3. Penculikan

10.3K 714 76
                                    

Selamat baca.
🌹🌹🌹

Aku tak memedulikan ucapan Hades. Bagiku, itu semua omong kosong. Bukan aku yang menyebabkan kecelakaan itu. Siapa yang meminta mereka ikut bersamaku hanya untuk mendapatkan berita dan menyebar gosip tentang kehidupan pribadiku? Kepalaku sudah dipenuhi banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban eksplisit. Aku tidak mau menambah beban pikiranku dengan memikirkan jurnalis-jurnalis bodoh itu lagi.

Aku arogan? Mungkin. Semua terjadi karena imbas dari teka teki yang masih melillit dan melekat kuat di benakku. Persetan dengan semuanya. Aku hanya ingin hidup tenang tanpa kejutan-kejutan aneh lagi.

Hades menghentikan mobilnya di depan sebuah butik mewah dengan brand perancang terkenal Italia. Tidak menunggunya, aku langsung masuk ke butik tersebut. Kakiku menapaki karpet persia lembut yang menjadi penutup lantai butik tersebut dan melangkah dengan anggun bak putri kerajaan. Beberapa staf butik yang mengenalku langsung berebut untuk melayani. Oh, betapa menyenangkannya hidup ini andaikan citra nakal dan murahan tidak melekat dalam diriku.

Mataku tertuju pada gaun pesta berwarna hitam berpotongan dada rendah. Gaun itu sedikit terbuka tapi tampaknya akan membuat setiap wanita yang memakainya terlihat anggun dan sedikit seksi. Aku suka. Tidak terlalu glamour tapi terlihat elegan.

Aku mencoba gaun itu di ruang ganti dan tersenyum-senyum sendiri menatap cermin di sekelilingku. Gaun ini cocok sekali di tubuhku. Gaun ini memang memperlihatkan sebagian payudaraku yang bulat dan kencang, tapi aku rasa ini hal yang biasa. Justru, kebanyakan wanita ingin memamerkan bagian terindah tubuhnya, bukan?

Tak ingin berlama-lama, aku meminta bantuan seorang staf perempuan untuk membantu membuka resleting belakang gaun ini. Namun, tiba-tiba Hades menerobos masuk ke ruang ganti dan langsung mencekal tanganku, lalu menarikku ke luar dari sana.

"Hades, apa-apaan sih?!" Aku meluapkan emosiku.

"Tidak ada waktu lagi untuk diskusi. Aku jelaskan nanti dalam perjalanan." Hades terus menarik tanganku sambil berjalan menuju ke pintu keluar.

"Sebentar! Aku belum membayar pakaian ini!" seruku sambil menunjuk pada gaun yang masih aku kenakan.

Hades menghentikan langkahnya persis di depan meja kasir. Secara otomatis langkahku pun ikut terhenti. Ia kemudian menjentikkan jarinya ke si kasir. Wanita yang duduk di balik meja tersebut menatap Hades tanpa berkedip. Entah terpesona oleh ketampanan dan keseksian pria ini atau malah takut melihat tatapannya yang seperti singa liar. Aku tidak tahu pasti. Yang pasti, wanita itu hanya bengong melihat Hades.

"Masukan ke tagihanku," ujar Hades.

"B-baik, Tuan Smith," balas wanita itu dengan sedikit gugup.

Gila, pesona si pengawal ini begitu dahsyat. Iya, setidaknya begitu yang kukira.

"Hades, katakan ada apa sebenarnya?" Aku terus memaksa Hades untuk menjawab pertanyaanku sampai kami tiba di pelataran parkir. Angkuhnya Hades, dia tidak menjawab. Sangat mengesalkan.

Hades membuka pintu Jaguarnya di sisi penumpang lalu memintaku masuk dengan isyarat matanya. Tiba-tiba saja perasaanku menjadi tidak enak. Kenapa Hades tiba-tiba sepanik ini? Apakah kepanikannya ada hubungannya denganku? Entahlah. Dia tetap bungkam.

Hades menginjak pedal gas. Mobil yang dikendarainya melesat cepat ke jalan utama. Wajah pria ganteng yang berada di balik kemudi ini tampak begitu tegang. Aku semakin tak sabar ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.

"Hades, ada apa?!" Aku sedikit meninggikan nada bicaraku.

"Ayahmu berada di rumah sakit. Dia mengalami serangan jantung."

DIVERSION (The Sexy Bodyguard) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang