Ch.5 - Curahan Pagi (2)

149 12 5
                                    

.
.
.
.

"Hey kalian. Masuk ke dalam, daripada bertengkar tidak jelas di depan kamarku."

Aku berteriak di sebalik pintu, benar-benar tidak mengetahui yang terjadi setelah kulakukan itu. Perubahan yang ku ketahui, pertengkaran terhenti, diganti menjadi keheningan sejenak. Apa aku terlalu kasar pada mereka, ya?

Untuk mengecek situasi, aku membuka pintu kamar, namun alangkah terkejutnya diriku saat itu karena si maknae Yujin juga ingin membuka pintu.

Kami bertiga terdiam sejenak.

Tidak sejenak, cukup lama.

Apakah mungkin karena kami kurang dekat? Apalagi aku bukanlah tipe-tipe yang mudah berbaur dengan orang lain seperti Seungkwan.

"Uhmm.. Se-selamat pagi sunbae, boleh kami masuk?" Tanya Yena, membuka percakapan. Mau tidak mau, ku berikan anggukan kecil sebagai persetujuan. Toh, aku sendiri yang menyuruh mereka masuk tadinya.

    Beberapa sekon kami lalui dengan diam. Tidak ada yang ingin memulai percakapan. Aku pun mulai menghela nafas.
   "Jadi, apa tujuan kalian ke sini?"

Pertanyaan itu reflek di balas oleh Yujin.
   "Kami ingin membangunkan sunbae dan mengajak untuk sarapan bersama." Yena ikut-ikutan mengangguk. 

"Ah, itu, baiklah, aku akan menghampiri kalian sebentar lagi."

Jawabanku tidak disambut oleh senyuman puas dari mereka, melainkan wajah khawatir. Aku mulai menerka-nerka isi pikiran mereka.

"Sunbae.. jika ada masalah.. emm.. jangan sungkan untuk cerita sama kami ya.. siapa tahu kami bisa membantu... Fighting, sunbae." Tutur Yena tiba-tiba. Kedua mataku melebar, entah kerasukan apa mereka berkata demikian.

Aku mencoba mengingat-ingat. Ah, mungkin karena tingkahku semalam, mereka jadi khawatir. Aku mengulaskan senyum tipis.

"Hey, tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja.. sudah jauh lebih baik. Berkat kalian."

Kalimat itu sukses membuat Yena dan Yujin ikut tersenyum. Aish anak-anak ini, mengkhawatirkanku rupanya.

"Begitukah?? Baguslah! Aku akan melaporkan ini pada Seungkwan sunbae!" Dengan semangat tinggi Ahn Yujin berlari ke arah dapur, meninggalkan 'eonnie'nya berdua bersamaku.

"Aish, anak itu.. Jaebum sunbae, apa kamu benaran baik-baik saja? Tidak menggalaukan mantan eonnie lagi, kan? Aku tahu dia sangat cantik seh-- upphh!"

Apa kalian ingin tahu mengapa Yena berhenti?

Aku mencubit bibir keturunan Bebekantropus erectus ini. Benar-benar deh.

"Su-suuuuuunnnbbbbuuu..."

Wajah menggemaskan ini, membuatku tertawa kecil. Ayo mengerjai anak bebek ini.

Cubitan pada bibir kulepas perlahan.

"Haaaa... Aku jadi galau kembali mendengar itu.."

Raut khawatirnya kembali menghiasi wajah kecil itu.
   "Be-benarkah sunbae? Maafkan aku.. aku tidak akan mengulanginya lagi..."

Astaga.

Nikmatnya mengerjai orang. Haha.

Yena reflek menepuk kedua bahuku. Raut khawatir tak luput dari parasnya. "Ayo hilangkan galaumu, sunbae. Lupakan eonnie itu kalau dia mengusik hidupmu, ya ya ya ya? Kalaupun mau, biar aku yang menemanimu kencan!"

"Hahh??"

Aku melihat keseriusannya dalam berucap. Tentu saja diriku terkejut. Seperti sedang dilamar seseorang.

"Kenapa ini ti--"

"Tapi bohong." Seringai tipis Yena perlihatkan padaku. Seakan-akan ia mengetahui rencana yang kubuat. Dasar bebek.

"Sunbae, aku tahu sunbae sedang berpura-pura, aku bisa mendeteksi kebohongan. Jadi aku balas dengan kebohongan juga~" Yena tertawa kecil sebelum berlari meninggalkanku. Melihatnya berlari membuatku mengerti akan satu hal. Bahwa kebahagiaan itu bukanlah dari satu orang saja.

Aku terlalu mengharapkan kebahagiaan dari Seulgi seorang sehingga lupa dengan orang lain yang mencoba untuk membuatku bahagia.

Aku tersenyum, lalu mengejar gadis yang pergi ke dapur.

"Hoo hyung! Sudah baikan, kah? Baguslah ayo duduk di sini, aku membuat sarapan untukmu dan para maknae." Ujar Seungkwan dengan semangat tinggi. Membuatku ikut tersenyum.

.
.

[ 3rd POV ]

"Hyung."

Panggil Seungkwan saat mereka berempat sedang menikmati sarapan pagi.

"Hm?"

"Ada apa, hyung? Dari tadi malam dirimu terus diam. Benar karena gadis itu?"

Semuanya yang mendengar tersedak, terutama Jaebum yang benar-benar tidak menyangka pada saat itu.

Yena meminum susu coklatnya sebelum mengatur posisi pas untuk menyimak. Ya, dia suka rumor rumor rumor, gosip gosip gosip.

"Tidak! Aku tidak memikirkan tentang itu."

"Terus apa, sunbae?"

"Aku ingin memberitahu lebih awal, tapi tidak tega melihat kalian yang sudah kelelahan.. aku merasakan hal yang aneh.. tadi malam--"

DINGDONG

Mereka menghentikan kegiatan diskusi saat bel pintu utama berbunyi. Apa salah satu bodyguard? Entahlah, mereka belum membukanya.

"Biar aku yang membuka."

Yujin berlari ke arah pintu, di saat yang bersamaan Seungkwan mendapat pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Ckrek. Pintu dibuka Yujin secara perlahan. Lalu ia memasang wajah terkejut.

"... Hah?? Anda....."

Yena dan Jaebum mulai menoleh ke arah pintu utama.

"Ada siapa, Yujinnie?" -Yena

"Mungkin bodyguard..." -Jb

"Aku adalah temanmu? Pesan dari siapa?" -Seungkwan

.
.
.
.

Hai pembaca setia! Maaf ya diriku baru upload setelah sekian lama. Mohon jangan hujat dirikuuuu /heh

Dua chapter untuk hari ini! Kira-kira, Siapa orang yang mengunjungi mereka? Jangan lupa vommentnya! ✨❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D'MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang