Semua di mulai pada Kota Tangerang 26 Juni 2002 di ujung senja, menghilang entitas yang sangat aku cintai untuk saat itu.
Dia seorang gadis berkaca mata berbentuk seperti roda, kaca mata yang digunakan berwarna bulu gagak.
Jika kalian tahu bagaimana indahnya kupu-kupu yang baru saja keluar dari kepompong ya seperti itu lah dirinnya.
Dia entitas yang telah membuat manusia ini merasakan seperti apa rasanya dibutuhkan di Dunia yang fana.
Ini hanya sekumpulan pesan yang kubuat untuknya selama berhari-hari bahkan sampai bertahun-tahun untuk sekedar mengenangnya.
Jadi ketika kalian membaca ini jangan berharap terlalu tinggi setinggi harapan kalian untuk gebetan kalian, bahwa ketikan ini seperti novel yang membuat benci jadi rindu.
Oh iya lupa....
Terlalu seru menceritakan bagaimana menakjubkan dirinya sampai lupa memperkenalkan jati diri, perkenalkan aku Rajul Alqamama hanya seorang manusia yang ditinggalkan seorang gadis yang lugu juga lucu, ya walaupun gadis itu sering tidak jelas.
Jadi kita mulai dari catatan hari pertama yang ia tinggalkan untuk ku yang dituliskan di secarik kertas kusam dan tidak layak pakai, tetapi setelah kulihat rangkaian kata yang dibuatnya cukup menyentuh....
"Aku menyerah, saatnya pergi!! Kamu ramah tetapi kepada semua manusia. Mungkin aku saja yang cepat merasa special, aku pergi." Tulisnya dalam kertas itu.
Dia juga menuliskan kemana tempat yang ia tuju selanjutnya ia menuliskan....
"Aku akan pergi ke Kota Kembang, ingin kerumah bibi melupakan sejenak hiruk pikuk Kota Tangerang." Tambahnya dalam kertas itu.
Sedikit sedih membacanya, soalnya aku manusia introvert yang cuek kepada semua manusia, sangat tidak logis alasannya pergi. Sebelum mencarinya aku menyiapkan buku yang akan kuisi pesan singkat untuknya.
_________________________________________________
Lembar pertama halaman pertama :
"Hey Mata Empat bukan perihal rasa, namun perihal aku yang ingin dianggap ada."
[17:30, 26 Juni 2002]
_________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Singkat Untuk Mata Empat
Novela Juvenil"Pernah sekali, aku lupa berhenti sampai tak sadar kalau yang kugenggam sudah hilang dari kilometer 06. Kala itu aku sudah berada di kilometer 26, aku kembali ke kilometer 06. Namun, aku tak menemukan mata empat yang ku genggam. Kurasa inilah siklus...