Ch.1 - Penculikan

312 23 0
                                    

.
.
.
.

"Yena...."

"Choi Yenaaa~~"

"Eh? Siapa kamu?"

"Aku lelaki masa depanmu.."

"Hah?"

"Lelaki masa depanmu~"

"Hah??"

"Hah hoh hah hoh, gaada yang mau nyium angokmu."

"Punya lelaki masa depan kok gini-gini amat ya. Untung ganteng."

"Yodah, lanjut-lanjut.. Yen, lop you so much."

"Lop yu tu my future lelaki."

Yena dan seseorang yang diduga-duga pria masa depannya ini langsung mendekat satu sama lain, untuk memberi pelukan penuh cinta. Namun sayang sekali...

"WOI YENA YENA YENA!! BANGUN WOI DASAR HALU. YUJINNIE TOLONG AKUUUUU!!!"
Seorang pria terdengar seperti meminta pertolongan kepada gadis bernama Yujin. Yujin pun datang dengan segelas air.

Tentu saja bukan untuk diminum.

Melainkan untuk disiram ke wajah Yena agar sembuh dari kehaluan yang entah kapan berakhirnya.

SPLASSSHH!
(Kok kayak sound effect iklan masa)

Pada akhirnya, Choi Yena berhasil keluar dari dunia kehaluan.

"Yujinnie, hati-hati menyiramnya.. kan aku juga jadi ikut basah.."

"Maaf, sunbae.. hehehe..."

[ Yena's POV ]

Aku pun membuka mata saat seseorang dengan teganya menyiramku. Padahal mimpinya menyenangkan sekali, namun orang-orang ini telah menggangguku.

Eh tunggu sebentar,

Dimana aku sekarang? Siapa orang yang kudekap ini?

Aku pun mendongak, melihat tampang seseorang yang tak asing.

Lho??

"DEMI DAGING DI KULKAS GMA**ARKET, SEUNGKWAN SUNBAENIM?? GAAAHH!"
Tanpa ba bi bu be bo lagi, aku langsung menjauh, begitu juga dengan Seungkwan sunbae.

Malu sekali hamba, apalagi pose itu bakal mengundang kesalahpahaman bagi siapapun yang melihat.

"Seungkwan sunbae, aku tidak menyangka, kau sekotor ini."
Akunya.

"Kotoorrr??? Yena-ya, kau yang mendekap ku tiba-tiba dan berhalu, aku yang dibilang kotor??? Dasar perempuan selalu benar."
Seungkwan sunbaenim pun menghela nafas panjang.

"Aku minta maaf kalau begitu.. btw.."

Kulihat pemandangan sekitar, hanya ada aku, Yujinnie, Seungkwan sunbae, dan satu pemuda yang tidak kukenal disini, di ruangan gelap yang cukup luas dan tua. Seketika aku teringat suatu kejadian, aku diculik sebelum berakhir di tempat ini. Kemungkinan saja kami berempat juga mengalami hal yang sama?

"Kita dimana, ya?"

"SELAMAT DATANG, ORANG-ORANG TERPILIH!"
Tiba-tiba saja terdengar suara seseorang dari speaker yang tersedia di ruangan.

"Orang-orang... Terpilih?"

"Ya, benar sekali. Im Jaebum, Boo Seungkwan, Choi Yena, dan Ahn Yujin. Kami memilih kalian untuk menyelesaikan satu tugas yang sangat penting. Sebelum itu, panggil aku dengan Mr. X. Apa kalian tahu apa itu kompas kesialan?"

Semuanya, termasuk aku langsung terdiam. Namun seseorang yang bernama Im Jaebum dengan santainya menjawab,

"Gatau, kan belum dikasitau."

"Sepertinya aku salah memilih anggota, ekhem, baiklah, kompas kesialan adalah sebuah kompas yang apabila dipegang maka seseorang itu akan terkena sial, bahkan ada yang sampai mati. Kami ingin kalian semua mengambil kompas itu dan memberikannya pada kami sebelum jatuh ke tangan orang-orang jahat."

Kami semua pun menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti.

"Lalu, kenapa ada yang mau mengambilnya sementara itu adalah 'kompas kesialan'?" Tanya Seungkwan sunbae.

"Entahlah, mungkin mereka ingin menggunakan kesialan itu kepada orang-orang yang tidak bersalah."

Lagi-lagi kami mengangguk, kedua mata kami terus memerhatikan speaker dengan fokus.

"Jadi, apakah kalian siap untuk melaksanakan tugas ini? Kalau kalian semua siap, aku akan memberikan lokasi dan informasi-informasi terkait misi ini. Kalau tidak... Kami tidak akan membiarkan kalian hidup karena ini adalah rahasia yang tidak diketahui semua orang kecuali kita dan... Para mafia lainnya."

Kalimat itu seolah-olah memaksa kami berempat untuk ikut serta dalam misi berbahaya ini. Namun, mau diapakan lagi, nasi telah menjadi bubur. Kami harus menjalankannya untuk bertahan hidup.

"Baiklah, kami siap..."

Itu jawabanku setelah menghabiskan beberapa sekon untuk berdiskusi. Membuat si pemilik suara dibalik speaker meloloskan tawa.

"Hoho~ kalau begitu, anak-anak muda, kontraknya akan dimulai dari... Sekarang!"

.
.
.
.

D'MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang