tampan KU lagi, Arkan kan punya autor seorang wkwkw)

Arkan berjalan pelan lalu tersenyum dan berhenti di hadapanku tepat, jantungku sedang konser dan membuat aku tambah gugup akhirnya aku lebih memilih untuk segera pergi meninggalkan dia dan berjalan menuju kelasku.

"Lia.. Lia lo harusnya sadar Arkan itu cuma anggep lo sebagai A-DI-K KE-LAS-NYA gak lebih" Rutukku dalam hati, ya mungkin aku harusnya sadar bahwa aku mungkin tak ada artinya dalam kehidupan dia. Ah sudahlah, hati ini memang rumit jika meminta untuk dimengerti bisa-bisa pala Lia botak lagi kayak ilmuan bedanya nanti Lia dapat gelarnya ilmuan memecahkan rumus cinta wkwkwk.

Bulan demi bulan berlalu lalang menyapa kehidupan kini tanggal 27 Maret, tanggal dimana papaku akan dipindah tugaskan sehingga membuatku terpaksa harus ikut bersamanya dan tinggal di rumah nenekku di Bogor, tapi aku gak mau kalo harus pergi ninggalin Bandung dan.. kak Arkan ya ampun aku harus gimana sekarang!

Aku percaya bahwa kejujuran terkadang memang pahit dan yah itu yang kini ku alami sendiri. Jika mungkin aku boleh memilih, setidaknya akan lebih baik jika aku dan dia tak pernah ada untuk bertemu tapi nyatanya rasa telah bersemi dan kian kuat untuk dirasa lebih.

Paginya aku ke sekolah seperti biasa, seakan tak terjadi apa-apa tapi aku tak bisa memungkiri bahwa aku gugup soalnya aku mau bilang ke kak Arkan kalau aku akan pindah ke Bogor bersama papa.

"Emh kak Ar" ucapku gugup sambil memainkan tangan.

"Hah kamu manggil aku apa ?" Jawabnya yang membuatku menatapnya heran karena tak mengerti maksudnya.

"Apa ?" Ucapku bingung.

"Itu tadi ?" Ujarnya lagi gemas

"Kak Ar" jawabku.

"Ciee manggil aku kak Ar, panggilan kesayanganya" goda kak Arkan yang membuat pipiku bersemu merah menahan malu dan gugup.

"Ihh kak Ar mah gak tahu ah pengen beli truk" jawabku asal

"Uluh ngambek nih ceritanya" godanya lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Ihh aku serius nih mau ngomong" ucapku dengan mimik wajah yang dibuat serius.

"Hah? Ouh kenapa? Ada masalah ?"

"Emh kak Ar aku mau pindah sekolah"

"HAH! Serius kamu ?" Tanyanya tak percaya, aku hanya bisa menganggukkan kepala. Kulirik kak Ar menghela nafas berat dan akhirnya penjelasan dari mulutku pun keluar dan mampu dimaklumi olehnya.

Ya,memang berat buatku tapi dalam kondisi apapun aku lebih peduli akan kebahagiaan orangtuaku yang seharusnya aku banggakan bukan masa SMA yang sejujurnya masih terasa semu untuk dijalani oleh kita di kehidupan nanti. Karena bagaimanapun aku tahu masa depan yang cerah dimulai dari kita dan bagaimana cara kita menghadapi cinta yang menurut kita akan merugikan atau mengguntungkan bagi kita.


Kamu sudah dewasa
Sosok yang mampu membedakan
mana yang baik untukmu dan yang tidak

E.N.D

B.&.B


The Story Never DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang