Chapter 1 - When God Made You..

29.4K 1.4K 10
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission. Just read and enjoy~

Backsound: Gun N' Roses - Patience. Chris Brown - X, Don't Be Gone Too Long ft. Ariana Grande.

Just read and enjoy~

CHAPTER ONE – WHEN GOD MADE YOU

JUSTIN MIGUEL THADDEUS


            Mataku menatap tajam pria muda di hadapanku. Ia memohon-mohon padaku agar siksaan yang ia terima tak berkelanjutan. Berarti aku munafik jika aku membiarkannya lepas dari tanganku. Dan sayangnya, aku tidak terbiasa dengan yang namanya munafik. Darah sudah melumuri wajahnya yang sekarang hancur tetapi setitik kasihan pun tak datang mengunjungiku. Kasihan tidak pantas kuberikan untuknya. Ia berlutut di hadapanku sementara dua pengawalku memegang rambut kepalanya agar pria itu dapat mendongak, melihatku. Bola matanya hampir lenyap karena matanya yang bengkak. Ia memohon padaku, meminta belas kasihanku. Tetapi jangan panggil aku Justin Miguel Thaddeus jika aku tidak menghabisinya.

Pedangku menusuk dadanya hingga menembus punggungnya. Ada rasa puas saat aku melakukannya. Seluruh amarahku rasanya berkurang sedikit, meski aku masih menginginkan lebih dari satu orang saja. Aku menarik pedangku yang sekarang berlumuran darah lalu memasukkannya kembali ke dalam sarung. Ia lalu tergeletak jatuh ke tanah dengan wajah yang mendarat lebih dulu. Dan aku tak begitu peduli. Pecundang di hadapanku ini tidak lebih dari seekor hewan hina di hutan ini. Ia menertawakanku saat aku ingin memberi kecupan bagi Abigail namun Abigail menolaknya—adikku sedang tidak dalam keadaan bagus. Seharusnya ia tidak menertawakanku. Oh, tidak, tentu saja. Ia pelayan baru di istana tetapi kelancangannya melebihi pelacur yang berani mengecupku saat aku bilang berhenti.

            Sambil menggendongnya, aku berjalan menuju danau. Danau Mayat. Begitu orang-orang menyebutnya. Untuk yang kesekian kalinya, aku akan melempar mayat di sana. Dua pendampingku akan mengawasi keadaan sekitar. Dan siapa pun saksi mata akan dibunuh. Itu merupakan peraturan yang diturunkan Ayah untukku. Aku memakai topeng, tentu saja. Tidak baik seorang pangeran didapati membunuh seseorang di hutan seperti ini. Danau Mayat ini begitu bau karena ..mayat-mayat yang mengambang di sana. Tanah terlalu berharga bagi pecundang seperti yang satu ini.

            Aku mengayunkan tubuh pecundang ini lalu melemparnya ke danau. Saat itulah telingaku mendengar suara nafas ketiga selain dua orang di belakangku. Dan sepasang mata lain sedang memerhatikanku, tetapi aku tak tahu dimana manusia itu berada. Aku menyuruh dua orang di belakangku untuk pergi lebih dulu. Dan untuk banyak alasan, mereka mematuhi apa yang kukatakan. Mataku menyapu bersih sekitarku, kecuali danau. Ilalang-ilalang bodoh di hadapanku sepertinya tak terlalu cerdas mengelabuiku karena aku dapat melihat sepasang mata sedang memerhatikanku. Sialan. Seorang gadis berambut merah! Betapa konyolnya dia? Rambut merahnya sangat mencolok diantara ilalang-ilalang berwarna kuning. Ia sadar aku sedang memandangnya dan segera ia menundukkan kepalanya.

            Segera aku beranjak dari tempat. Aku berjalan ke arahnya, tetapi tidak melewati ilalang-ilalang bodoh itu. Sebenarnya, aku bisa saja memotong ilalang-ilalang itu dengan pedang berlumuran darah, tetapi aku ingin melihat bagaimana reaksinya mendapatiku sudah tak berada di tempat. Dari belakang, aku melihatnya mengembus nafas lega. Aku menyeringai licik melihatnya yang begitu polos. Ia bangkit dari tempat sementara aku berjalan mendekatinya, berdiri di belakangnya. Tangannya yang mungil membersihkan gaun bagian belakangnya lalu mundur satu langkah.

Beautiful SlaveWhere stories live. Discover now