Kembali(2)

12 3 1
                                    

Kisah perjuangan konyol ini dimulai lagi.....

Ya kemarin Aku beristirahat di teras masjid, cukup lelah kemarin seperti berharap pada ketidakpastian.

Jadi ingat kata Emak.....

"Wey Jul elu kalo emang ngerasa tuh cewe jodoh elu, kejar Jul berjuang Jul. Berhenti kalo sendal elu putus" Kata Emak.

Maklum Emak asli Betawi, jadi bercakap ria dengan Emak itu cukup seru. Tetapi menurut manusia awam pasti percakapan antara anak dan orangtua itu yang cukup tidak jelas.

Kembali dalam titik perjuangan, perjalanan untuk mencari ketidakpastian. Setelah beribadah subuh, Aku mencoba kembali mendatangi Perumahan Selaras Alam lokasi titik Mata Empat yang kucari...

"Selamat pagi Pak!! Saya ingin ke Blok A No.26. Lah kok Bapak nya beda dengan yang kemarin?." Ucapku seperti mba-mba layanan servis.

"Pagi!! Oh jadi disini itu ada 2 waktu kerja, ada pagi & sore, nah saya petugas pagi. Ada urusan apa ya?." Ucapan Bapak penjaga gerbang dengan penuh tanya.

"Oh gitu, saya ngin mendatangi rumah Bibi(Pembohongan) saya." Ucapku secara terpaksa.

"Oh kamu keponakan nya, sebentar saya telepon terlebih dahulu untuk memastikan." Jawab Bapak penjaga gerbang.

Pada saat itu jantung berdetak, seperti terjun dari pohon tauge. Karena pertama kali aku berbohong kepada Bapak penjaga gerbang. Kenapa tidak langsung diijinkan masuk saja sih!!!.

Note : Jika tidak tau apa itu pohon tauge kalian searching sendiri dah.

"Selamat pagi!! Ini saya Bapak Sukimin penjaga gerbang depan, jadi gini ada anak laki-laki mengaku keponakan Ibu." Ucap Bapak penjaga gerbang ditelepon.

Akhirnya Aku tau nama bapak penjaga gerbang pagi, di seragam nya tidak ada namanya sih. Sepertinya Bapak ini tidak percaya dengan ucapan Aku.

"Pagi! Iyah, oh ya siapa namanya?." Jawab Bibi Mata Empat.

Bapak Sukimin pun menanyakan namaku, dan ku jawab pastinya.

"Namanya Rajul, Bu."

"Rajul!!." Jawab Bibi Mata Empat dengan nada terkejut.

Sepertinya Mata Empat telah menceritakan tentangku ke Bibinya, jadi Bibi Mata Empat terkejut ketika tau Aku mendatangi rumahnya.

"Iya Bu namanya Rajul." Ucap Bapak Sukimin seperti memastikan.

"Tolong Bapak ijinkan dia masuk ya." Jawab Bibi Mata Empat.

Akhirnya Aku bertemu Bibi Mata Empat.

"Assalamualaikum." Salamku.

"Waalaikumussalam, oh ini Rajul silahkan masuk dahulu." Jawab Bibi Mata Empat.

"Eh tidak apa-apa Bi saya hanya ingin bertemu Mata Empat."

"Iya Bibi tau tetapi Mata Empat sudah pergi tadi pagi, mendingan kamu masuk dulu."

"Hah pergi kemana ya Bi?!!!." Terkejut.

"Iya masuk dulu nanti Bibi beritahu."

Ternyata Mata Empat sudah pergi, apakah pulang kerumah?.

"Jadi kemarin Mata Empat cerita ke Bibi lama sampe bibi ngantuk, katanya dia udah mengakhiri hubungannya sama kamu, bener kan?" Tanya Bibi juga menjelaskan.

"Oh iya Bi tetapi Mata Empat memutuskan secara sepihak Bi dan pergi tiba-tiba itu juga dia sampaikan lewat surat, nih saya bawa suratnya. Saya kesini karena mau bertanya langsung dengannya." Ucapku seraya memberikan surat berisi huruf yang dirangkainya sedemikian rupa.

"Oh Mata Empat bilangnya cuma udah putus, Bibi tidak tau kalo masalahnya begini."

"Iya Bi, oh iya suami Bibi PNS yah saya diberitahu Mata Empat."

"Iyah, nah Mata Empat pergi untuk bertemu dengan suami Bibi."

"Hah! Memangnya suami Bibi tidak disini?."

"Iya suami Bibi di tempatkan dinasnya di Bali. Jadi Mata Empat kemarin memesan tiket pesawat untuk mengunjungi sekaligus berlibur."

"Oh gitu ya Bi."

Perjalanan melelahkan ini diakhiri titik buntu, bukannya Aku tidak ingin bertemu dengan nya tetapi kembali kedalam masalah biaya. Bisa dibilang Mata Empat dari keluarga berada sedangkan Aku hanya dari keluarga sederhana.

Yah Aku sudah bertanya pada Bibi kapan Mata Empat pulang, gadis itu pulang pada tanggal 12 Juli. Harus menunggu cukup lama.

Aku masih curiga kenapa Mata Empat ingin mengakhiri ikatan ini, tapi teringat kalimat terakhir yang Aku dengar dari Mata Empat...

"Hey bau, sepertinya Aku harus kembali. Perjalanan sudah cukup jauh." Kalimat terakhir Mata Empat dipenghujung lelap.

Ucapan Mata Empat memiliki kaitan dengan peristiwa ini. Mata empat selalu bilang bahwa Aku manusia aneh yang tuhan kirimkan untuk menganggu kehidupan nya.

Dia juga bingung kenapa tuhan menitipkan manusia jelek dan aneh seperti ku. Mata Empat selalu bilang...

"Kenapa harus aku, kenapa?!!!."

Ya entah ikatan yang kami bangun selama 6 tahun akan menghilang seperti Mata Empat ditelan Kekeyi(Bercanda) vakum, kita tunggu saja Mata Empat kembali seraya menjelaskan ikatan yang mulai putus ini.

Sepertinya beberapa hari kedepan akan sedikit sulit dengan rindu yang membeludak seperti Bumi yang diisi oleh manusia yang penuh ambisi, menyusahkan memang mau gimana lagi.

Mungkin aku harus berhenti menuliskan pesan singkat untuknya?........

_________________________________________________

tak terasa indahnya sudah berlalu lama
dengan bayang sejuta memori,
rindu segunung dibahu tak kian berlalu.

ada harapan?
tentu tidak ada yang tau pasti
tidak ada yang tau pasti apa alasan Tuhan,
memisahkan tuan dan puan yang masih saling membisu hatinya
juga saling membohongi hati masing-masing.

memisahkan dengan tujuan mengikhlaskan,
atau memisahkan dengan tujuan bersabar dahulu dipertemukan "lagi" kemudian?.

apa akan berakhir menjadi memori abadi?.
atau berakhir dengan rindu yang terbayarkan?.

Ya ini arahan tuhan.

[12:58, 28 Juni 2002]

_________________________________________________

Pesan Singkat Untuk Mata EmpatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang